Perlombaan Vaksin Covid-19 Dunia, Hacker Terlibat

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 21 Juli 2020 09:52 WIB

logo tempo

TEMPO.CO, London – Kabar baik datang dari uji coba vaksin, yang dikembangkan University of Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca terkait pegembangan vaksin Covid-19.

Kedua lembaga ini mengembangkan tiga vaksin Covid-19 atau virus Corona, yang semuanya menunjukkan hasil awal positif.

Seperti dilansir CNN dengan mengutip jurnal medis The Lancet pada Senin, 20 Juli 2020, ketiga vaksin dapat memicu munculnya respon imunitas tubuh. Uji coba vaksin ini berada pada tahapan 1/2 yang membutuhkan uji coba yang melibatkan lebih banyak relawan.

Tubuh manusia membutuhkan imunitas ini untuk melawan infeksi akibat terpapar Covid-19.

“Namun, para peneliti menekankan studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui ketiga vaksin dapat melindungi tubuh manusia dari virus itu,” begitu dilansir CNN pada Senin, 20 Juli 2020.

Advertising
Advertising

Peneliti mengatakan vaksin ini bisa memicu respon imunitas tubuh dalam 28 hari. Imunitas ini, yang diharapkan bisa menetralisir virus Covid-19, terdeteksi muncul di tubuh mayoritas relawan setelah satu kali suntikan. Dan semua tubuh partisipan mendapatkan imunitas ini setelah dua kali suntikan.

“Vaksin ini memicu munculnya imunitas tubuh untuk menyerang virus dan sel terinfeksi virus di tubuh manusia,” kata Dr. Andrew Pollard, peneliti utama dari University of Oxford, mengenai hasil uji coba vaksin Covid-19 ini.

Menurut dia, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui berapa lama imunitas ini bisa bertahan di tubuh manusia.

Saat ini, uji coba vaksin itu telah melibatkan 1.077 orang dari usia 18 dan 55 tahun. Partisipan tidak memiliki rekam jejak terpapar Covid-19 atau Corona.

Selain kedua lembaga di atas, perusahaan farmasi Cina yaitu CanSino Biologics juga melakukan uji coba fase 2 vaksin Covid-19.

Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech juga merilis hasil uji coba vaksin Covid-19, yang masih membutuhkan kajian dari peneliti lain.

Perusahaan farmasi Moderna dari Amerika Serikat juga ikut mengembangkan vaksin ini dan telah memulai uji coba untuk mengukur efektivitasnya.

USA Today melansir uji coba klinis tahap ketiga untuk tiap vaksin Covid-19 membutuhkan setidaknya 30 ribu partisipan.

“Kami optimistis bisa melakukan uji coba vaksin ini,” kata Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

Saat ini, ada sekitar 138 ribu orang yang menyatakan diri siap menjadi partisipan dalam uji coba klinis vaksin di AS.

Soal ini, perusahaan farmasi Moderna telah melakukan uji coba fase 1, yang melibatkan 45 orang. “Tahap awal menunjukkan vaksin itu memicu munculnya imunitas dan aman bagi tubuh,” begitu dilansir Reuters.

India juga mengembangkan dua jenis vaksin dan mulai diuji coba pada manusia untuk tahap awal.

Saat ini, ada sekitar 135 jenis vaksin Covid-19 dalam tahap preklinis. Ada 15 jenis vaksin dalam fase 1, 11 vaksin pada fase 2, empat vaksin pada fase 3 dan satu telah disetujui penggunaannya secara terbatas di Cina.

Sedangkan peneliti Rusia mengatakan vaksin Covid-19 pertama akan mulai diproduksi pada Agustus ini seperti dilansir Financial Express.

Ada dua jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan peneliti Rusia dan didukung Russian Direct Investment Fund, yang merupakan lembaga pendanaan di bawah naungan pemerintah Rusia.

“Uji coba vaksin ini pada 3 Agustus akan melibatkan ribuan orang relawan di Rusia dan Uni Emirat Arab,” begitu dilansir Financial Express.

Menurut peneliti dari Sechenov University, ui coba vaksin pada manusia berlangsung sukses. Vaksin ini dikembangkan oleh Gamalei Institute of Epidemiology and Microbiology dari kementerian Pertahanan Rusia.

Kantor berita Anadolu melansir ada dua pusat penelitian medis Rusia yang terlibat mengembangkan vaksin ini yaitu First Moscow State Medical University dan Main Military Clinical Burdenko Hospital. Uji coba fase 1 ini melibatkan 18 orang dan selesai pada Rabu pekan lalu.

Di tengah persaingan ketat perusahaan farmasi dari berbagai negara ini, muncul kabar adanya aksi peretasan komputer terkait penelitian vaksin Covid-19 ini.

Tim keamanan siber dari Inggris yaitu UK National Cyber Security Centre atau NCSC melaporkan sekelompok peretas asal Rusia mencoba mencuri informasi penting soal penelitian vaksin Covid-19 ini.

NCSC melaporkan peretasan dilakukan oleh kelompok peretas kelas atas atau advanced persistent threat yaitu APT29. Kelompok peretas ini juga dikenal sebagai Dukes dan Cozy Bear.

“Serangan APT29 berupa tindakan jahat yang terus menerus terutama terhadap lembaga pemerintah, diplomatik, lembaga pemikir, layanan kesehatan, dan energi untuk mencari informasi hak paten,” begitu pernyataan NCSC seperti dilansir CNN pada Jumat, 17 Juli 2020.

Soal ini, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia tidak terlibat dengan aktivitas peretasan yang menyasar lembaga terkait pengembangan vaksin virus Corona.

“Tuduhan terhadap Rusia terkait peretasan terhadap perusahaan farmasi Barat adalah upaya untuk merusak citra dari vaksin Covid-19 buatan Rusia,” kata Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia atau RDIF, yang mensponsori pengembangan vaksin di Rusia.

CNN melansir pejabat departemen Kesehatan dan Layanan Manusia, yang mengawasi lembaga Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit atau CDCP di Amerika Serikat, mengatakan ada serangan peretasan terus menerus setiap hari. Pejabat itu menuding pelakunya adalah hacker dari Rusia dan Cina.

Temuan ini juga dibenarkan oleh tim keamanan siber Kanada atau Canadian Communication Security Establishment. Tim hacker APT29 menggunakan berbagai cara dan teknologi untuk meretas komputer milik pemerintah dan lembaga terkait. Tim ini membuat malware yang dinamai WellMess dan WellMail seperti dilansir CNN dari lembaga keamanan siber NCSC dari Inggris.

Meski terjadi dugaan aksi peretasan oleh hacker dari Rusia, otoritas Inggris mengatakan tetap menjalin kerja sama pengembangan vaksin Covid-19.

Kepala Gugus Tugas Vaksin Covid-19 Inggris, Kate Bingham, mengatakan kerja sama dengan semua negara termasuk Rusia dalam pengembangan vaksin Covid-19 terus berjalan. Inggris berencana mengirim sejumlah dosis vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan ke Rusia.

“Karena ini adalah pandemi global dan ini bukan soal kami melindungi Inggris dan semua yang lain menghilang,” kata Bingham seperti dilansir Express.

Saat ini, Reuters melansir ada 14.73 juta kasus Covid-19 di dunia. Sebanyak lebih 609 ribu orang meninggal dunia dan 8.13 juta orang berhasil sembuh.

“Kami berkepentingan secara fundamental untuk memastikan semua orang di dunia yang berisiko terinfeksi Covid-19 bisa mendapatkan vaksin. Jadi tidak masalah apakah Anda orang Rusia atau Timbuktu," kata dia soal dugaan peretasan oleh hacker Rusia.

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

12 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

21 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya