Urgensi Injak Rem Darurat di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Reporter

Adam Prireza

Sabtu, 26 Desember 2020 14:12 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Penambahan kasus konfirmasi Covid-19 harian di DKI Jakarta beberapa hari terakhir, tinggi. Pada Rabu, 23 Desember 2020 Dinas Kesehatan DKI mencatat ada penambahan sebesar 1.954 kasus konfirmasi positif Covid-19.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, merinci, 1.552 kasus baru hari itu berasal dari hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR). "Sedangkan 402 kasus lainnya merupakan akumulasi data dari 1 laboratorium TNI selama 10 hari terakhir," kata Dwi

Sehari setelahnya, Kamis, 24 Desember 2020, penambahan kasus Covid-19 harian di Jakarta tercatat sebanyak 1.933 kasus. Sebanyak 1.661 kasus di antaranya berasal dari hasil tes PCR dan 272 kasus dari laporan 1 laboratorium swasta selama sepekan terakhir yang baru diterima Pemerintah DKI.

Kemarin, Jumat, 25 Desember 2020, penambahan kasus Covid-19 harian di Ibu Kota 2.096 kasus. Dwi mengatakan 1.594 kasus di antaranya berasal dari hasil tes PCR, sementara 502 kasus lainnya merupakan akumulasi data dari dua laboratorium swasta selama sembilan hari terakhir yang baru dilaporkan. Selama tiga hari terakhir ini tercatat penambahan kasus Covid-19 di Jakarta sebanyak 5.983 kasus.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan Pemerintah DKI Jakarta seharusnya sudah menarik rem darurat sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi yang habis pada 21 Desember 2020. Tapi, Pemerintah DKI malah memperpanjang PSBB transisi hingga 3 januari 2021.

“Harusnya sudah ditarik rem darurat pekan lalu, tapi, ini tidak,” kata dia saat Tempo hubungi lewat sambungan telepon, Sabtu, 26 Desember 2020. Pertimbangannya adalah kapasistas fasilitas kesehatan penampung pasien Covid-19 sudah melebihi 80 persen.

“Saya takut kalau tiba-tiba mendadak penuh,” kata Tri. Per 20 Desember 2020, sebanyak 85 persen atau 5.691 tempat tidur dari total 6.663 tempat tidur isolasi di 98 rumah sakit rujukan Covid-19 telah terpakai.

Untuk tempat tidur ICU harian di 98 RS rujukan telah terisi sebesar 80 persen. Rinciannya, sebanyak 772 dari total kapasitas tempat tidur ICU harian sebanyak 907 tempat tidur telah terpakai.

Tri mengatakan Pemerintah DKI perlu menambah fasilitas kesehatan untuk menampung para pasien Covid-19. Jangan sampai terjadi kekacauan masyarakat akibat tidak tersedianya fasilitas untuk merawat mereka yang terpapar Covid-19.

Wisma apa pun bisa dijadikan fasilitas pelayanan kesehatan darurat. Tenaga kesehatannya bisa menggunakan relawan. “Tidak mudah memang dan itu harus dilakukan dalam kondisi darurat. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?” kata Tri.

Sebelumnya ia memprediksi bakal terjadi lonjakan kasus Covid-19 tingkat menengah di Ibu Kota pascalibur Natal dan tahun baru. Ia mengatakan pada awal tahun depan peningkatan setiap harinya bisa mencapai 2.200-2.500 kasus.

Menurut Tri, peningkatan bakal terjadi karena banyak warga yang tetap mudik dan memanfaatkan libur panjang akhir tahun untuk ke luar kota.

Risiko peningkatan juga semakin tinggi karena masyarakat abai terhadap protokol kesehatan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Pemerintah sudah pada lampu kuning untuk ekstra hati-hati.

Pemerintah harus diingatkan bahwa penularan Covid-19 yang tinggi beberapa hari terakhir ini sudah bukan efek libur panjang, “Tapi, karena minimnya kesadaran dan pelacakan," ujar dia.

Desakan agar Gubernur Anies Baswedan menarik rem darurat juga datang dari legislator. Ketua Komisi bidang Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengatakan angka penularan kasus kini telah mengkhawatirkan. Selain itu, rem darurat perlu diambil lantaran fasilitas kesehatan di Ibu Kota sudah mulai penuh.

Advertising
Advertising

“Indikator untuk menarik rem darurat harusnya sudah bisa dilakukan,” kata dia saat dihubungi pada Selasa, 22 Desember 2020. Terlebih, kata Mujiyono, ada momen libur Hari Raya Natal 2020 dan tahun baru 2021, di mana potensi penyebaran Covid-19 akan meningkat.

Ia mengatakan Pemerintah DKI tak dapat selamanya bergantung pada peningkatan jumlah fasilitas kesehatan di Ibu Kota. Langkah paling tepat, menurut dia, adalah pemerintah segera mengatur pergerakan orang di Jakarta. “Karena keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum yang tertinggi, kami menyarankan pemerintah untuk segera memperketat PSBB,” kata Mujiyono.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Wilayah DKI Jakarta Slamet Budiarto meminta masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebelum tempat isolasi terisi penuh. Slamet mengatakan, banyak warga yang tak mematuhi protokol kesehatan.

Dia mencontohkan juru masak di restoran yang tak menutupi hidung dan mulutnya dengan masker. "Sekarang kan sudah 80-90 persen (tingkat keterisian fasilitas kesehatan). Ini sudah lampu kuning," kata dia saat dihubungi, Selasa malam, 22 Desember 2020.

Jika masyarakat tak disiplin, dia mengingatkan pemerintah untuk menegakkan aturan dengan memberikan sanksi bagi pelanggar. Namun, mau tak mau harus ada pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB apabila dua aspek itu tidak dijalankan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan pemerintah terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan fasilitas penampung pasien Covid-19 di Ibu Kota.

Menurut Riza, Pemerintah DKI menyiapkan wisma di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan; Koja, Jakarta Utara; serta kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). “Bahkan bila dimungkinkan juga kami sudah siapkan GOR di Jakarta sebagaimana arahan gubernur,” ujar Riza di Markas Kodam Jaya, Rabu, 13 Desember 2020.

Tiga wisma yang dimaksud Riza adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC), Graha Wisata TMII, dan Graha Wisata Ragunan. Namun, hingga kini JIC belum dapat digunakan untuk isolasi.

“Tempat lainnya ada. Kami sudah siapkan. Jadi di Jakarta tidak kekurangan lah, ya.” Namun, Riza tak memberikan jawaban yang jelas ketika ditanya perihal potensi pengambilan kebijakan rem darurat. “Semuanya masih dikaji.”


ADAM PRIREZA | IMAM HAMDI | LANI DIANA | TEMPO.CO

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

3 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya