Basa Basi UEA Mendukung Palestina Merdeka dari Israel

Selasa, 18 Agustus 2020 13:04 WIB

logo tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Normalisasi hubungan Israel dan UEA, Uni Emirat Arab mengejutkan Palestina dan masyarakat internasional. Dalam hitungan jam reaksi terhadap normalisasi itu masyarakat internasional terbelah antara mendukung dan menolak kesepakatan damai kedua negara itu.

Palestina merupakan negara pertama yang bereaksi menolak dan mengecam kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan UEA.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas melalui juru bicaranya Nabil Abu Rudeineh tegas berujar: "Pemimpin Palestina menolak dan mengecam trilateral Uni Emirat Arab, Israel, pengumuman mengejutkan," kata Rudeineh dari Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel seperti dikutip dari Reuters, 14 Agustus 2020.

"Pengkhianatan terhadap Yerusalem, Al-Aqsa dan perjuangan Palestina."

Penolakan tegas juga disuarakan pemimpin politik Hamas di Gaza, Ismail Haniyeh.

Advertising
Advertising

"Haniyeh menolak semua deklarasi dan keputusan sepihak yang berusaha untuk menghapus hak-hak Palestina dan melanggar resolusi internasional," kata Haniyeh kepada media Palestina, WAFA.

Isi kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan UEA atau disebut sebagai Abraham Accord oleh Presiden Amerika Donald Trump mensyaratkan Israel menghentikan pencaplokan wilayah Palestina.

Kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara ini muncul tak lama setelah Israel menyatakan rencananya untuk menduduki Tepi Barat sehingga memicu reaksi keras masyarakat internasional.

Setahun lalu, Presiden Trump mendukung Yerusalem sebagai ibukota Israel sehingga memindahkan kantor diplomatiknya dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang selama puluhan tahun diperjuangkan Palestina sebagai ibukota negara masa depan.

Uni Emirat Arab merupakan salah satu negara di kawasan Teluk yang selama ini mengecam pendudukan Israel terhadap wilayah Palestina. Bahkan pertengahan Juni lalu, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat menolak Israel melakukan normalisasi hubungan dengan dunia Arab jika menganeksasi wilayah pendudukan Tepi Barat.

"Aneksasi akan tentunya dan secepatnya, menunda semua aspirasi Israel untuk meningkatkan hubungan keamanan, ekonomi, budaya dengan dunia Arab dan Uni Emirat Arab,” kata Youssef Al Otaiba, Duta Besar UEA untuk Amerika Serikat, seperti dilansir Reuters, 12 Juni 2020.

Otaiba tak menampik kebekuan hubungan Israel dan Uni Emirat Arab tahun demi tahun mencair.

Merujuk pada Kesepakatan Damai Israel dan UEA, memuat klausul menyebutkan tentang penghentian pencaplokan wilayah Palestina.Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, penghentian untuk menguasai Tepi Barat hanya bersifat sementara. Rencana itu tetap terbuka untuk dilakukan dengan berkoordinasi dengan Washington.

"Israel akan menunda rencana menganeksasi bagian dari Tepi Barat yang diduduki dan saat ini fokus pada upaya memperluas ikatan dengan negara-negara lain di Arab dan dunia Muslim," ujar Netanyahu dalam pernyataannya.

Normalisasi hubungan Israel dan UEA bukan sesuatu yang terjadi secara mendadak karena dipicu rencana aneksasi Tepi Barat atau ancaman dari Iran yang semakin dirasakan.

Meski puluhan tahun tidak ada hubungan diplomatik secara resmi dibuka, Israel dan Uni Emirat Arab diam-diam atau setengah rahasia sudah menjalin kerja sama terutama di bidang kerja sama intelijen dan bisnis.

Mei lalu, pesawat maskapai Etihad dari Abu Dhabi terbang dan mendarat di bandara Israel. Pesawat itu membawa bantuan untuk mengatasi wabah Covid-19 di Palestina.

Bahkan November 2015, diplomat Israel Dore Gold melakukan tindakan yang belum pernah dilakukan diplomat Israel: membuka kantor utusan pemerintah Israel di Uni Emirat Arab.

Namun jauh sebelum itu, di era 1970-an, kerja sama intelijen telah berjalan antara Israel dan Uni Emirat Arab. Sejak itu semua pemimpin badan intelijen Israel, Mossad, berhubungan erat dengan mitra kerjanya di Uni Emirat Arab.

Dan kerja sama itu berlanjut dengan bisnis penjualan produk dan layanan ke Uni Emirat Arab. Hubungan ini semakin meluas setelah Israel dan Palestina manandatangani Perdamaian Oslo tahun 1994.

Sekitar tahun 2011 Iran menjadi ancaman besar bagi negara-negara Arab di Teluk sehingga mendorong Israel dan Uni Emirat Arab semakin akrab. Kedua negara juga menentang kesepakatan masalah senjata nuklir tahun 2015 yang diteken Amerika dan negara-negara lain dan Iran.

Puncaknya pada tahun 2016, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, melakukan kunjungan resmi yang tidak biasanya ke Dubai untuk fokus membahas Iran.

Sehingga normalisasi hubungan yang dicapai akhir pekan lalu mengakhiri hubungan tak resmi yang terjadi antara Israel dan Uni Emirat Arab selama berpuluh tahun lamanya.

Tak berhenti di Uni Emirat Arab. PM Isarel Benjamin Netanyahu mengatakan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab lainnya segera berlanjut di antaranya Bahrain dan Oman.

Seruan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada negara-negara Arab agar tidak menjalin hubungan dengan Israel hingga Palestina menjadi negara merdeka sepertinya seperti angin lalu.

Kementerian Luar Negeri Turki dengan terbuka mengatakan, kesepakatan yang disebut Abraham Accord tersebut adalah tindakan munafik Uni Emirat Arab.

"Sejarah dan negara-negara Arab tidak akan pernah melupakan dan memaafkan tindakan ini. Uni Emirat Arab berdalih kesepakatan itu untuk Palestina, sejatinya untuk kepentingan mereka sendiri," ujar Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataan persnya.

Tragisnya, Iran yang menjadi musuh negara-negara Arab justru dengan terbuka mengatakan Uni Emirat Arab melakukan kesalahan besar dan berkhianat terhadap Palestina. Pernyataan Presiden Iran Hassan Rouhani ini membuat UEA marah dan memanggil Duta Besar Iran untuk UEA guna meminta penjelasan atas pernyataan Rouhani.

Israel tak menanggapi reaksi dari pihak-pihak yang mengkritik normalisasi hubungan dengan UEA.

Anggota Komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina atau PLO, Hanan Ashrawi menuliskan kalimat puitis tentang betapa sakitnya menjadi warga Palestina yang dikhianati oleh teman sendiri di akun Twitter.

"Semoga anda tidak pernah mengalami penderitaan karena negara Anda dicuri. Semoga anda tidak pernah merasakan sakitnya hidup dijajah.Semoga anda tidak pernah menyaksikan pembongkaran rumah anda atau pembunuhan orang yang anda cintai. Semoga anda tidak pernah dijual oleh "teman" anda."

REUTERS | ALJAZEERA | ARAB NEWS | WASHINGTON POST | JERUSALEM POST

Berita terkait

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

7 jam lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

11 jam lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

13 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

16 jam lalu

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

18 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

1 hari lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

1 hari lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

1 hari lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

1 hari lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Kaledonia Baru yang berstatus darurat nasional setelah reformasi pemilu diprotes dan berujung ricuh.

Baca Selengkapnya