Terowongan Istiqlal-Katedral: Antara Esensi atau Simbol Kerukunan

Reporter

Dewi Nurita

Senin, 10 Februari 2020 12:06 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat 7 Februari 2020. Renovasi besar-besaran Masjid Istiqlal pertama kali dilakukan sejak 41 tahun lalu. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral menuai pro kontra. Ada pihak yang menyambut baik, tapi lebih banyak yang menganggap rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan dua tempat ibadah itu tidak esensial.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom misalnya. Ia mengkritik pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral itu sebatas simbol semata alias tak ada substansi di dalamnya.

"Sementara kita sudah terlalu penuh dengan simbol-simbol kerukunan umat beragama yang direduksi menjadi formalistik dan sangat elitis," kata Gomar saat dihubungi Tempo, Ahad, 9 Februari 2020.

Rencana pembuatan terowongan Istiqlal-Katedral pertama kali diungkapkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Februari 2020. Jokowi menyebut 'terowongan silahturahmi' itu menjadi bagian proyek renovasi Masjid Istiqlal yang mulai dilakukan pada Mei 2019.

Gomar menilai simbol-simbol yang dibangun itu tak bisa mengatasi kasus-kasus intoleransi yang masih terjadi di Indonesia. Ketimbang membangun terowongan, kata dia, pemerintah lebih baik fokus pada upaya mengatasi masalah perizinan pembangunan rumah ibadah.

Advertising
Advertising

Saat ini, menurut Gomar, masih banyaknya rumah ibadah tidak bisa berdiri karena aksi-aksi intoleran. "Kita membutuhkan kerukunan yang eksistensial bukan yang formalistik dan simbol-simbol semata," kata dia.

Hal serupa disampaikan Direktur Riset Setara Institute Halili. Ia menyebut ada hal yang lebih penting dari simbol perjumpaan antar agama, yakni penyelesaian kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.

“Kalau terowongan dipromosikan tetapi pemberian izin mendirikan rumah ibadah kelompok minoritas dipersulit itu kan problematik juga,” kata Halili kepada Tempo, Jumat lalu.

Halili menyebut ada tiga persoalan yang semestinya bisa ditangani di level negara, yaitu regulasi, kapasitas aparat, dan penegakkan hukum. “Ketiganya melampaui urgensi pembangunan terowongan" kata dia.

Di posisi berbeda, Wakil Ketua Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat Ace Hasan Syadzily menilai ikon yang mencerminkan toleransi beragama di Indonesia, teramat diperlukan.

Keberadaan terowongan tersebut, kata Ace, akan memperkuat silaturahmi antarumat beragama. "Masjid Istiqlal dan Katedral berdampingan letaknya dan dikenal selama ini sebagai simbol rumah ibadah yang mencerminkan kerukunan umat beragama di Indonesia," ujarnya, Jumat pekan lalu.

Di tengah ramainya pro kontra, Kepala Bagian Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah menjelaskan ide yang mendasari rencana pembangunan terowongan itu adalah rasa toleransi yang sangat tinggi di antara dua tempat ibadah tersebut. Dua tempat ibadah yang letaknya berseberangan ini kerap berbagi lahan parkir di setiap hari-hari raya.

Sebelum muncul ide membangun terowongan, kata Abu, Imam Besar Masjid Istiqlal pernah menyarankan agar pagar di Istiqlal dan Katedral dibuka saja supaya tidak ada sekat yang membatasi. "Tapi itu kan sulit dilakukan. Nah, paling bisa dikerjakan adalah membuat terowongan yang menghubungkan dua tempat ibadah itu,” ujarnya.

Dengan adanya terowongan tersebut, kata Abu, nantinya akan berfungsi untuk memudahkan masyarakat menyeberang dari Istiqlal ke Katedral atau sebaliknya. Selain pengunjung kedua rumah ibadah, masyarakat umum dapat memanfaatkan terowongan itu. “Khususnya bagi yang parkir di Istiqlal tapi mau ibadah di Katedral. Juga wisatawan yang ingin mengunjungi dua tempat ibadah itu,” ujarnya.

Pengurus Gereja Katedral Jakarta juga menyampaikan hal serupa. Kepala Pastor Gereja Katedral Jakarta, Romo Albertus Hani Rudi Hartoko mengatakan rencana pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral ini telah disepakati kedua pengurus rumah ibadah.

Pembangunan terowongan itu, kata Albertus, akan semakin menegaskan relasi yang selama ini telah terjalin antara Istiqlal dengan Katedral. "Terlebih dalam hal saling mendukung dalam hal perparkiran, yang selama ini Istiqlal selalu menyediakan parkir bagi umat Katedral yang akan beribadah terutama di hari-hari Raya besar, pun sebaliknya," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 8 Februari 2020.

Terlebih, menurut Albertus, belakangan kunjungan kenegaraan maupun kunjungan umum ke kedua tempat ibadah yang menjadi cagar budaya nasional itu semakin meningkat, baik kunjungan dari Masjid Istiqlal lalu ke Katedral, maupun sebaliknya.

"Semoga adanya Terowongan Silaturahmi ini semakin mempererat dan merawat persaudaraan, persatuan, dan kebhinekaan serta silaturahmi dan toleransi antarumat beragama yang mendukung semangat kebangsaan," kata Albertus.

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

10 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

12 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

13 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

13 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

14 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

20 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

21 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

22 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya