Kesiapan Wisma Atlet Kemayoran Menjadi Rumah Sakit Darurat Corona

Reporter

Friski Riana

Senin, 23 Maret 2020 11:41 WIB

Petugas menyiapkan alat-alat medis di salah satu ruangan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Ahad, 22 Maret 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek kesiapan Rumah Sakit Darurat Covid-19 yang berlokasi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, sebelum dioperasikan mulai Senin sore, 23 Maret 2020. "Saya melihat sarana dan prasarana telah siap, baik untuk ruang penanganan pasien, baik ventilator semua siap, APD siap," kata Jokowi saat meninjau RS Darurat Covid-19 di Jakarta, pada Senin pagi.

Wisma Atlet pernah dipakai saat ajang pesta olahraga Asian Games 2018. Dalam pandemi Corona, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Doni Monardo meminta agar Wisma Atlet dijadikan rumah sakit darurat, sekaligus tempat karantina untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP) Covid-19.

Tak sampai sepekan direnovasi, empat tower Wisma Atlet selesai diperbaiki dan dirapikan sehingga siap 100 persen digunakan sebagai RS Darurat Covid-19. Perbaikannya dilakukan sejumlah BUMN Karya, seperti PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya, dan PT Brantas Abipraya. PT Bina Karya bertindak sebagai manajemen konstruksi.

Dalam persiapannya, ada tiga komponen pekerjaan yang dilakukan. Pertama, pembersihan ruangan karena sudah lama tidak dipakai, termasuk penyemprotan disinfektan pada Sabtu, 21 Maret 2020. Kemudian modifikasi perbaikan sesuai protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan di lantai 1, 2, dan 3 pada Tower, 7 yang akan dimanfaatkan sebagai RS Darurat dilengkapi dengan ruang laboratorium, farmasi, radiologi, dan ICU.

Doni Monardo bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perumahan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan perwakilan Kapolri meninjau kesiapan RS Darurat Covid-19 ini pada Ahad kemarin.

Advertising
Advertising

Mereka memastikan bahwa empat tower masing-masing tower 1, tower 3, tower 6, dan tower 7 di blok D10 telah siap digunakan.<!--more-->

Rincian penggunaan tiap-tiap tower meliputi, tower 6 secara keseluruhan dari lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Kapasitas yang tersedia adalah 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang. Satu kamar diperkirakan dapat menampung dua hingga tiga orang pasien.

Kemudian tower 7 akan dibagi menjadi beberapa fungsi. Pada lantai 1 akan digunakan sebagai IGD, lantai 2 untuk ICU, lantai 3 untuk ruang refreshing. Sedangkan lantai 4 - 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Kapasitas di tower 7 adalah 886 unit dengan kapasitas ruang rawat maksimum adalah 2.458 pasien.

Untuk dokter dan petugas medis akan menggunakan tower 1 lantai 1 sampai 24 dengan kapasitas 650 unit dan dapat menampung maksimum 1.750 orang. Sedangkan tower 3 lantai 1-24 direncanakan untuk Posko Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Jumlah unit yang tersedia sebanyak 650 unit dan dapat menampung maksimal 1.750 orang.

Semua protokol pelayanan kesehatan dalam hal ini diatur oleh Kementerian Kesehatan dengan operasionalnya dibantu oleh TNI, Kepolisian, dan relawan di bawah komando Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Untuk bantuan alat-alat kesehatan akan dikoordinir oleh Kementerian BUMN.

Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia Adib Khumaidi mengatakan bahwa organisasinya sejak semula memang mengusulkan agar Wisma Altet Kemayoran dijadikan RS Darurat Covid-19. "Saat outbreak (wabah) mulai meningkat, kasus mulai meningkat, sekarang sudah terjadi overload di RS rujukan maka harus ada satu tempat yang dispesifikan khusus menangani itu. Jadi Wisma Atlet adalah sebuah jawaban," kata Adib saat dihubungi Tempo.

Menurut Adib, yang harus ditindaklanjuti pemerintah saat ini adalah mengatur flow pasien rujukan. Ia memperkirakan RS Darurat Covid-19 nantinya akan menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 dari wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Pemerintah, kata dia, harus mengatur alur rujukan agar tidak semua orang bisa ke RS Darurat Covid-19. Tetapi hanya yang memenuhi kriteria yang bisa dirawat di sana, yaitu berstatus ODP dan PDP.<!--more-->

Adib juga menyarankan agar pemerintah membangun integrasi sistem antara Wisma Atlet Kemayoran dan RS rujukan Covid-19 serta rumah sakit lainnya yang menangani pasien Corona. Integrasi akan mengurangi beban rumah sakit rujukan. "Sehingga RS rujukan hanya terkonsentrasi merawat kondisi berat yang membutuhkan peralatan dan SDM dan tim kuat untuk menangani."

Adib menilai, RS Darurat Covid-19 ini juga bisa dijadikan contoh penanganan pasien Covid-19 yang sesuai standar WHO. Misalnya, dengan memakai alat proteksi diri yang standar.

Kemudian, pemerintah juga harus memperhatikan pengaturan shift tenaga medis. Adib menyarankan, tenaga kesehatan yang bertugas diberlakukan 14 hari jaga dan 14 hari off atau dikarantina. Sehingga, saat selesai bertugas, mereka tetep bisa kontak dengan keluarga karena sudah menjalani karantina.

Pola penanganan minimal kontak juga menjadi masukan IDI. Jika tidak ada kondisi urgent atau darurat, monitoring bisa dilakukan dengan teknologi. "Komunikasi lebih banyak dengan komunikasi digital. Itu salah satu cara supaya buat kami tenaga medis terproteksi."

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

12 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

6 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

11 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya