Korban Diracun di Rusia Terus Berjatuhan, Otak Pelaku Tak Pernah Diketahui

Selasa, 25 Agustus 2020 13:22 WIB

logo tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Daftar jumlah korban diracun di Rusia semakin panjang. Terbaru, Alexei Navalny, penggiat anti-korupsi dan pernah menantang presiden Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia tahun 2018 mengalami koma akibat dugaan diracun hari Kamis pekan lalu.

Para korban yang diracun memiliki kemiripan dalam hal aktivitas dan sikap mereka terhadap masalah politik, keamanan, hukum, HAM, dan ekonomi yang dijalankan pemerintah Rusia.

Profesi mereka ada aktivis HAM dan lingkungan, jurnalis, ilmuwan, agen mata-mata, politisi, dan budayawan.

Beberapa korban ada yang dulu pernah menjadi agen mata-mata intelijen Rusia namun kemudian melarikan diri dan membelot ke negara yang dianggap musuh oleh penguasa Rusia.

Hampir semua yang menjadi korban racun diberitakan media internasional sebagai oposisi atau pengkritik keras terhadap penguasa Rusia termasuk yang berkuasa saat ini, Presiden Vladimir Putin.

Advertising
Advertising

Mereka yang jadi sasaran diracun sebelumnya sudah menjadi target pembunuhan atau ancaman kematian lainnya. Mereka yang sudah diracun namun masih hidup, tetap diburu untuk dihabisi nyawanya.

Alexei Navalny misalnya, sudah beberapa kali menjadi target pembunuhan. Bahkan ini racun kedua yang menimpa dirinya. Pada tahun 2017, dia disiram zat kimia antibiotik hijau sehingga mengganggu penglihatannya hingga saat ini.

Tahun lalu, 2019, Navalny yang dijebloskan ke penjara karena mengorganisai unjuk rasa memprotes maraknya korupsi di Rusia, dicurigai telah diracun.

Dan Kamis pekan lalu, dalam perjalanannya menjelang kampanye pemilihan lokal dari Siberia ke Moscow, Navalny memesan teh di kafe Vienna di bandara Tomsk, Siberia. Dia sekarat di dalam pesawat, tak sadarkan diri.

Rekan seperjalanan dan istrinya yakin Navalny diracun. Jika nanti terbukti diracun berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di Jerman yang merawat Navalny, ini artinya pelaku ingin membunuh Navalny di Siberia, ratusan kilometer jaraknya dari Moscow.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 September 2019. Navalny juga dikenal aktif di sosial media. Mayoritas pengikutnya merupakan kalangan muda, yang meledek kelompok mapan dan setia kepada Putin. Dia memiliki cara untuk mendapatkan informasi soal perusahaan dan kinerja keuangan yaitu menjadi pemegang saham minoritas. REUTERS/Shamil Zhumatov

Kemiripan lain dari para korban yang diracun adalah tak satupun otak pelaku ditemukan untuk dimintai pertanggungjawaban.

Dalam kasus racun yang hampir membunuh mantan mata-mata Rusia yang membelot ke Inggris, Sergei Skripal dan anak perempuannya Yulia di Salisbury, Inggris, dua warga Rusia bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov menjadi tersangka.

Keduanya dicurigai sebagai pelaku karena mereka berada di dekat rumah Skripal. Mereka mengaku sedang berwisata di Salisbury, namun pemerintah Inggris menegaskan keduanya merupakan aparat intelijen Rusia, GRU.

Kanselor Jerman Angela Merkel dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Heiko Maas meminta otoritas Rusia melakukan penyelidikan penuh mengenai racun pada tubuh Navalny dan menuntut pertanggungjawaban mereka.

"Mengingat peran penting Navalny dalam politik oposisi di Rusia, aparat berwenang di sana sekarang diminta untuk segera menyelidiki kejahatan ini secara rincil dan dalam transparansi penuh," kata Merkel, sebagaimana dikutip dari abc.net.au, 25 Agustus 2020.

Jerman beberapa kali menerima warga Rusia yang diracun untuk menjalani perawatan. Sebelum Navalny, Viktor Kalashnikov, jurnalis freelance dan mantan agen KGB yang dirawat di rumah sakit yang sama dengan Navalny saat ini dirawat, RS Chrite di Berlin pada November 2010. Dokter menemukan kandungan merkuri 3.7 mikrogram di darahnya. Ia diracun bersama istrinya.

"Moscow meracun kami," kata Viktor kepada media Jerman, Focus.

Aktivis Pussy Cat keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov, dipindahkan ke rumah sakit di Berlin, Jerman setelah diracun pada tahun 2018 di Moscow. Dia diracun beberapa saat setelah diwawancara untuk mengkritisi sistem hukum Rusia.

Kremlin membantah keterlibatannya meracun warganya yang rekam jejak mereka sebagai pengkritik atau oposisi pemerintah Rusia.

Begitupun Rusia sepertinya tidak mau mengambil inisiatif membongkar kejahatan racun ini untuk mendapatkan jawaban mengapa orang-orang yang dikenal kritis dan berseberangan dengan pemerintah kerap menjadi target untuk diracun. Bersamaan itu, Rusia mengklaim menghormati kemerdekaan berpendapat sebagai salah satu pilar demokrasi.

Seperti hantu, kasus racun di Rusia menimbulkan jatuh korban yang jumlahnya bertambah terus, namun pelakunya gentayangan tanpa bisa disentuh apalagi ditangkap.


https://www.abc.net.au/news/2020-08-24/germany-protect-critic-putin-alexei-navalny-after-alleged-poison/12591254

https://www.dw.com/en/berlin-hospital-says-alexei-navalny-was-likely-poisoned/a-54679649

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

11 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

3 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

32 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Tepis Kecaman Dunia atas Kemenangan Putin dalam Pemilu

39 hari lalu

Rusia Tepis Kecaman Dunia atas Kemenangan Putin dalam Pemilu

Membela kemenangan Putin, Kremlin mengatakan tingkat dukungan rakyat merupakan kemenangan mutlak bagi seorang kandidat.

Baca Selengkapnya

Wakil PM Italia: Suara Rusia untuk Putin Harus Diterima

40 hari lalu

Wakil PM Italia: Suara Rusia untuk Putin Harus Diterima

Wakil PM Italia Matteo Salvini dikenal sebagai sekutu setia Putin sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Ungkap Alexei Navalny Sudah Masuk Daftar Pertukaran Tahanan sebelum Meninggal

40 hari lalu

Vladimir Putin Ungkap Alexei Navalny Sudah Masuk Daftar Pertukaran Tahanan sebelum Meninggal

Vladimir Putin ungkap Alexei Navalny hendak ditukar dengan tahanan warga negara Rusia di Jerman, namun dia keburu meninggal

Baca Selengkapnya

Pemantau Independen Sebut Pemilu Rusia 2024 Paling Tidak Transparan

42 hari lalu

Pemantau Independen Sebut Pemilu Rusia 2024 Paling Tidak Transparan

Pemantau independen yang dicap Kremlin sebagai "agen asing" mengatakan bahwa pemilu Rusia 2024 paling tidak transparan yang pernah ada di negara ini.

Baca Selengkapnya

Sekutu Navalny Diserang Palu di Luar Rumahnya di Lituania

45 hari lalu

Sekutu Navalny Diserang Palu di Luar Rumahnya di Lituania

Leonid Volkov, sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, diserang dengan palu di luar rumahnya di Lituania

Baca Selengkapnya

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

54 hari lalu

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

Kemlu Rusia memanggil Dubes Jerman untuk Moskow Alexander Graf Lambsdorff menyusul publikasi kebocoran penyadapan percakapan rahasia militer Jerman

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Navalny Meski Diperingatkan Kremlin

57 hari lalu

Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Navalny Meski Diperingatkan Kremlin

Lebih dari 1.000 orang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal kepada politisi oposisi Rusia Alexei Navalny

Baca Selengkapnya