Jurus Anies Baswedan Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Aditya Budiman
Jumat, 13 Maret 2020 14:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rasa cemas menyerang Wiwik Widyasari saat melihat gambar viral tentang penularan virus Corona atau Covid-19. Dari layar ponsel, perempuan berusia 27 tahun ini melihat sosok Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang sedang memaparkan potensi penularan virus Corona di sektor transportasi publik.
Dengan jelas, dalam gambar tersebut tertulis kereta rel listrik rute Bogor - Depok - Jakarta Kota berisiko besar terjadi penularan Corona. "Gimana gak khawatir. Kan kita gak tahu satu per satu riwayat kesehatan setiap penumpang," kata Wiwik yang setiap hari mengandalkan KRL untuk berangkat kerja dari Stasiun Bekasi menuju Gondangdia, Kamis, 12 Maret 2020.
Meski rute yang dilalui Wiwik, yakni Cikarang/Bekasi - Jakarta Kota masuk kategori aman, tapi teror Covid-19 masih menghantuinya. Sebab, tiap hari ada ratusan ribu orang menggunakan transportasi publik untuk menunjang aktivitas. "Penyebaran virus gak kelihatan di tengah kepadatan itu," tuturnya.
Sejak virus Corona masuk ke Indonesia, ia menilai, kekhawatiran penularan virus di dalam kereta sudah semakin terasa. Menurut Wiwik, saat ini kepadatan penumpang kereta tidak seperti biasanya. "Mungkin ada yang beralih sementara ke kendaraan pribadi," ujarnya. "Tapi kalau saya tidak bisa karena kereta jadi satu-satunya transportasi yang saya gunakan sehari-hari."
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tak membantah ihwal foto yang menjadi viral tersebut. Ia mengatakan informasi terkait risiko penularan virus Corona di KRL rute Bogor - Depok - Jakarta Kota merupakan data internal.
Data tersebut, sebut dia, digunakan untuk menyusun langkah mitigasi potensi risiko penularan virus Corona. "Itu untuk kebutuhan internal supaya kami bisa melakukan langkah-langkah mitigasi," ujar Anies.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini menjelaskan data tersebut diperoleh dari sebaran orang dalam pemantauan hingga pengawasan penularan virus Corona. Menurut dia, mitigasi tersebut bukan hanya di sektor transportasi saja, tapi juga di sektor yang lain. Ia menegaskan data tersebut bukan berarti ada kasus penularan virus corona di KRL.
"Jadi yang disampaikan bahwa saat ini ada kasus, bukan. Tapi saat ini kami punya potensi risiko-risiko, salah satunya adalah transportasi, tapi juga aspek-aspek yang lain," ujar Anies Baswedan.
<!--more-->
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Sri Suharti, mengatakan transportasi publik memang masuk dalam mitigasi dan dipetakan menjadi lokasi rawan penularan virus Corona. Pemprov DKI telah melakukan simulasi potensi penyebaran dan penularan Covid-19.
Rute KRL Bogor - Jakarta Kota dianggap rawan karena data penyebaran dan penularan Corona saat ini berada di kawasan Depok, Kemang dan beberapa wilayah lainnya. Menurut dia, pemetaan dilakukan agar pemerintah bisa dengan maksimal mencegah penularan. "Jadi kami tahu apa yang harus dikerjakan dengan lebih baik sesuai protokolnya," ujarnya.
Suharti menuturkan simulasi potensi penularan virus di transportasi ini jangan sampai dianggap sebagai titik penyebaran. "Ini bukan persebaran Corona di jalur KRL Depok-Jakarta."
Juru bicara PT Kereta Commuter Indonesia, Sylviane Purba, mengatakan telah mengantisipasi risiko penularan Covid-19 di KRL commuter. KCI telah menyiapkan hand sanitizer di setiap stasiun dan pemeriksaan suhu tubuh secara acak di 30 stasiun KRL. "Kami rutin membersihkan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan," ujarnya.
Sylviane menjelaskan jumlah pengguna lintas Bogor - Depok menuju Jakarta Kota/Angke/Jatinegara satu tahunnya mencapai 199.443.439 pengguna. “Per harinya mencapai 546.420 pengguna atau 69 persen dari keseluruhan pengguna KRL,” kata dia.
PT KCI sebagai operator transportasi publik, lanjut dia, telah berupaya keras mengantisipasi peredaran Covid-19. Sejak 3 Februari 2020, PT KCI, kata dia, telah mengedukasi para pengguna terkait pencegahan penyebaran virus Corona dan membagikan masker di 36 stasiun. Perusahaan juga telah menyediakan lebih dari 700 botol hand sanitizer serta materi edukasi dan imbauan di 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.
Pantauan Tempo sebagian penumpang KRL di dalam gerbong telah menggunakan masker, sebagai antisipasi penularan Corona. Selain itu, PT KCI juga sudah menyediakan hand sanitizer di pintu masuk maupun keluar stasiun. Namun, PT KCI belum memeriksa suhu tubuh para penumpang yang masuk maupun keluar stasiun.
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo, telah meminta setiap operator transportasi umum untuk waspada terhadap penyebaran virus Corona. Dishub DKI pun telah membuat surat edaran terkait upaya pencegahan penularan di angkutan umum pada 4 Maret lalu. "Sehari sebelumnya kami juga sudah memanggil para operator untuk membahas masalah ini," ujarnya.
Setiap operator angkutan umum telah diminta untuk menyediakan hand sanitizer dan melakukan pemeriksaan suhu penumpang. Jika suhu tubuh penumpang mencapai 38,5 derajat maka dilarang naik angkutan umum. "Prosedurnya seperti itu," ucapnya.
Sementara PT Mass Rapid Transit (MRT) memutuskan menunda kegiatan ulang tahun perseroan untuk mencegah tersebarnya virus Corona. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan perusahaan akan menjadwalkan ulang acara MRT Fest dan MRT Run.
MRT Jakarta telah menetapkan kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19. Perusahaan memeriksa suhu badan semua penumpang di setiap area pintu masuk stasiun dan melarang masuk penumpang yang mengalami gejala demam tinggi. Pemeriksaan suhu tersebut akan dilakukan di setiap area pintu masuk stasiun. Kemudian, MRT juga telah secara paralel menerbitkan peraturan direksi khusus untuk penguatan langkah-langkah dan prosedur penanganan pencegahan penyebaran Covid-19.
Hingga kemarin, pemerintah menyatakan jumlah pasien positif terjangkit virus Corona mencapai 34 orang. Satu di antaranya, yaitu kasus 25 meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Bali. Perempuan 52 tahun itu adalah warga negara asing yang datang ke Bali untuk berwisata.
IMAM HAMDI | TAUFIQ SIDDIQ | LANI DIANA