Menakar Peluang dan Ancaman Virus Corona terhadap Ekonomi RI

Rabu, 12 Februari 2020 12:46 WIB

Presiden Joko Widodo Jokowi bersama jajaran menterinya menggelar rapat terbatas membahas dampak ekonomi dari virus corona di Istana Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 4 Februari 2020. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak penyebaran virus corona menjadi pemicu utama terguncangnya kinerja perdagangan ekspor. Kinerja ekspor Indonesia diprediksi belum membaik pada tahun ini.

Indikasi tersebut, kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri, bisa dilihat dari penurunan kinerja ekspor beberapa negara selama Januari. Kinerja ekspor Vietnam, Korea Selatan, Jepang, Pakistan, hingga Cile anjlok selama bulan lalu.

“Jadi, ada sekitar lima hingga enam negara yang sudah merilis data (perdagangan) Januari itu umumnya ekspor-impornya turun. Yang terbesar Brasil turun sampai dua digit,” ujar dia, Selasa 11 Februari 2020.

Menurut Kasan, penyebaran virus corona di Wuhan telah memukul aktivitas ekonomi Cina. Beberapa aktivitas perdagangan di negeri itu juga berhenti. Salah satu negara yang sudah merilis data penurunan kinerja perdagangan adalah Korea Selatan. “Kami membayangkan ini pasti berdampak pada Indonesia,” kata dia.

Kasan mengatakan, berdasarkan data Bank Dunia, setiap penurunan 1 persen produk domestik bruto (PDB) Cina berdampak sekitar 0,3 persen terhadap Indonesia. Adapun PDB Cina diproyeksikan turun hingga 2 persen. “Jadi, kalau World Bank memprediksikan penurunan 0,3 persen, kami lebih konservatif, yaitu 0,23 persen. Kalau target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen, dikurangi 0,6 persen maka bisa turun menjadi 4,7 persen,” ujar dia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Dody Edward, mengatakan produk manufaktur dalam negeri berpotensi menopang kinerja ekspor. Produk manufaktur yang berpotensi berkontribusi bagi ekspor, seperti produk otomotif, furnitur, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, makanan dan minuman, kimia, hingga kertas, akan terus didorong.

“Kemudian kami juga akan mendorong usaha kecil dan menengah agar bisa masuk pasar ekspor,” tutur Dody kepada Tempo.

<!--more-->

Indonesia, kata dia, juga terus mendorong implementasi sejumlah perjanjian dagang yang telah disepakati Indonesia dengan negara mitra. Untuk itu, pemerintah berharap sektor swasta atau dunia usaha bisa lebih aktif untuk melakukan misi dagang atau trade mission per sektor secara komprehensif dan detail.

Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (Himki), Abdul Sobur, mengatakan industri furnitur dan kerajinan berpotensi menopang ekspor nasional. Pasalnya, kandungan bahan impor terhadap sektor tersebut relatif kecil. Menurut dia, mayoritas produk jadi mebel dan kerajinan berbasis bahan lokal, seperti kayu, rotan dan bambu, dan sedikit logam dan plastik.

Selain itu, pasar ekspor furnitur dan kerajinan adalah Eropa dan Amerika Serikat (AS). Pasar AS menjadi tujuan utama dengan nilai US$ 700–800 juta per taun. Sobur mengatakan nilai tersebut memiliki porsi yang sangat besar bagi nilai ekspor nasional. “Dampak perang dagang Amerika-Cina dan wabah virus corona membuka peluang besar masuk ke pasar Amerika,” ujar dia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, meski arus ekspor TPT ke Cina terhambat akibat virus corona, pada saat bersamaan hal ini mendorong permintaan domestik yang selama ini diisi produk impor dari Cina. Menurut Redma, sekitar 30 persen dari 60 persen produk Cina di Tanah Air bisa diisi produk dalam negeri.


Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, pemerintah mau tidak mau harus terus menstimulasi investasi di sektor manufaktur atau industri pengolahan yang berorientasi ekspor. Artinya, penciptaan iklim usaha yang efisien dan produktif menjadi penting. Selain itu, diperlukan adanya efisiensi rantai pasok atau supply chain produksi.

“Termasuk ketentuan dan prosedur supply chain impor dan ekspor harus dibenahi dan disimplifikasi sehingga hambatannya minim dan menjadi lebih efisien untuk memproduksi produk ekspor di Indonesia,” ujar Shinta.

Advertising
Advertising

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

1 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

4 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

5 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

6 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

7 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya