Cara Anies Baswedan Lindungi Akar Rumput Dari Pandemi Corona
Reporter
Adam Prireza
Editor
Aditya Budiman
Senin, 30 Maret 2020 16:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah masyarakat yang terkena Covid-19 selama pandemi Corona belum menunjukkan adanya penurunan. Di tingkat nasional, sebanyak 1.414 orang terkonfirmasi positif Corona, dengan 122 meninggal. Di Jakarta, hingga Senin pagi, 30 Maret 2020, dalam laman resmi corona.jakarta.go.id tercatat 720 pasien positif terinfeksi Covid-19.
Angka tersebut naik dari hari Ahad kemarin dengan jumlah kasus positif Corona sebanyak 701 orang. Hingga saat ini korban meninggal di Jakarta sudah mencapai 76 orang, sementara pasien yang sembuh tercatat 48 orang.
Gubernur Anies Baswedan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan berbagai hal untuk mengendalikan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu. Terhitung Sabtu, 28 Maret 2020, Anies memperpanjang masa tanggap darurat bencana Covid-19 untuk wilayah Jakarta yang sebelumnya hingga 5 April menjadi 19 April 2020.
Status tersebut pertama kali disematkan pada Jumat, 20 Maret 2020. Saat itu Anies mengatakan status tanggap darurat berlaku selama 14 hari dan dapat diperpanjang dengan melihat perkembangan yang ada.
Dengan adanya keputusan itu otomatis kegiatan bekerja dari rumah seluruh instansi pun diperpanjang. Termasuk dengan penutupan tempat wisata dan kegiatan belajar mengajar. "Semuanya mengikuti status tanggap darurat yang diperpanjang sampai 19 April," tutur mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini dalam konferensi pers yang disiarkan lewat akun YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu sore, 28 Maret 2020.
Pada 27 Maret 2020, Anies Baswedan menggelar rapat dengan para Wali Kota. Dalam video yang diunggah di akun Youtube milik Pemprov DKI, Anies memutuskan akan melokalisir wilayah aman yang belum tetular dari wabah virus Corona dengan pembatasan mobilitas di tingkat rukun warga. Anies mengatakan saat ini DKI telah mendata Rukun Warga atau RW yang masih belum ada kasus positif Covid-19, orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP).
Anies memerintahkan para wali kota mengerahkan jajarannya untuk tetap menjaga RW-RW tersebut tidak terkena wabah. "Jadi intinya kami mau melakukan lokalisir daerah aman tetap aman, dan daerah yang sudah kasus dikendalikan tersendiri," ujar Anies dalam rapat tersebut. Ia mencontohkan lokalisir RW-RW yang masih bersih dengan mengendalikan orang yang masuk-keluar rukun warga tersebut. Apakah orang tersebut akan berpergian ke tempat berisiko atau akan berhubungan dengan orang berisiko.
Opsi lain adalah memberikan batas sebagai tanda daerah ini aman dengan memasang pengumuman di depan gang atau jalan. Hal tersebut, kata dia, akan membuat warga di daerah bersih lebih melindungi diri. Menurut Anies, langkah tersebut belum bisa dipakai untuk seluas Jakarta, sehingga akan dimulai dari level paling bawah di RW-RW yang masih bersih dari pandemi Corona atau Covid 19. "Cari caranya pak apakah dijaga orang keluar-masuk, diberi pembatas ini daerah aman ada tulisan di ujung jalan, agar menjaga wilayah aman tidak tertular," ujar dia.
<!--more-->
Dalam beberapa kesempatan Anies Baswedan mengingatkan warga untuk beraktivitas dari rumah. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi interaksi antarwarga yang berpotensi menjadi medium penyebaran virus Corona. Ia juga melarang masyarakat untuk bepergian keluar Jakarta untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di wilayah lain. Dengan kasus positif paling banyak dibanding daerah lain, Jakarta telah menjadi episentrum penyebaran virus Corona.
Untuk mendukung itu, Pemprov DKI mengajak warga untuk belanja secara daring dari rumah. Gubernur mengatakan Pemerintah DKI Jakarta telah menyiapkan Pasar Jaya untuk melayani warga dalam program tersebut. Ada lebih dari 80 pasar yang bisa melayani pesanan kebutuhan pokok warga secara daring. Pasar Jaya juga telah menyediakan puluhan kontak telepon yang bisa dihubungi dan bisa di situs mereka.
Di sisi lain, kesehatan tenaga medis yang bekerja di rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 menjadi perhatian khusus Pemprov DKI. Mereka berada di garda terdepan dalam peperangan melawan virus tersebut. Berdasarkan data yang disampaikan Anies Baswedan pada Kamis, 26 Maret 2020 lalu, setidaknya sudah 50 tenaga medis di Jakarta yang positif terinfeksi Covid-19, sementara dua di antaranya meninggal dunia.
Pemerintah telah mengubah fungsi empat hotel Badan Usaha Milik Daerah dengan kapasitas total 700 kasur menjadi lokasi untuk menampung tenaga medis selama pandemi Corona. Keempat hotel itu adalah Hotel Grand Cempaka Business, Hotel D’Arcici Al-Hijrah, Hotel D’Arcici Plumpang, dan Hotel D’Arcici Sunter. Pemprov DKI juga menyediakan layanan antar jemput para tenaga kesehatan dengan bus Transjakarta dari hotel hingga ke rumah sakit tempat mereka bekerja.
Direktur Utama Jakarta Tourisindo Novita Dewi mengatakan hingga Senin, 30 Maret 2020, tercatat 671 tenaga kesehatan menginap di empat hotel tersebut. Rinciannya, 438 tenaga medis yang ditampung di 223 kamar Hotel Grand Cempaka Business. 156 tenaga kesehatan di 73 kamar Hotel D’Arcici Al-Hijrah, 47 orang di 26 kamar Hotel D’Arcici Plumpang, serta 30 tenaga kesehatan di 14 kamar Hotel D’Arcici Sunter.
Menurut Novita, kebutuhan dasar, seperti makan dan minum, para perawat ditanggung oleh pengelola hotel. Tak hanya itu, ia mengatakan ada banyak bantuan yang dikirimkan, baik oleh perseorangan maupun instansi, untuk kebutuhan tersebut.
Lantaran sudah hampir penuh, Novita belum dapat memastikan apakah Jaktour akan menyediakan hotel lain untuk menampung para tenaga kesehatan selama pandemi Corona. “Kami lihat nanti perkembangannya,” ujar dia.
ADAM PRIREZA | TAUFIQ SIDDIQ