Kurva Positif Covid-19 Masih Menanjak, Perlukah Pemerintah Tarik Rem Darurat?

Minggu, 30 Agustus 2020 14:13 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia menembus rekor tertinggi dalam tiga hari berturut-turut. Pada Sabtu, 29 Agustus 2020, ada rekor tambahan kasus sebanyak 3.308 orang dalam sehari, sehingga total kasus di Indonesia mencapai 169.195 orang.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, para ahli telah memprediksi lonjakan kasus ini. Kenaikan jumlah kasus ini, kata Dicky, merupakan konsekuensi logis dari peningkatan penyebaran dalam pola eksponensial akibat banyak kasus di masyarakat yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Bahkan, Dicky mengatakan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ini belum menunjukkan jumlah kasus sesungguhnya mengingat angka positivity rate yang selalu di atas 10 persen.

"Kita memasuki masa rawan pada Juli-Oktober ini. DKI Jakarta dan sekitarnya, khususnya, mengalami masa kritis dengan puncak pada September-Oktober. Ini yang harus disikapi serius," ujar Dicky saat dihubungi Tempo pada Ahad, 30 Agustus 2020.

Penambahan kasus masih didominasi oleh tiga daerah yang menjadi episentrum corona di Indonesia yakni DKI Jakarta dan Jawa Timur, serta Jawa Barat.

Mengutip laporan media harian covid-19 dari Satgas Penanganan Covid-19, per kemarin (29/8), DKI Jakarta mencatat kasus harian terbanyak dengan 861 orang kasus positif, 599 kasus sembuh dan 18 kasus meninggal. Disusul oleh Jawa Timur dengan 641 kasus positif, 305 kasus sembuh dan 21 kasus meninggal. Kemudian Jawa Barat dengan 287 kasus positif dan 8 kasus sembuh.

Lantas, apakah pemerintah sudah harus menarik rem darurat dengan memperketat PSBB?

Dicky menilai, rem darurat perlu diambil jika terjadi lonjakan kasus yang sangat besar dan angka kematian yang banyak. Menurut Dicky, langkah itu belum perlu untuk saat ini.

"Kita masih memiliki pilihan lain dengan menggencarkan testing dan tracing serta berkampanye menyuarakan perubahan perilaku masyarakat hingga menerapkan sanksi," ujar dia.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif memperkirakan, ada ancaman peningkatan kasus menjadi 500.000 pasien pada akhir 2020 hingga awal 2021.

Perkiraan tersebut diperoleh dari hasil perhitungan penambahan kasus yang cukup tinggi dalam waktu singkat. Hal itu dapat dilihat dari jumlah 50 ribu kasus pertama di Indonesia dalam waktu 114 hari. Penambahan 50 ribu kasus kedua didapat dalam waktu 33 hari dan penambahan 50 kasus ketiga hanya butuh waktu 23 hari.

Jika hal itu terjadi, kata Syahrizal, pemerintah harus bersiap dengan beban perawatan 100.000 kasus. "Padahal dengan beban 37.000-40.000 kasus rawat saat ini saja sudah cukup berat," ujar Syahrizal.

Penularan Covid-19 yang semakin tinggi ini, kata Syahrizal, berpotensi menyebabkan terjadinya krisis di fasilitas kesehatan. Dia memberi contoh, pasien Covid-19 di Jakarta dan Surabaya sudah mulai kesulitan mencari tempat tidur di rumah sakit rujukan untuk mendapatkan perawatan.

Menurut dia, jika telah mencapai 500 ribu kasus yang terpapar Covid-19 maka bakal ada kebutuhan 130 tempat tidur. "Ini yang bakal menjadi beban berat bagi fasilitas kesehatan".

Data terakhir dari Kemenkes, total tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19 berjumlah 4.307 tempat tidur. Per 27 Juli 2020, tempat tidur yang terpakai baru sebanyak 1.949 tempat tidur. "Hanya 45,25 persen bed yang terisi,” kata Kadir, dikutip melalui keterangan resmi, Jumat, 31 Juli 2020.

Kemenkes sebelumnya memastikan bahwa ketersediaan rumah sakit di Indonesia masih mampu untuk menampung pasien Covid-19 meski kasus positif terus meningkat.

Secara keseluruhan, pemerintah telah menetapkan 839 rumah sakit rujukan Covid-19 yang terdiri atas 132 RS rujukan Covid-19 yang ditetapkan Kemenkes dan 707 rumah sakit yang ditetapkan melalui SK Pemerintah Daerah.

Dari jumlah tersebut, total tempat tidur yang dimanfaatkan untuk pasien Covid-19 sejumlah 188.510 tempat tidur dan 23.519 tempat tidur isolasi.

Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, tingkat okupansi tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) di 67 RS rujukan Covid-19 di Jakarta kini sudah mencapai 71 persen dari kapasitasnya, 483 tempat tidur.

"Berdasarkan data terakhir pada 23 Agustus, dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 483 di 67 RS rujukan, persentase digunakan sebesar 71 persen," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2020.

Dengan demikian, tempat tidur ICU untuk Covid-19 kini tersedia sekitar 140 unit di 67 RS rujukan Covid-19.

Epidemiolog Syahrizal Syarif menilai, situasi semakin gawat dan tidak boleh dianggap enteng. Menarik rem darurat dengan mengetatkan PSBB, kata dia, tidak bisa menjadi solusi untuk saat ini karena bisa menyebabkan banyak korban yang jatuh.

"Cukup pastikan semua masyarakat pakai masker, kampanye protokol kesehatan besar-besaran dan denda sanksi yang bikin jera. Kalau Rp100 ribu tidak jera, ya perlu dinaikkan," ujar Syahrizal.

Pemerintah kini menggelar kampanye besar-besaran mengajak masyarakat pakai masker mulai 10 Agustus-6 September 2020, kemudian dilanjutkan dengan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada 7 September-6 Oktober 2020. Kampanye Jaga Jarak mulai 7 Oktober-6 November 2020. Kampanye tersebut juga dilakukan dinas kesehatan provinsi, UPT Kemenkes serta Poltekes di seluruh Indonesia. Selanjutnya akan digaungkan tiga pesan tersebut pada November hingga akhir tahun 2020.

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

2 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

8 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya