Ancang-ancang Prabowo Subianto Menuju Pilpres 2024
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Eko Ari Wibowo
Minggu, 9 Agustus 2020 15:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Subianto kembali digadang-gadang para kadernya maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024 setelah kembali terpilih menjadi Ketua Umum Partai Gerindra 2020-2025.
"Seluruh DPD dan DPC tadi meminta Pak Prabowo kembali maju dalam Pilpres tahun 2024," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani seusai acara Kongres Luar Biasa Gerindra, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 8 Agustus 2020.
Namun, kata Muzani, permintaan tersebut tidak dijawab secara langsung oleh Prabowo. "Tentang majunya beliau di 2024, Pak Prabowo tadi di hadapan KLB mengatakan bahwa hal tersebut akan diputuskan satu tahun atau enam bulan menjelang pemilihan presiden," kata Muzani.
Di percaturan politik nasional, Prabowo Subianto masih menjadi calon paling kuat maju di Pilpres 2024. Apalagi Jokowi sudah menjabat dua periode sehingga lawannya adalah 'orang baru'. Bekas Danjen Kopassus itu memiliki modal besar yaitu sudah dikenal rakyat Indonesia di pilpres dengan pengalaman 3 kali maju dalam pemilihan presiden.
Pada Pilpres 2009, Prabowo menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, pasangan ini kalah dari SBY-Boediono. Pada Pilpres 2014, Prabowo kembali mencoba peruntungan bersama Hatta Rajasa dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan didukung barisan Koalisi Merah Putih, termasuk Partai Golkar. Namun, ia kalah dari pasangan Jokowi-JK.
Semangat Prabowo tak surut. Pada Pilpres 2019 silam, ia kembali nyapres bersama pengusaha Sandiaga Uno. Lagi-lagi, Prabowo kalah dan Jokowi kembali menang.
Meski beberapa kali kalah dalam pilpres, hasil sigi sejumlah lembaga masih menempatkan Prabowo sebagai sosok dengan elektabilitas tertinggi jika berkompetisi di Pilpres 2024. Misalnya, pada Februari lalu, Indo Barometer menyatakan Prabowo adalah calon presiden terkuat. Elektabilitasnya mencapai 22,5 persen jika responden diberi pilihan 22 tokoh. Prabowo juga muncul sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi jika dibandingkan dengan anggota Kabinet Indonesia Maju maupun kepala daerah yang hingga saat ini masih menjabat.
Kemudian pada Juli, Charta Politica yang merilis survei, hasilnya menunjukkan Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 17,5 persen. Tertinggi di antara tokoh lainnya. Ganjar Pranowo menyusul di urutan kedua dengan elektabilitas 15,9 persen. Anies Baswedan di peringkat ketiga dengan 15 persen. Disusul Sandiaga Uno 11,2 persen, Ridwan Kamil 10,1 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 3 persen.
Hasil survei Indikator Politik pun menunjukkan angka yang tak jauh berbeda. Survei yang dilakukan pada Juli lalu menyatakan Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 16,2 persen.
Namun modal elektabilitas dan pengalaman di pilpres tentu saja belum cukup bagi Prabowo untuk menang. Dia pun menerima tawaran kursi di Kabinet Jokowi - Ma'ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan. Langkah ini merupakan cara Prabowo untuk membuktikan kapasitasnya sebelum maju lagi di Pilpres.
Selanjutnya: hubungan Prabowo dan PDIP makin mesra...
<!--more-->
Juru bicara Gerindra, Dahnil Azwar Simanjuntak pernah mengatakan Prabowo mau menerima tawaran Menhan dari Jokowi lantaran posisi tersebut sesuai dengan kapasitas Gerindra. Menurutnya, Prabowo akan menerima porsi menteri jika Gerindra bisa berkontribusi maksimal kepada negara. "Beliau selalu menyebutkan kalaupun Gerindra diberikan porsi menteri oleh Pak Jokowi, tentu porsi menteri yang sesuai kapasitas Gerindra," kata dia saat itu.
Tak cukup sosok Prabowo yang menjadi pintu kemenangan. Pendamping dalam pilpres juga punya andil besar. Sejumlah pengamat memprediksi Ketua DPR Puan Maharani menjadi salah satu calon Wakil Presiden yang pas bagi Prabowo. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Prabowo mulai dekat dengan PDIP terlihat dari persiapan pilkada, koalisi dua partai besar cukup banyak di daerah. Hal tersebut dibenarkan Prabowo bahwa PDIP adalah mitra koalisi terbesar Gerindra di Pilkada 2020.
Adi menyebut ada kemungkinan Prabowo akan bergandengan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Pilpres 2024. "Kalau tak ada konflik di tengah jalan dan kepentingan keduanya bersinergi, Prabowo-Puan bisa berduet di Pilpres," ujar Adi.
Soal duet Prabowo-Puan, Politikus PDIP, Bima Arya mengatakan, 2024 tentu masih sangat jauh dan perpolitikan masih sangat cair. Oleh karena itu, ujar dia, segala kemungkinan masih terbuka lebar. "Kami partai pemenang, Pak Prabowo partai pemenang kedua. Dan sangat memungkinkan kalkulasi-kalkulasi politik itu bisa saja terjadi untuk saling memperhitungkan," ujar Bima di Kompleks Parlemen, 26 Februari 2020. "Situasional, popularitas, elektabilitas, baik itu partai dan figurnya, itu semua akan terus dihitung dan tentunya itu akan terus berlanjut sampai 2023," lanjutnya.
Sinyal kemesraan Gerindra dan PDIP juga terlihat dengan kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo dalam KLB Gerindra meski secara virtual. Meski tidak menyebut langsung kemesraan itu, Prabowo mengatakan kehadiran Jokowi dan Megawati sekaligus membawa pesan politik tersendiri. "Ini sesuatu untuk menegaskan bahwa kami bagian dari koalisi yang solid," katanya dalam konferensi pers di Kompleks Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Menteri Pertahanan itu menuturkan partainya memiliki tujuan untuk menyukseskan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. "Karena memang nggak ada pilihan lain, kita harus punya pemerintah yang berhasil dan kuat," tuturnya.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin memprediksi, Prabowo masih akan tetap maju di Pilpres 2024. "Dia masih penasaran, tiga kali maju belum gol-gol. Prabowo berharap bisa gol jadi presiden di 2024," ujar Ujang, Ahad, 9 Agustus 2020.
Ujang Komarudin menilai, perjalanan Prabowo tentu masih panjang, belum lagi harus menghadapi tantangan yang tak mudah seandainya kembali maju di Pilpres 2024. "Dia harus berusaha keras merebut kembali hati para pendukungnya, terutama kelompok PA 212, yang kecewa karena Prabowo masuk ke pemerintahan," ujar Ujang.
DEWI NURITA