Pembelot Pemicu Memanasnya Korea Utara dan Korea Selatan

Selasa, 16 Juni 2020 12:28 WIB

Logo Te.co Blank

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memanas lagi. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengakui bahwa tidak mudah menyelesaikan masalah kedua negara bertetangga ini.

Ketegangan antara Korea Utara – Korea Selatan kali ini dipicu oleh para pembelot Korea Utara yang berlindung ke Korea Selatan. Korea Utara marah besar dengan aksi pembelotnya di Korea Selatan.

Beberapa waktu terakhir, pembelot-pembelot tersebut rutin mengirimkan bantuan makanan, radio mini dan selebaran propaganda ke warga Korea Utara. Mereka mendorong warga Korea Utara supaya berani menentang rezim Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Di antara paket yang dikirimkan para pembelot ke Korea Utara itu juga ada USB yang berisi drama-drama Korea Selatan serta pemberitaan. USB-USB itu biasanya dikirim lewat balon yang diterbangkan ke wilayah perbatasan atau dimasukkan dalam botol yang biarkan mengalir ke sungai.

Situs reuters.com pada Selasa, 16 Juni 2020, mewartakan militer Korea Utara siap mengambil langkah jika kelompok-kelompok pembelot yang berlindung ke Korea Selatan masih melakukan kampanye mengirimkan selebaran propaganda ke Korea Utara. Pyongyang pun mengancam akan membatalkan kesepakatan militer dengan Korea Selatan apabila masalah pembelot tidak segera dituntaskan.

Advertising
Advertising

Korean People’s Army Korea Utara (KPA) dalam keterangan mengatakan pihaknya telah mempelajari sebuah rencana memasuki zona-zona yang sudah di militerisasi di bawah pakta inter-Korea 2018 dan mengubah pasukan di garda depan menjadi sebuah benteng.

“Militer kami akan dengan cepat dan menyeluruh menerapkan setiap keputusan dan perintah dari partai dan pemerintah,” demikian pernyataan KPA yang dipublikasi kantor berita KCNA.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, adik Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong menggertak Korea Selatan dengan mengatakan, respon militer akan ia gunakan apabila Korea Selatan tak kunjung menyelesaikan masalah pembelot tersebut. Kim Yo Jong memastikan abangnya sudah memberinya kuasa untuk mengendalikan militer.

Menghadapi ketegangan ini, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyerukan kepada Pyongyang agar mematuhi kesepakatan 2018, di mana militer kedua negara berjanji menghentikan semua tindakan permusuhan dan membongkar beberapa bangunan di sepanjang zona demiliterisasi ke dua negara.

“Kami menangani situasi ini dengan serius. Militer kami dalam posisi siaga sehingga bisa merespon situasi apa pun,” kata Choi Hyun-soo, Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Sebelumnya Presiden Moon mengingatkan penyelesaian lewat jalur militer tidak akan menyelesaikan masalah. Ia menganggap hal tersebut malah akan membawa Korea kembali ke era konfrontasi lama.Presiden Moon pun meminta Korea Utara agar lebih mengedepankan dialog dan tidak memperburuk tensi politik terkait masalah pembelot.

"Perjanjian damai di semenanjung Korea yang dibuat oleh Kim Jong Un di hadapan 80 juta penduduk kami tidak bisa dibatalkan," ujar Moon.

Ucapan Moon itu sekaligus untuk menyoroti pernyataan Kim Yo Jong yang mengancam tidak akan segan membatalkan kesepakatan militer antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Menurut Kim Yo Jong, kesepakatan yang diteken pada 2018 tersebut tidak membawa manfaat apapun untuk Korea Utara. Adapun kesepakatan yang diteken kala itu adalah soal denuklirisasi dan pengurangan aktivitas militer di semenanjung Korea.

Korea Selatan berencana mengambil langkah hukum terhadap dua kelompok pembelot dengan tuduhan tindakan mereka telah memantik ketegangan di kawasan, menempatkan warga yang tinggal di area perbatasan dalam risiko dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Namun kelompok-kelompok pembelot tersebut memastikan mereka tidak akan mundur setapak pun.

Berita terkait

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

23 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

2 hari lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

Laga timnas putri Korea Utara U-17 lawan Korea Selatan menjadi laga pembuka Piala Asia Putri U-17, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

5 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

5 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

6 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

7 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

8 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

10 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

11 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya