Muncul Tren Gowes Selama Pandemi, Terbitlah Begal Sepeda
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Endri Kurniawati
Sabtu, 24 Oktober 2020 14:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah meningkatnya tren gowes selama pandemi Covid-19, begal sepeda mengintai warga Ibu Kota. Menurut Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Antonius Agus Rahmanto, kegiatan bersepeda kini bahkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban. "Karena sudah menjadi gaya hidup, mungkin ini pandangan pelaku (begal sepeda), mereka melihat pesepeda sebagai orang berada," kata Agus melalui sambungan telepon, Jumat, 23 Oktober 2020.
Pernyataan Agus senada dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo yang mencatat adanya lonjakan jumlah pesepeda selama pandemi. Peningkatan terjadi khususnya saat pemerintah daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi I. Saat itu, banyak pekerja yang sudah boleh kembali ke kantor.
"Survei Intitute For Transportation and Development Policy menyatakan terjadi peningkatan jumlah pengguna sepeda 1.000 persen," ujar Syafrin seperti dikutip Koran Tempo edisi 15 Juni 2020.
Penelitian ITDP menghitung jumlah pesepeda di tiga lokasi, yakni Halte Dukuh Atas 1, Gelora Bung Karno, dan Sarinah, Jakarta Pusat pada Jumat dan Sabtu di awal pekan kedua bulan Juni 2020. Hasilnya menunjukkan bahwa pada 11 Juni 2020 pukul 06.30 hingga 08.00, terdapat 586 pesepeda yang melintas di Halte Dukuh Atas 1. Dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya pada 23 Oktober 2019 di jam yang sama, hanya ada 268 orang pengayuh pit di halte itu.
Peningkatan jumlah pesepeda juga terjadi di Halte Sarinah. Pada 6 November 2019 pukul 07.00 hingga 08.00, jumlah pesepeda yang melintas di halte itu hanya 53 orang. Namun pada 10 Juni 2020 di jam yang sama, terdapat 161 pengayuh sepeda di Halte Sarinah.
Seiring dengan lonjakan angka pesepeda, belakangan ini, pengakuan-pengakuan dari pesepeda yang menjadi korban begal muncul di media massa. Salah satu korbannya adalah aktor Anjasmara Prasetya.<!--more-->
Informasi Anjasmara jadi korban begal sepeda dikabarkan oleh putrinya, Amanda Annete melalui akun media sosialnya. Dalam video di Instagram, aktor film Si Cecep itu berujar, peristiwa yang menimpanya terjadi pada Senin, 19 Oktober 2020 pukul 07.30.
"Dia pegang-pegang baju gue, ngapain nih orang pegang baju gue. Astaga, kayanya mau ambil handphone, gue baru sadar," ujar Anjasmara dalam video itu.
Sadar sedang menjadi korban begal, Anjasmara kemudian berusaha memukul pelaku yang saat itu berada di atas motor dengan tangan kiri. Namun itu justru membuatnya terjatuh dari sepeda. Akibatnya pundak kirinya terluka sehingga harus diperban.
Ajun Komisaris Besar Antonius Agus mengatakan hingga saat ini belum ada laporan polisi yang dibuat oleh korban begal sepeda, termasuk Anjasmara. Laporan tidak di terima polisi baik pada tingkat Polres Jakarta Selatan maupun Polsek jajarannya. "Tetapi kami tidak menampik bahwa memang ada kejadian."
Agus mengatakan, polisi masih mengumpulkan keterangan dari beberapa orang terkait kasus begal sepeda di wilayahnya. Di samping itu, Polres Jakarta Selatan dan jajarannya juga sudah membuat dua satuan tugas atau Satgas. Masing-masing tim memiliki tugas sebagai pencegahan dan pengungkapan kasus.<!--more-->
Pelaksana tugas Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan itu mengatakan, dari pantauan sementara, pola begal sepeda ini terbilang cukup sederhana. "Kejadiannya semua pagi dan di jalan protokol."
Menurut Agus, para pelaku sejauh ini tidak terdeteksi mengincar sepeda-sepeda khusus milik korbannya. Dia memperkirakan, aksesori yang dipakai oleh pesepeda lebih dijadikan acuan oleh pelaku kejahatan. "Kami sarankan jangan memakai aksesori yang berlebihan."
Selain menyarankan agar tidak memakai aksesori berlebihan, Agus mengimbau para pesepeda agar berkegiatan secara kelompok. Dia mengingatkan bahwa kegiatan bersepeda bagaimana pun juga dilakukan di tempat umum, tidak seperti olah raga lain yang dilakukan di tempat khusus, seperti gelanggang atau stadion.
"Kembali ke kita masing-masing. Kita (bersepeda) berbarengan dengan jalan umum."
Ketua Komunitas Bike to Work (B2W) Putut Soedarjanto mengkritik maraknya pemberitaan yang memunculkan kesan seolah-olah kegiatan bersepeda menggunakan peralatan mewah, atau penggunanya membawa benda-benda mahal. Kesan dalam berita-berita seperti itu, menurut dia, justru memancing tingginya kriminalitas begal sepeda.
"Tidak semua sepeda itu mahal, jauh lebih banyak yang murah dan jauh lebih banyak pengguna sepeda orang-orang biasa, yang dalam kesehariannya hidup penuh kesederhanaan," kata Putut melalui pesan teks pada Sabtu, 24 Oktober 2020.
Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, Ahmad Sahroni meminta Polri melakukan patroli khusus demi membasmi begal sepeda. Dalam banyak unggahan di Instagram pribadinya, Sahroni memang terlihat aktif bersepeda.
Menurut Sahroni, seiring dengan meningkatnya pengguna sepeda karena pandemi, meningkat juga angka kriminalitas terhadap para pesepeda. “Ini bahaya banget, karena sepeda sedang diminati banyak kalangan, dari sepeda rekreasi, hingga olah raga," kata Sahroni, Selasa, 20 Oktober 2020.
M YUSUF MANURUNG | KORAN TEMPO | ANTARA