Omnibus Law Sah, Bukti Investor Lebih Ditakuti Ketimbang Barisan Buruh?
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 7 Oktober 2020 21:52 WIB
Kekhawatiran berikutnya disuarakan oleh sekumpulan investor global, antara lain Aviva Investors, Legal & General Investment Management, manajer aset yang berbasis di Belanda Robeco, serta manajer aset terbesar di Jepang Sumitomo Mitsui Trust Asset Management. Secara keseluruhan mereka adalah 35 investor global dengan total aset kelolaan mencapai US$ 4,1 triliun.
“Meskipun kami menyadari perlunya reformasi hukum bisnis di Indonesia, kami memiliki kekhawatiran tentang dampak negative dari tindakan perlindungan Lingkungan tertentu yang dipengaruhi oleh Omnibus Law untuk menciptakan pekerjaan,” ujar Senior Engagement Specialist Robeco, Peter van der Werf, perwakilan komunitas investor tersebut.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan substansi pasal-pasal di dalam Omnibus Law Cipta Kerja secara gamblang semakin menunjukkan tingginya ketergantungan Indonesia terhadap investor. “Omnibus law mencerminkan daya tawar pemerintah rendah dan pemerintah tidak percaya diri menghadapi investor, sehingga membuat mereka harus memberikan hampir semua yang diminta investor,” ujarnya.
<!--more-->
Belum lagi, gelombang penolakan yang masih terus disuarakan berpotensi berdampak pada kredibilitas pasar keuangan domestik, baik di pasar saham maupun pasar uang. “Investor tampak masih wait and see, karena dengan adanya banyak penolakan menggambarkan ini bukan sesuatu yang baik.”
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengklaim Omnibus Law Cipta Kerja menarik lebih banyak proyek investasi asing langsung masuk ke Indonesia.
“Selama ini memang masih ada keluhan dari investor utamanya terkait perizinan. Sekarang Omnibus Law memberikan kepastian bahwa izin dapat diberikan dan dilayani dengan cara yang cepat, mudah, dan pasti,” kata Bahlil. Tak hanya itu, Omnibus Law diyakini bakal memudahkan operasional investor asing di dalam negeri, sehingga bakal menyerap lebih banyak tenaga kerja.
CAESAR AKBAR | YUSUF MANURUNG | VINDRY FLORENTIN | GHOIDA RAHMAH