Waspada Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Editor

Febriyan

Sabtu, 25 Januari 2020 13:25 WIB

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat menyambangi kantor Huawei di Gedung BRI II, Jakarta, Kamis, 22 Januari 2020. Kedatangannya Terawan tersebut berkaitan dengan isu seorang karyawan Huawei yang terjangkit Virus Corona dan memastikan bahwa isu tersebut tidak benar dan tidak ada Virus Corona di gedung BRI. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung BRI II di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat mendadak gempar pada Kamis siang, 23 Januari 2020. Kabar adanya penghuni gedung perkantoran tersebut yang terjangkit virus Corona menyeruak.

Pihak pengelola langsung mengisolasi gedung dengan tak membiarkan siapa pun keluar. "Kabar itu menyebar setelah makan siang. Tidak ada yang boleh keluar kantor. Semua harus stay," ujar seorang karyawan yang kantornya berada di gedung itu kepada Tempo.

Menurut si karyawan yang tak mau disebutkan namanya itu, seorang yang diduga terjangkit virus Corona berasal dari perusahaan Huawei Tech Investment, perusahaan teknologi informasi asal Cina, yang berkantor di lantai 19. Menurut kabar, si karyawan baru saja pulang dari Cina dan tiba-tiba mengalami demam.

"Jujur saya sih panik, karena pegawai Huawei itu banyak banget dan sering main ke lantai saya," ujarnya.

Namun situasi kembali normal menjelang sore hari. Pihak gedung akhirnya memperbolehkan para penghuni kembali melakukan aktivitasnya.

Advertising
Advertising

Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hari Purnomo membenarkan adanya dugaan penyebaran virus Corona di sana. Namun, menurut dia, karyawan Huawei tersebut akhirnya dipastikan tak terjangkit setelah dilakukan pemeriksaan di salah satu rumah sakit.

"Dari hasil diagnosa rumah sakit, dinyatakan bahwa pekerja tersebut terserang radang tenggorokan," kata Hari dalam keterangan tertulisnya.

Pihak Huawei juga membenarkan dugaan tersebut. Namun, tidak seperti BRI, Huawei menyatakan belum bisa memastikan apakah si karyawan terjangkit atau tidak.

"Saat ini, kami belum dapat menyatakan apakah karyawan tersebut terjangkit Virus Corona atau tidak hingga kami menerima konfirmasi dari pihak rumah sakit selaku otoritas dalam bidang kesehatan. Begitu kami menerima konfirmasi, kami akan menginformasikan kembali," tulis Huawei dalam pernyataan tertulisnya.

Gonjang ganjing virus Corona di Gedung BRI itu bahkan harus membuat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto turun langsung. Sore itu juga, Terawan menyambangi gedung milik Badan Usaha Milik Negara itu.

Untuk meyakinkan bahwa di sana tidak ada penyebaran virus Corona, Terawan bahkan menginspeksi gedung tanpa menggunakan masker.

"Saya ke sini sengaja mengecek di lapangan apa yang terjadi, ternyata tidak terjadi apa-apa," kata Terawan.

Tak hanya di Gedung BRI, dugaan adanya orang yang terinspeksi virus Corona juga muncul dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. Pihak Rumah Sakit sempat mengisolasi seorang pasien yang diduga terjangkit virus tersebut sejak Kamis kemarin.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia Handayani tak merinci siapa dan asal pasien tersebut. Namun menurut dia, si pasien patut dicurigai terinfeksi terjangkit virus Corona yang juga disebut nCOv karena mengalami demam, infeksi pernapasan dan juga baru kembali dari negara yang telah terjangkit.

"Jadi kalau memenuhi kriteria itu ya kami observasi untuk diperiksa," ujar Dwi.

Namun pihak RSPI Sulianto Saroso menyatakan si pasien telah dipastikan negatif. Kepastian itu didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam.

"Untuk saat ini di RSPI Sulianti Saroso tidak ada pasien virus corona karena pasien yang dirawat di RSPI bukan suspect nCoV (novel coronavirus). Hasil pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) negative corona virus," kata Humas RSPI Wiwik Hukmit kepada Tempo, Sabtu, 25 Januari 2020.

Coronavirus pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, virus ini ditularkan dari hewan ke manusia. Otoritas Cina menduga virus tersebut awalnya tersebar dari pusat penjualan satwa liar secara ilegal di Wuhan.

Meskipun demikian, asal usul penyebaran virus ini masih belum jelas. Ada yang menyebutkan berasal dari sup kelelawar yang biasa dimakan warga di sana, ada juga yang menyebut dari makanan laut.

Menurut WHO, virus ini mengakibatkan rasa sakit yang diawali berupa demam biasa hingga menjadi penyakit yang lebih parah seperti sindrom pernafasan Timur Tengah atau MERS dan sindrom pernafasan akut atau SARS.

WHO menyatakan bahwa seseorang yang terinfeksi virus Corona akan mengalami gejala seperti batuk dan sulit bernafas. Untuk kasus yang lebih parah akan mengarah pada pneumonia, sindrom pernafasan akut, kegagalan ginjal, bahkan kematian. Di Cina, virus ini kabarnya telah menewaskan 41 orang.

Penyebaran virus ini pun sudah cukup luas. Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, hingga negara tetangga seperti Singapura dan Thailand disebut telah menemukan pasien yang terjangkit Coronavirus. Mereka yang terinfeksi disebut baru saja pulang dari Cina dan pernah mengunjungi Kota Wuhan.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun mengimbau warga untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Salah satunya dengan menutup hidung dan mulut ketika batuk. Tujuannya agar bakteri penyebab novel coronavirus (nCoV) tidak menyebar ke udara bebas lalu menular.

"Ini secara umum kalau kita batuk maka kita harus terapkan etika batuk. Etika batuk itu kala batuk tutup mulut pakai tisu," kata Dwi.

Menurut Dwi, tisu harus dibuang. Jangan lupa mencuci tangan setelah bersin atau batuk dengan sabun selama 20 detik lalu bilas menggunakan air mengalir. Alternatif lain cuci tangan dengan memakai pembersih tangan atau tisu basah yang mengandung alkohol 70-80 persen.

"Minimal ada lima waktu cuci tangan sebelum memegang atau mengolah makanan, sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air, kemudian satu lagi sesudah merawat pasien atau kontak dengan orang sakit," jelas Dwi.

Tak cuma itu, warga disarankan menggunakan masker. Khususnya bagi mereka yang diduga terinfeksi virus corona. "Kalau sakit harus pakai masker ijo sebenarnya karena dia bisa mencegah bakteri atau virus yang di saluran napas kita untuk keluar," ucap dia.

Dokter spesialis jantung Rumah Sakit MMC Jakarta, Dicky Armein Hanafy, menyatakan cara terbaik untuk menangkal virus ini adalah dengan memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

"Semakin turun daya tahan tubuh, semakin dia tidak bisa melawan virus tersebut. Itu berlaku untuk semua virus. Pada dasarnya, semua virus bisa dilawan dengan daya tahan tubuh yang kuat," kata Dicky.

Agar daya tahan tubuh kuat, Anda bisa mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan antioksidan, misalnya kacang-kacangan, sayuran, dan buah seperti apel, anggur, jeruk, kurma, bawang putih, tomat, serta brokoli dan ubi. Selain itu, jangan lupa berolahraga.

Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk Coronavirus. Karena itu, mencegah lebih baik daripada mengobati.

JULNIS FIRMANSYAH|LANI DIANA|KIKI ASTARI| ANTARA

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

21 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

25 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

27 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

28 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

29 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

29 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

31 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

33 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya