Masih Ada yang Janggal Soal Dugaan Bunuh Diri Editor Metro TV

Sabtu, 25 Juli 2020 20:50 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Raut ketidakpuasan itu terpancar dari wajah Turinah, ibu dari almarhum Editor Metro TV Yodi Prabowo. "Mendengar pernyataan polisi, saya tidak puas," kata Turinah saat ditemui di Rumahnya, Jalan Alle Raya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu 25 Juli 2020.

Ketidakpuasan Turinah lantaran polisi sebelumnya mengumumkan bahwa kematian anaknya, Yodi Prabowo, adalah karena bunuh diri.

Turinah tak yakin anaknya bunuh diri. Menurut dia ada kejanggalan dari pengumuman polisi itu. Ia mengatakan, kalau bunuh diri, tak mungkin luka tusuk di tubuh anaknya cukup banyak, seperti luka tusuk di dada dan di leher.

Kabid Humas Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti gambar rekaman cctv aktivitas almarhum Yodi Prabowo saat membeli satu buah pisau pada salah satu tempat perbelanjaan di kawasan Rempoa diperlihatkan saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu, 25 Juli 2020. Kepolisian Daerah Metro Jaya menyimpulkan penyebab kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo, adalah bunuh diri. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Bukti dan Saksi

Advertising
Advertising

Setelah hampir dua pekan, penyebab kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo akhirnya diungkap polisi.

Polisi mengumumkan bahwa Yodi diduga kuat bunuh diri. Sebelumnya dugaan Yodi dibunuh mengemuka lantaran luka tusuk di sekujur tubuh pria tersebut.

Polisi yang membentuk tim khusus segera menelusuri kasus kematian Yodi setelah jasadnya ditemukan sekelompok anak yang bermain layangan di pinggir Tol JORR Jalan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Pusat pada Jumat, 10 Juli 2020.

Saat itu, jenazah Yodi ditemukan dalam keadaan tertelungkup. Ia terlihat masih mengenakan helm, jaket, hingga tas. Polisi yang melakukan olah TKP menyatakan seluruh barang berharga Yodi masih lengkap, bahkan sepeda motor matic-nya ditemukan warga tak jauh dari lokasi jenazah, lengkap dengan kunci yang masih tergantung.

Melihat hal tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyatakan kemungkinan Yodi tewas karena dirampok sangat kecil. "Barang pribadi si korban tidak hilang, berarti mengerucut dong, bukan yang namanya perampokan, bukan begal," kata Yusri.

Temuan lain dari olah TKP itu adalah sebilah pisau yang ditemukan di balik jenazah Yodi yang tertelungkup. Pisau dapur sepanjang 30 sentimeter itu yang diduga digunakan untuk menikam dada dan leher Yodi. Anjing pelacak sempat mengendus asal pisau ini. Mereka membawa polisi ke sebuah warung dekat Danau Casavio.

Pemilik warung Amir Mahmud sempat kebingungan lantaran polisi dan wartawan banyak yang bertanya kepadanya soal kematian Yodi.

Keluarga Amir Mahmud kini lega dengan pengungkapan kasus bunuh diri Yodi. "Keluarga cukup lega, karena sempat disibukkan polisi dan media," ujar Syahril Sidik, putra kedua Amir.

Polisi amat yakin dengan kesimpulan bahwa Yodi melakukan bunuh diri. Keyakinan polisi itu didukung bukti-bukti yang mereka temukan di tempat kejadian perkara atau TKP dan saksi-saksi.

Barang bukti itu antara lain, beberapa helai rambut dan cipratan darah di tembok yang membatasi jalan tol dengan perkampungan. Seluruh temuan itu kemudian dibawa ke Puslabfor Mabes Polri untuk diperiksa lebih lanjut.

Selain cipratan darah di tembok, tim penyidik tak menemukan ceceran darah dari lokasi motor Yodi terpakir hingga lokasi jenazah tergeletak. Sehingga dapat dipastikan TKP pembunuhan Yodi adalah lokasi mayat tergeletak.

Polisi juga mengambil 2 rekaman CCTV di sekitar lokasi. Namun kedua rekaman itu tak banyak membantu, karena posisi kamera yang tak menyorot langsung ke lokasi dan kualitas gambar yang sangat gelap. Polisi pun membawa rekaman tersebut ke Puslabfor Mabes Polri untuk diperiksa lebih mendalam.

Polisi telah memeriksa 34 saksi dalam kasus ini. Di antaranya adalah teman kantor Yodi, orangtua, hingga sang kekasih, Suci Fitria.

Dari hasil pemeriksaan itu, polisi sempat mendapat keganjilan dari keterangan Suci. Sebab, ia kerap memberikan keterangan berbeda. Polisi pun akhirnya melakukan pemeriksaan ulang kepada Suci.

Dari hasil pemeriksaan 34 saksi dan kekasihnya, terungkap bahwa Yodi memang sedang memiliki masalah. Dengan sang kekasih, Yodi memiliki permasalahan asmara antara dia, Suci, dan seseorang berinisial L. Dalam konflik tersebut, Yodi kerap mengungkapkan keinginannya bunuh diri.

Selain itu, kepada pacarnya Yodi mengaku sering mendengar bisikan. Ia juga berhalusinasi melihat hantu.

Di tengah pemeriksaan saksi, hasil otopsi terhadap jenazah Yodi rampung. Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Arif Wahyono mengatakan Yodi tewas karena 2 luka tusukan, yakni di bagian dada dan tenggorokan. Ia tewas diperkirakan pada Selasa, 7 Juli 2020 atau 3 hari sebelum jenazah ditemukan warga.

Pada bagian dada, Arif mengatakan terdapat 4 luka tusukan di tubuh Yodi. Tusukan 1 hingga 3 terbilang dangkal karena hanya sedalam 2 sentimeter. Sedangkan pada tusukan ke-4, Arif mengatakan lebih dalam hingga menembus jaringan paru.

Untuk bagian leher terdapat 2 luka tusukan, 1 berupa luka dangkal, dan 1 merobek tenggorokan. Luka ini yang ditengarai menjadi penyebab Yodi tewas. "Luka di leher memutus tenggorokan, tapi tidak mengenai pembuluh darah arteri," kata Arief.

<!--more-->

Asal Usul Pisau

Polda Metro Jaya saat merilis kasus kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo pada Sabtu, 25 Juli 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Setelah hasil otopsi keluar, polisi juga berhasil melacak asal-usul pisau dapur yang menewaskan Yodi. Dari hasil pemeriksaan, pisau dengan merek itu hanya dijual di Ace Hardware. Polisi pun melakukan pemeriksaan di toko Ace Hardware yang terdekat dengan tempat tinggal Yodi di Rempoa, Tangerang Selatan.

Dari hasil pemeriksaan, polisi berhasil mendapatkan rekaman CCTV saat Yodi membeli pisau di sana pada 7 Juli 2020 sekitar pukul 14.47. Di hari tersebut pula, polisi menduga Yodi tewas.

"(Lokasi Ace Hardware) memang di jalur korban pulang-pergi kerja," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat.

Setelah itu, polisi juga mendapat informasi bahwa Yodi pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin RSCM, Jakarta Pusat. Dalam pemeriksaan itu, dokter menyarankan Yodi menjalani tes HIV. Hasil tes tersebut sampai saat ini belum keluar.

Hasil pemeriksaan darah Yodi juga menunjukkan hasil yang tak kalah mencengangkan. Karyawan Metro TV itu positif mengonsumsi narkotika amfetamin atau ekstasi sebelum ditemukan tewas. Polisi belum mengetahui dari kapan Yodi menjadi pecandu pil terlarang tersebut.

Depresi karena permasalahan asmara, diduga mengidap HIV, hingga menjadi pecandu narkotika, membuat penyelidikan kasus ini semakin mengerucut pada dugaan bunuh diri. Apa lagi, dari hasil pemeriksaan di TKP, tak ditemukan tanda-tanda perkelahian, hingga ceceran darah hanya tersebar di sekitar jenazah.

Fakta bahwa Yodi membeli sendiri pisau yang menikam dada dan lehernya semakin menguatkan itu. Temuan tim forensik terhadap luka tusuk dangkal di tubuh Yodi, menjadi tanda bahwa dia terlebih dahulu mencoba menusuk dirinya sendiri hingga akhirnya nekat menikam lebih dalam ke bagian dada dan leher.

Dari hasil tes forensik pula, polisi tak menemukan ada sidik jari orang lain di pisau tersebut, selain milik Yodi. Tubagus mengatakan Yodi nekat menusuk dirinya sendiri karena sedang di bawah pengaruh amfetamin yang menyebabkan keberaniannya melonjak.

"Dari beberapa faktor penjelasan keterangan ahli, olah TKP, dan bukti petunjuk yang lain, maka penyidik berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Juli 2020.

Turinah, ibu Yodi Prabowo, tetap merasakan ada yang janggal dengan kesimpulan polisi itu. "Seperti ada yang janggal, " kata dia.

Kejanggalan itu terlihat dari temuan yang ia lihat di lapangan. Salah satunya adalah soal seragam kantor Metro TV. "Anak saya kalau berangkat dan pulang kerja itu selalu seragamnya masih dipakai, pada saat ditemukan anak saya tidak pakai seragam," ujar perempuan 43 tahun itu.

Turinah mengatakan anaknya juga tidak telaten. Tapi saat jasad anaknya ditemukan, seragam Metro TV sudah berada di tas selempang yang dibawanya dan ditemukan sudah dilipat kecil.

"Di rumah aja dia bajunya berantakan, suka dilempar-lempar, nggak mungkin dilipat, kalau pulang kerja baju dilempar ke mesin cuci. Makanya saya enggak percaya banget, kok ini rapih banget skenarionya, bisa kaya sudah direncanakan," ujar dia.

Pernyataan polisi bahwa Yodi sedang dibekap masalah juga disangsikan oleh Turinah. Ia mengatakan sang anak selalu cerita dengan dirinya saat ada masalah kecil dan besar.

"Kalau dia belum sempat nyampein atau cerita ke saya, biasanya besoknya baru dia cerita. Dia tidak pernah ada masalah dan dipendam sendiri. Terakhir dia itu ngikutin saya terus, mungkin dia mau cerita, pokoknya menurut Yodi, mamanya harus tahu meski anaknya itu pendiam," kata Turinah.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memastikan pihaknya tidak akan menghentikan penyidikan kasus bunuh diri Editor Metro TV Yodi Prabowo. Sebab, kata Yusri, pihaknya masih menunggu kemungkinan ada temuan baru dari kasus tersebut.

"Apakah kemungkinan lain ada informasi yang akurat bisa saja," kata Yusri.

Ia mengatakan polisi masih membuka diri ihwal kemungkinan adanya informasi dari masyarakat yang masuk.

JULNIS FIRMANSYAH\IHSAN RELIUBUN\M KURNIANTO

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

22 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

1 hari lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

2 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

2 hari lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

2 hari lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

2 hari lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

3 hari lalu

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

Keterangan Indra Pratama sebagai pemilik rumah lokasi tewasnya Brigadir RA berbeda dengan keterangan Polda Sulut. Ridhal disebut sebagai ajudan.

Baca Selengkapnya

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

3 hari lalu

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

Brigadir RA yang disebut tewas bunuh diri dalam mobil Alphard selama ini jadi ajudan pengusaha sejak 2021. Tanpa izin dari pimpinan.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

3 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

Penyidik akan memeriksa ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi untuk menelisik lebih dalam penyebab personel Polresta Manado itu bunuh diri.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya