Mengukur Dampak Wabah Virus Corona terhadap Ekonomi RI

Kamis, 30 Januari 2020 17:14 WIB

Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa 28 Januari 2020. Agen biro perjalanan China memulangkan ratusan wisatawannya yang sedang berkunjung di Batam menyusul merebaknya wabah virus Corona, selain itu pihak Bandara Hang Nadim juga menghentikan sementara penerbangan dari China ke Batam sampai batas waktu yang belum ditentukan. ANTARA FOTO/M N Kanwa

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran virus corona yang terjadi di Wuhan, Cina, memang belum berdampak secara langsung terhadap perekonomian Indonesia karena belum ada pembatasan ekspor-impor. Meski begitu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menuturkan penyebaran virus corona bisa berdampak pada kinerja perdagangan dalam negeri.

Menurut dia, wabah ini telah membuat aktivitas ekonomi Cina melambat. "Padahal seharusnya kita bisa menikmati keuntungan dari pemulihan ekonomi Cina setelah trade deal Amerika Serikat (AS)-Cina tahap pertama," ujar Shinta kepada Tempo, Rabu 29 Januari 2020.

Shinta mengatakan wabah ini menyebabkan permintaan Cina terhadap ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia menjadi tidak berkembang sesuai proyeksi. Ia mencontohkan, pada periode tahun baru Imlek lalu seharusnya permintaan dari Cina terhadap produk consumer goods dari seluruh dunia meningkat. Namun, kata dia, yang terjadi justru permintaan tak naik signifikan.
Secara keseluruhan, kondisi ini memperlambat pemulihan ekonomi dunia, khususnya AS dan Uni Eropa, karena rantai pasok dari Cina terganggu. Sehingga, secara tidak langsung hal tersebut menganggu pemulihan permintaan global terhadap produk Indonesia.
"Kita juga (harus) antisipasi Purchasing Manager Indeks (PMI) China melambat atau setidaknya stagnan di triwulan satu dan pertumbuhan ekonomi global juga akan tetap sluggish (lamban) dengan kecenderungan semakin tertekan," kata Shinta.
Shinta mengatakan sektor usaha yang berpotensi terpengaruh besar akibat wabah ini adalah sektor jasa seperti logistik, transportasi, pariwisata, dan retail karena sektor ini seharusnya paling sibuk dan paling produktif pada masa liburan imlek di Cina. Sementara itu, untuk sektor barang yang terdampak, yaitu produk manufaktur consumer goods, khususnya food and beverages, serta rantai pasoknya seperti perikanan, pertanian, atau perkebunan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan dampak jangka pendek yang terjadi akibat wabah virus corona adalah timbulnya permintaan masker, sarung tangan karet, atau alat pelindung diri lainnya dari negara terdampak. Menurut dia, sektor yang terpukul adalah penerbangan, perhotelan, pariwisata.
Selain itu, kata dia, penyebaran virus ini bisa berdampak pada terganggunya impor bahan baku untuk industri makanan dan Minuman dari Cina. "Adapun dampak jangka panjang tergantung progres penanggulangan virus corona ini. Kalau penyebarannya tidak tertangani maka landscape perdagangan dunia akan berubah," ujar Benny.
<!--more-->
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim berujar kekhawatiran meningkat jika persoalan Corona berkepanjangan, sebab diproyeksikan dapat berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi Cina hingga ke level 4,5 persen dari saat ini sebesar 6 persen. “Ini akan merembes ke Indonesia karena Indonesia salah satu negara eksportir terbesar ke Cina, kerja sama perdagangan juga banyak,” kata dia. “Ini bisa berpengaruh ke rupiah, bahkan dampak ketidakpastiannya bisa melebihi perang dagang.”
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan sejauh ini tidak ada dampak wabah virus corona terhadap perdagangan Indonesia dan Cina. Menurut Agus, permintaan produk dari Cina masih sangat besar. Namun demikian, Agus mengatakan akan mempertimbangkan kemungkinan pembatasan impor produk dari Cina dengab melibatkan Kementerian Kesehatan.
"Akan kami evaluasi, karena kejadian ini baru, juga berkembang cepat," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk pembatasan impor ini. Hingga saat ini, Wisnu mengatakan belum ada dampak virus corona terhadap ekspor-impor Indonesia.
Namun dalam jangka panjang, kata Wisnu, kemungkinan terpengaruh tetap ada. Dampaknya datang secara tidak langsung dengan ekonomi Cina yang melemah, akibat penyebaran virus corona. "Tapi ini kan masih baru saja, jadi belum (kelihatan)," kata dia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward mengatakan pemerintah terus memonitor kondisi perdagangan bersama dengan Kadin dan perwakilan perdagangan di Beijing dan Shanghai, termasuk dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan konsulat jenderal di sana. "Saya mendapatkan info adanya permintaan masker dan keperluan medis," kata dia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan ekspor impor yang terganggu akibat isolasi di beberapa kota Cina akan membuat konsumsi masyarakat hingga kinerja industri melambat. Akibatnya, kata dia, permintaan komoditas bahan baku dari Indonesia akan terimbas parah.
<!--more-->
"Di sisi lain, impor asal Cina yang diperketat masuk ke Indonesia terutama produk berbahan dasar hewan dan buah buahan, bisa menguntungkan produk lokal karena terjadi perubahan permintaan," kata Bhima.
Selain itu, tajamnya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara asal Cina akan berdampak pada penurunan okupansi kamar perhotelan, khususnya di daerah pariwisata, seperti Bali atau Lombok. Bhima mengatakan imbasnya tentunya akan terasa pada bisnis restoran, pusat hiburan, dan perbelanjaan. "Perlu dicermati dampak ke pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pariwisata dan dampak ke penurunan pendapatan daerah," kata dia.
Dampak ini dialami oleh PT Hotel Indonesia Natour (Persero). Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Iswanda Said menuturkan, setelah wabah meluas dan penerbangan dari dan menuju Wuhan ditutup total, banyak turis Cina yang membatalkan pemesanan hotel yang dikelola BUMN ini.

