Keterbatasan Intelijen Barat untuk Menguak Kondisi Kim Jong Un

Selasa, 28 April 2020 13:35 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un berbicara dalam pertemuan Biro Politik Komite Sentral Partai Buruh Korea (WPK) dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 11 April 2020. Setelah berhari-hari tidak terlihat dan absen dari peringatan ulang tahun pendiri Korea Utara pada 15 April lalu, Kim Jong Un diberitakan sedang sakit keras. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan terbaru Presiden Donald Trump tentang keberadaan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un semakin membingungkan publik.

Pada Senin, dari Rose Garden Gedung Putih, Trump mengatakan kepada wartawan dirinya tahu kondisi kesehatan Kim Jong Un, namun kemudian mengatakan dirinya tidak bisa memberitahunya sekarang.

"Saya tidak bisa memberitahu kalian, tepatnya, ya, saya punya ide yang sangat bagus, tapi saya tidak bisa membicarakannya sekarang. Saya hanya berharap dia baik-baik saja," kata Trump ketika ditanya tentang status Kim Jong Un pada hari Senin, dikutip dari CNN, 28 April 2020.

Namun, kemudian dalam konferensi pers yang sama Presiden mengatakan kepada wartawan, "Dia tidak mengatakan apa-apa pada Sabtu lalu. Tidak ada yang tahu di mana dia berada sehingga dia jelas tidak bisa mengatakannya. Adalah berita breaking news pada Sabtu yang mengatakan tentang Kim Jong Un. Saya pikir tidak."

Presiden Korea Utara, Moon Jae-in, bersama Kim Jong Un dan Kim Yo Jong (kanan). Korea Summit Press Pool via Reuters

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada 21 April CNN melaporkan Kim Jong Un dalam kondisi kritis, mengutip pejabat AS berdasarkan pemantauan intelijen. Daily NK mengatakan Kim Jong Un kritis pascaoperasi kardiovaskular pada 12 April dan dirawat di Hyangsan.

Kim Jong Un belum pernah terlihat di publik sejak 11 April, dan bahkan tidak tampil ke publik pada 15 April saat memperingati almarhum kakeknya, Kim Il Sung, sebagai hari paling penting bagi Korea Utara.

Kemudian pada hari Selasa Selasa, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa militer AS melaporkan tentang kesehatan Kim Jong Un yang memburuk, dikutip dari CNN.

Berdasarkan spekulasi ini beredar rumor Kim Jong Un sakit bahkan meninggal.

Namun, mantan Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan, Thae Yong-ho, menampil rumor yang beredar tentang Kim Jong Un karena hanya segelintir orang yang memiliki akses ke lingkarannya.

"Satu-satunya orang yang dapat mengkonfirmasi kondisinya yang sebenarnya mungkin adalah istri atau saudara perempuan Kim Jong Un, atau asisten dekatnya," kata Thae. "Itu rumor di mana dia sekarang, (atau) apakah dia menjalani operasi, saya tidak berpikir itu benar-benar didasarkan pada fakta," tambahnya.

Rumor kesehatan Kim Jong Un dibantah oleh Korea Selatan sendiri. Penasehat top Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam kondisi hidup dan sehat.

Moon Chung-in mengatakan tidak ada pergerakan mencurigakan terdeksi di Korea Utara, katanya pada 26 April.

Pada forum tertutup hari Minggu, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul, yang mengawasi keterlibatan Korea Utara, mengatakan Seoul memiliki kemampuan intelijen untuk mengatakan tidak ada indikasi sesuatu yang tidak biasa, dan memperingatkan agar hati-hati terhadap laporan yang beredar, dikutip dari Reuters.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan pemerintah Cina tidak memiliki informasi yang bisa diberikan terkait spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un.

Media Korea Utara tetap diam tentang desas-desus kesehatan Kim Jong Un dan hanya menerbitkan pernyataan lama atau tidak bertanggal dari Kim, menurut Politico. Pada hari Senin, media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong Un "mengirim penghargaan" kepada para pekerja yang membangun zona wisata di wilayah Wonsan.

Chosun Ilbo pada 28 April melaporkan Korea Selatan dan AS mengerahkan enam pesawat pengintai untuk memata-matai Korea Utara pada hari Senin di tengah rumor bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sakit parah.

Sumber militer senior di Korea Selatan mengatakan AS mengerahkan tiga RC-12, satu E-8C Joint STARS, dan satu EO-5C Crazy Hawk.

Seoul tidak mengatakan pesawat mana yang dikerahkannya, tetapi diyakini pesawat mata-mata intelijen.

Meski demikian, Seoul menegaskan kembali bahwa mereka percaya Kim Jong Un baik-baik saja dan tidak ada gerakan tidak biasa terdeteksi di Korea Utara. Korea Selatan juga memperoleh informasi bahwa Kim Jong Un dan rombongannya pergi berkuda di Wonsan. Media pemerintah juga melaporkan bahwa Kim Jong Un mengirim surat kepada Presiden Suriah Bashar Assad, Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.

38North, situs analisis tentang Korea Utara, melaporkan kereta milik Kim Jong Un terekam di kompleks Wonsan sejak setidaknya 21 April, menurut citra satelit komersial.

<!--more-->

Retorika Donald Trump dari Gedung Putih dan ketidakakuratan bocoran intelijen AS ke media menimbulkan pertanyaan gelap tentang teka-teki Kim Jong Un. Bukan tentang kondisi Kim Jong Un, tetapi kenapa intelijen AS salah tentang laporannya?

Di negara tertutup seperti Korea Utara, mencari informasi intelijen sangat sulit. Dan mungkin tidak ada penjaga Korea Utara yang lebih dekat daripada informasi tentang kesehatan Kim, yang hanya mungkin dibagikan di antara sebagian kecil elit, termasuk saudara perempuannya yang kuat, Kim Yo Jong, dikutip dari The Japan Times.

Intelijen Korea Selatan dan laporan media pemerintah Korea Utara menunjukkan bahwa Kim Jong Un mengalami semacam penurunan kesehatan tetapi kemungkinan bukan yang mengancam jiwa, kata Du Hyeogn Cha, seorang peneliti senior di Asan Institute for Policy Studies Seoul.

Akar masalahnya mungkin adalah sifat intelijen Korea Selatan yang lemah.

"Bahkan setelah puluhan tahun bekerja, Korea Selatan belum membangun jaringan intelijen yang dapat diandalkan untuk mengumpulkan informasi tentang Korea Utara," kata Cha, seorang mantan sekretaris intelijen untuk mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.

National Intelligence Service, lembaga intelijen Korsel, mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi apakah Kim Jong Un menjalani operasi.

"Kim Il Sung ditembak mati" mungkin masih menjadi berita utama surat kabar paling terkenal dalam sejarah Korea Selatan. Artikel Chosun Ilbo tahun 1986 pada awalnya didukung oleh pernyataan militer Korea Selatan bahwa Korea Utara telah mengumumkan matinya pendiri Korea Utara. Tetapi beberapa jam kemudian, Kim Il Sung muncul di bandara Pyongyang untuk menyambut delegasi Mongolia.

Bruce Klingner, yang menghabiskan 20 tahun bekerja di CIA dan Defense Intelligence Agency dan sekarang adalah peneliti senior untuk Asia Timur Laut di think tank Heritage Foundation yang berbasis di Washington, mengatakan kepada Nikkei Asian Review bahwa Korea Utara sebagai salah satu target tersulit untuk mendapatkan informasi. "Ketika saya beralih dari meliput Uni Soviet ke Korea Utara, Soviet tampak seperti buku terbuka dibandingkan dengan Pyongyang," kenangnya.

Pengerahan pesawat mata-mata AS ke Korut membuktikan betapa sulitnya memperoleh intelijen tentang Kim Jong Un secara langsung. Perubahan retorika Donald Trump dan ketidakjelasan bocoran intelijen AS ke media semakin menggelapkan informasi dan semakin membuktikan betapa terbatasnya jangkauan AS terhadap Kim Jong Un.

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

10 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

10 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

15 hari lalu

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi

Baca Selengkapnya