Hari Pertama Vaksinasi, Gagap Siap Distribusi
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 13 Januari 2021 19:15 WIB
"Kami tidak mau 150 juta vaksin anak-anak terganggu. Sekarang terus terang belum selesai," ujar dia dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 13 Januari 2021.
Buktinya, pada pengiriman pertama, dari jatah 1,2 juta vaksin Covid-19 untuk 34 provinsi, ada delapan daerah yang tidak bisa menampung jatah vaksin tersebut. "Terus terang kami agak panik. Karena kapasitas mereka sudah penuh dan di kita enggak terdaftar itu penuh," ujar dia.
Masalah infrastruktur juga menjadi sorotan Budi. Budi mengatakan distribusi dari tingkat provinsi ke fasilitas kesehatan di daerah tidak bisa dipantau secara langsung layaknya distribusi dari PT Bio Farma (Persero) ke provinsi. Padahal, tutur dia, suhu vaksin harus terus dijaga. Pada vaksin Sinovac, misalnya, suhu harus dijaga pada kisaran 2-8 derajat Celcius untuk menjaga kualitas vaksin.
"Di Bio Farma kita bisa lihat at anytime, detik by detik, secara online kemana bergerak suhu keliatan. Tapi begitu serah terima ke provinsi, data itu hilang," ujar Budi. "Jadi dari provinsi ke kabupaten-kota, dari kabupaten-kota ke puskesmas, kita harus bergantung ke sistem manual."
Sistem manual di setiap wilayah pun, menurut dia, bervariasi tergantung perhatian pemerintah setempat. Artinya, ada sistem yang terjaga baik, ada pula yang tidak diperhatikan. "Yang saya khawatir, kalau logistik ini enggak baik, kita enggak tahu sampai sana (vaksin) masih bagus atau rusak," ujar dia.
Budi dan jajarannya masih memutar otak mencari cara distribusi vaksin itu bisa selesai pekan ini. Saat ini, kata dia, distribusi vaksin sudah berhasil menjangkau 34 provinsi, meskipun ada beberapa provinsi yang kurang kapasitas gudangnya.
<!--more-->