"Kami mencatat, yang sampai hari ini belum ada tamu yang cancel karena sudah stay. Tetapi yang ke depan ada (pembatalan) 109 rooms night per hari ini," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Akibat pembatalan ini, Hotel Indonesia Natour grup mengalami kerugian hingga Rp 109 juta. Angka ini dengan asumsi bahwa harga per malam menginap di hotel yang dikelola perseroan adalah Rp 1 juta.

Hotel Indonesia Natour memiliki tiga hotel di Bali yakni di Kuta, Sanur dan Nusa Dua. Sehingga total kerugian itu didapatkan dari pembatalan yang berada pada ketiga hotel tersebut terhitung dari maraknya wabah virus Corona hingga 30 Januari 2020. "Total mayoritas hotel di Bali, karena belum sempat datang ke Bali," ucapnya.

Walaupun ada beberapa pembatalan pemesanan hotel dari turis Cina, Iswandi mengaku, perseroannya tidak hanya berfokus terhadap pasar asal Negeri Tirai Bambu. Pihaknya berusaha menggaet wisatawan asal negara lain, seperti dari Australia dan Eropa.

Berita terkait

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

6 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

15 hari lalu

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Pemerintah, khususnya BI, Kementerian Keuangan dan OJK diminta untuk segera melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah rupiah kian jeblok.

Baca Selengkapnya

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

15 hari lalu

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

Apindo menyatakan WFH cenderung menciptakan penurunan produktivitas ekonomi nasional secara agregat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

17 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

18 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

38 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

Ketua Apindo menanggapi pengumuman KPU soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

41 hari lalu

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

Pembataan barang bawaan impor berlaku sejak 10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

47 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya