Menahan Derasnya Wabah Corona dan Ancaman Kemiskinan
Reporter
Andi Ibnu
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 6 Mei 2020 17:29 WIB
Center of Reform on Economics memprediksi maraknya PHK bakal meningkatkan angka kemiskinan. Efek corona, melansir riset Core Indonesia, bisa meningkatkan jumlah penduduk miskin 5,1-12,3 juta jiwa. “Tergantung lama dan luasnya wabah menyebar,” kata ekonom Core Akhmad Akbar Susamto.
Akbar mengatakan mau tidak mau pemerintah harus mengorbankan banyak belanja APBD ke pos bantuan sosial. Sebab semakin lama pandemik berlangsung, semakin banyak masyarakat yang berpotensi tercemplung ke jurang kemiskinan. Pemerintah pun secara resmi sudah mengalokasikan tambahan anggaran Rp 110 triliun untuk dana perlindungan sosial.
“Ada alokasi Rp 150 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional yang belum jelas hingga saat ini, lebih baik dialihkan saja ke program social safety net,” katanya.
Anggota Komisi Ketenagakerjaan Dewan Perwakilan Rakyat Felly Estelita mengatakan bansos ke masyarakat mungkin jadi satu dari sedikit cara menjaga kestabilan ekonomi negara. Tapi dia mengkritisi bahwa banyak bantuan sosial yang tidak tepat sasaran dan malah jadi ajang persiapan pemilihan kepala daerah.
“Masa kasih bantuan ada logo partai dan foto, mungkin lebih baik bantuan disalurkan lewat transfer bank saja yang tercatat rapi,” katanya.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jebloknya pertumbuhan ekonomi negara kuartal I 2020 yang hanya tumbuh 2,97 persen sudah bisa diprediksi oleh pemerintah. Menurutnya, pemerintah tak bisa berbuat banyak selain berupaya memutus rantai penularan corona.
Di saat yang bersamaan, pemerintah, juga bakal menjamin ketersediaan pangan masyarakat dan berbagai program bantuan sosial untuk bisa setidaknya menjaga konsumsi masyarakat bisa terus positif. “Pemerintah bakal berupaya pertumbuhan ekonomi setidaknya tidak tumbuh negatif,” ujar Airlangga.