Tak Satu Suara Soal Kartu Prakerja

Senin, 4 Mei 2020 16:10 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyimak pertanyaan wartawan saat memberikan keterangan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 20 Maret 2020. Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 untuk meningkatkan keterampilan melalu berbagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing pekerja. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Partai-partai koalisi di pemerintahan tak satu suara terkait program kartu prakerja yang diluncurkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hanya Partai Golkar yang masih menyuarakan untuk mendukung program yang merogoh APBN 2020 hingga Rp 5,6 triliun untuk pelatihan online itu.

Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, merupakan sosok yang bertanggung jawab atas program ini.

Dalam rapat kerja Komisi Hukum DPR RI dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pekan lalu, misalnya, mayoritas fraksi meminta KPK menelusuri dugaan kongkalikong dalam program tersebut.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menilai wajar jika hampir semua partai koalisi pemerintah berbalik arah dan menentang program ini. Sikap mereka itu, kata dia, berangkat dari tidak adanya keuntungan yang didapat, baik secara politik maupun finansial.

"Jadi karena tak ada untungnya bagi partai-partai tersebut dan secara politik dianggap hanya menguntungkan Golkar, atau dianggap "mainan Golkar", maka partai-partai lain tersebut berbalik arah mengkritik program tersebut," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Mei 2020.

Menurut Ujang, dalam politik dikenal prinsip jika saling menguntungkan maka para politikus akan jalan bersama. "Jika tak menguntungkan maka akan jalan masing-masing," tutur Dosen Politik Universitas Al Azhar Indonesia itu.

<!--more-->

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan program ini sangat bisa dijadikan kendaraan politik untuk merebut simpati masyarakat. Pasalnya pendaftar Kartu Prakerja sudah jutaan orang dan menjadikannya sebagai program yang populer.

"Mungkin digunakan kampanye apalagi Pilkada (bahwa) pemerintah telah lakukan Kartu Prakerja dan ada intensif semi Bansos, bahwa ada dukungan partai, bisa dijual buat konstituen," tuturnya.

Program ini, kata Bhima, sudah bermasalah sejak awal. Ia pun meminta Presiden Joko Widodo turun tangan langsung menghentikan program ini. "Karena sepertinya ada beberapa pejabat yang masih mempertahankan konsep Kartu Prakerja yang salah total dan gak bisa dijadikan stimulus saat pandemi. Tidak bisa andalakan Menko (Airlangga)," tuturnya.

Menurut Bhima, ada permainan oligarki di balik vendor-vendor yang mendapatkan proyek Kartu Prakerja. Hal ini semakin kentara saat konten-konten pelatihan yang ada terkesan dipaksakan dan dianggap tidak dibutuhkan warga dalam menghadapi Covid-19.

Tempo merangkum beberapa kelas yang ditawarkan oleh pemerintah bagi penerima Kartu Prakerja, antara lain: Kelas memancing dan kelautan (seharga Rp 799 ribu), kelas menjadi YouTuber bagi pemula (Rp 125 ribu), pelatihan pengelolaan masjid (Rp 350 ribu), dan pengetikan dasar Microsoft Word (Rp 1 juta). "Kontennya dipaksakan dan tidak punya impact terhadap kenaikan skill," kata Bhima.

<!--more-->

Bhima menuturkan pemerintah sebaiknya menghentikan total program ini dan ubah total mekanismenya. Jika Covid-19 berakhir, ia menyarankan agar Kartu Prakerja mengintensifkan pelatihan tatap muka, sekolah vokasi, dan memperkuat Balai Latihan Kerja (BLK).

"BLK jelas materi dan kontennya hasil diskusi dan kerja sama dengan pelaku industri sehingga lulusan memiliki sertifikat yang dipakai untuk kerja. Kalau Kartu Prakerja online ini, 5,6 juta orang mau dikemanakan, pemerintah tidak bisa jawab, industri juga meragukan kompetensi yang dihasilkan," tuturnya.

Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, menilai tidak perlu ada kecurigaan yang berlebihan terhadap program Kartu Prakerja. "Seharusnya kita memberikan kesempatan kepada Pemerintah untuk menjalankan kebijakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan," kata Ace dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 April 2020.

Menurut Ace, pemerintah sudah mengkaji secara mendalam sebelum meluncurkan program tersebut. "Sebagai sesama partai pendukung Pemerintah sebaiknya kita bersatu mengawal program penanganan Covid 19 dan dampaknya yang tertuang dalam Perppu No 1 tahun 2020," tuturnya.

Berita terkait

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

34 menit lalu

Pakar Bilang Bobby Nasution Berpeluang Diusung Golkar di Pilgub Sumut, Ini Alasannya

Pakar menilai dukungan internal Golkar untuk pencalonan Ijeck pada Pilgub Sumut cukup tinggi.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

3 jam lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

13 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

14 jam lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

2 hari lalu

Maju-Mundur Istri Ridwan Kamil di Pemilihan Wali Kota Bandung, Ini Profil Atalia Praratya

Kabar Atalia Praratya mundur dari pemilihan Wali Kota Bandung dibantah Waketum Golkar. Ini profil istri Ridwan Kamil tersebut.

Baca Selengkapnya

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

2 hari lalu

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya sebagai Plh Sekda Kota Medan, Diskominfo: Sejak 24 April 2024

Wali Kota Bobby Nasution menunjuk pamannya, Benny Sinomba Siregar sebagai Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

3 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

3 hari lalu

Peluang PKS Merapat ke Prabowo, Gerindra-Golkar-PAN Respons Begini

Peluang PKS merapat ke kubu Prabowo mendapatkan respons dari Partai Gerindra, Golkar, dan PAN. Apa responsnya?

Baca Selengkapnya