Virus Corona, Cina Kekurangan Masker Wajah, Amerika Ekspor

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 18 Februari 2020 14:44 WIB

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Beijing - Dominasi Cina dalam jalur suplai global lewat strategi harga kompetitif membuat negara itu sekarang kesulitan untuk mencari masker medis di tengah merebaknya wabah virus Corona di sana dan berbagai negara di dunia.

Permintaan akan masker medis melonjak beberapa pekan terakhir, yang membuat stok di Cina habis. Namun, kondisi ini juga terjadi di banyak negara dari Bangkok, Thailand, hingga Boston, Amerika Serikat.

Penyebaran virus Corona ini terjadi terutama lewat bersin dan batuk atau permukaan yang terinfeksi virus ini.

“Ini membuat masker medis sederhana menjadi barang yang paling dicari di Cina saat ini,” begitu dilansir South China Morning Post pada Ahad, 16 Februari 2020.

Pemerintah Cina telah mewajibkan warganya di sejumlah kota seperti Wuhan untuk mengenakan masker wajah saat beraktivitas di luar rumah.

Advertising
Advertising

Karena kekurangan stok di tengah menyebarnya virus Corona ini, pemerintah Cina bergegas memborong masker medis dari luar negeri. Ini dilakukan lewat jalur hubungan diplomatik hingga jalur swasta.

Namun, para dokter dan perawat yang bertugas di Kota Wuhan, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona, masih mengalami kekurangan masker wajah. Terutama mereka membutuhkan masker wajah jenis N95, yang memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan masker wajah biasa.

Saat ini, jumlah korban tewas akibat virus Corona ini, yang menyebabkan radang pernapasan, terus bertambah menjadi 1.868 orang dan 72.436 orang.

Mayoritas kasus infeksi virus Corona ini masih terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bagian tengah.

Seorang kepala otoritas kesehatan di Kota Dali di Provinsi Yunnan diberhentikan karena diduga menggelapkan masker wajah, yang sebenarnya diperuntukkan untuk Kota Chongqing dan Huanggang di Provinsi Hubei.

Pemerintah pusat juga mengambil alih kewenangan distribusi pembagian masker wajah ini ke Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional.

Ini merupakan lembaga perencanaan pembangunan yang berpengaruh di Cina. Sebelumnya, kewenangan itu ada di kementerian Industri dan Teknologi Informasi.

Saat ini, pemerintah Cina belum mengumumkan berapa kekurangan masker wajah. Namun, permintaan akan masker ini terus bertambah di berbagai daerah.

Sejumlah pejabat lokal telah meminta perusahaan untuk membuat sendiri masker wajah bagi karyawan mereka. Ini menjadi syarat sebelum mereka bisa mengoperasikan kembali perusahaannya.

Saat ini, perusahaan pembuat masker di Cina hanya beroperasi dengan kapasitas 76 persen. Ini artinya, produksi harian masker ini sebanyak 15.2 juta buah dari kapasitas 20 juta. Ini diungkap oleh pejabat Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional saat jumpa pers baru-baru ini.

Sedangkan estimasi permintaan harian untuk masker ini mencapai 50 – 60 juta unit saat ini. Angka ini dilansir media Cina mengutip sumber dari perusahaan manufaktur masker.

Cina juga hanya bisa memproduksi masker N95 sebanyak sekitar 200 ribu per hari. Ini karena produksi masker jenis ini membutuhkan teknologi dan material lebih kompleks.

Untuk memenuhi kekurangan ini, pemerintah Cina telah mengadopsi cara penjatahan untuk masker kepada staf medis seiring berkembangnya berita soal pencurian, pembuatan masker palsu dan atau masker buatan industri rumahan.

Menurut Mike Bowen, pendiri dan wakil Presiden dari perusahaan pembuat masker Prestige Ameritech, dia telah memprediksi soal kekurangan ini sejak lama.

“Karena mereka menjadi pembuat masker utama, ini justru juga menjadi masalah bagi negara lain,” kata dia.

Menurut Bowen, harga masker di Cina sangat murah sehingga semua negara membeli dari sana. “Tapi orang tidak berpikir jika suatu hari terjadi wabah di Cina dan apakah mereka masih bisa membeli masker,” kata Bowen, yang juga juru bicara Asosiasi Pasokan Masker.

Menurut Bowen, pasokan masker dari Cina mengisi sekitar 50 persen pangsa pasar di Amerika Serikat. Awalnya, pasar ini dikuasai hingga 87 persen oleh perusahaan lokal Prestige Ameritech.

Saat ini, Prestige justru mulai menyuplai pasokan masker wajah ke Cina sebanyak 1 juta unit dalam dua pekan terakhir. Dia mengatakan perusahaan juga menjajaki penjualan ke Hong Kong, yang juga dilanda kepanikan akibat wabah virus Corona dengan satu orang meninggal.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya