Prahara Lebanon, Politik Sektarian Ditunggangi Koruptor dan Intervensi Asing

Selasa, 29 September 2020 12:29 WIB

Logo Te.co Blank
mengiyakan permohonan warga Lebanon itu. Namun dua hari lalu Macron kesal karena upaya membantu Lebanon untuk membentuk pemerintahan baru setelah dua perdana menteri mundur dalam tempo tak sampai 6 bulan lamanya setelah diangkat, Hassan Diab dan Mustapha Adib, tidak membuahkan hasil. Batas waktu yang disepakati untuk membentuk pemerintahan baru terlewati.

Macron menuding para pemimpin Lebanon mengkhianati janji mereka sendiri untuk membentuk pemerintahan baru. Semua faksi disebut mengutamakan kepentingan masing-masing daripada berkomitmen kepada kepentingan warga Lebanon.

"Saya perhatikan pihak berwenang dan kekuatan politik Lebanon lebih memilih kepentingan partisan mereka dan kepentingan individu sehingga merugikan kepentingan umum negara," ujar Macron seperti dikutip dari Reuters, 28 September 2020.

Mengapa prahara di Lebanon tidak kunjung berakhir? Tidak adakah jalan keluar sekalipun negara ini menganut politik sektarian?

Salah satu titik krusial adalah sektarianisme politik yang merawat dan mempertahankan kepentingan mereka masing-masing, seperti dikutip dari BBC News, 5 Agustus 2020.

Berdasarkan Perjanjian tahun 1943, pemerintahan Lebanon dibagi-bagi pada 3 komunitas terbesar di negara itu yakni, Kristen Maronit, Syiah Muslim, dan Sunni Muslim.

Jabatan presiden dikendalikan oleh Kristen Maronit, perdana menteri dipegang oleh Islam Sunni dan ketua parlemen oleh muslim Syiah.

Parlemen dengan 128 kursi dibagi antara Kristen dan Muslim termasuk sekte Druze.

Lebanon secara resmi mengakui 18 komunitas agama meliputi 4 dari Muslim, 12 Kristen, Druze dan Judaisme.

Konsensus ini membentuk elit-elit di pemerintahan berupaya mempertahankan kekuasaan. Mereka menunjuk orang-orang mereka supaya jabatan itu tidak jatuh ke orang lain dan menyuburkan praktek korupsi.

Mobil water canon polisi menyemprotkan air ke arah pengunjuk rasa selama protes anti-pemerintah di dekat istana pemerintah di Beirut, Lebanon, 23 Agustus 2015. Pengunjuk rasa menuding korupsi menyebabkan pemerintah tidak bisa memecahkan krisis pembuangan sampah, yang berawal dari penutupan tempat pembuangan akhir sampah, sehingga sampah menumpuk di kota Beirut. AP/Bilal Hussein

Mereka memberlakukan sistem jaringan patron demi melindungi kepentingan kelompok yang mereka wakili.

Itu tercermin dari laporan Indeks Persepsi Korupsi Transparency International 2019 yang menempatkan Lebanon di urutan 137 dari 180 negara terkorup di dunia.

Transparency International menyatakan, korupsi merembes ke semua lapisan masyarakat di Lebanon dengan partai politik, parlemen dan polisi sebagai lembaga paling korup di Lebanon.

Sistem pembagian kekuasaan sektarian, menurut Transparency Internasional,yang mendorong jaringan patronasi dan menghalangi sistem pemerintahan Lebanon berjalan.

Dari segi geografis, negara ini dikelilingi negara-negara yang bergejolak dalam perang seperti Israel dan Suriah. Lebanon berbatasan langsung dengan kedua negara ini.

Sebagian wilayah Lebanon pernah diduduki Suriah dan Israel hampir dua dekade lamanya.

Hizbullah, organisasi bersenjata Syiah yang didukung Iran memiliki pengaruh kuat dalam pemerintahan Lebanon. Musuh utamanya Israel.

Dalam perang Suriah, Hizbullah berperang bersama pasukan Presiden Bashar al-Assad yang membuat politik Lebanon terbelah. Lebanon pun kena getahnya berupa jatuhnya sanksi yang mengurangi aliran uang Teluk dalam bentuk pariwisata dan pengiriman uang ke Lebanon.

Dan Lebanon harus menanggung beban semakin berat karena sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah memasuki negara ini untuk menghindar dari perang di negara mereka.

Pemimpin dunia termasuk Raja Salman dari Arab Saudi dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan agar senjata Hizbullah dilucuti. Tentu saja itu tidak akan dilakukan Hizbullah.
Pengaruh Hizbullah digambarkan seperti negara di dalam negara di Lebanon.

Dalam laporan Economist.com, 3 September 2020, Lebanon disebut sebagai negara mungil di Timur Tengah yang selalu menjadi mainan negara-negara asing Amerika, Iran, Israel, Arab Saudi, dan Suriah.

Dan kini Turki di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyib Erdogan menjadi kekuatan baru pada masyarakat Lebanon dengan memberikan ribuan beasiswa untuk studi di Turki.

Erdogan merangkul para elit politik Lebanon dalam menanamkan pengaruhnya. Mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri menghadiri pernikahan anak perempuan Erdogan tahun 2016 lalu.

Memasuki hampir setahun sejak Lebanon diguncang krisis, belum tampak upaya terobosan untuk mengakhiri prahara di Lebanon. Sementara kekuatan warga sipil tidak mampu memberikan tekanan kuat kepada penguasa Lebanon.

Berikut fakta-fakta penting dari multikrisis yang menimpa Lebanon.

Ekonomi terjun bebas:
Pada Maret 2020, untuk pertama kali dalam sejarah Lebanon mengumumkan gagal membayar utangnya. Lebanon memiliki utang nasional sebesar US$ 92 milair atau hampir 170 persen dari Pendapatan Domestik Bruto.. Ini salah satu rasio utang tertinggi di dunia.

Lebanon menggantungkan 90 persen kebutuhan pokoknya yakni gandum dari impor.

Nilai mata uang Lebanon melorot hingga 80 persen dan menjamur pasar gelap untuk menukar uang.

Daya beli masyarakat sangat minim hingga mereka tidak mampu membeli produk kebutuhan pokok.

Pengganguran dan Kemiskinan
Tingkat pengangguran mencapai 25 persend dari total jumlah tenaga kerja di Lebanon.

Sepertiga dari populasi warga Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan.

"Banyak warga Lebanon telah berhenti membeli daging, buah dan sayuran, dan akan segera kesulitan untuk mampu membeli roti," tulis Hassan Diab, mantan perdana menteri Lebanon di Washington Post.

Fasilitas umum
Aliran listrik sering kali padam, kekurangan air minum, fasilitas perawatan kesehatan masyarakat yang terbatas, dan koneksi internet di negara ini termasuk yang terburuk di dunia.

REUTERS | BBC | GUARDIAN| THE ECONOMIST.COM

Berita terkait

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

10 jam lalu

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

Kejati Banten menahan pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek breakwater Cituis.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

20 jam lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

1 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

1 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

1 hari lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

1 hari lalu

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

Terdakwa Hakim MA, Gazalba Saleh, telah mengikuti sidang perdana pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

1 hari lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

2 hari lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya