Ratusan Pohon Jadi Korban Revitalisasi Monas
Reporter
Tempo.co
Editor
Aditya Budiman
Sabtu, 18 Januari 2020 14:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Monumen Nasional atau Monas tengah berbenah. Siang itu, Kamis, 16 Januari 2020, ratusan pohon yang biasa berdiri tegak di sisi selatan kawasan Monas raib. Pemandangan berganti menjadi deretan pagar pembatas proyek. Hanya ada satu bangunan menonjol yang nampak seperti tugu.
Sisanya, sejumlah pekerja dan belasan truk pengaduk semen terlihat hilir mudik. Mereka keluar-masuk ke kawasan Monas melalui sisi lapangan parkir Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI). Kehadiran beton yang mengganti pepohonan membuat suasana Monas yang dulu terasa rindang kini menjadi lebih gersang.
Pemandangan para pekerja proyek dan truk-truk kini menjadi bagian sehari-hari. Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monas. Nantinya, ruang terbuka hijau terbesar di Jakarta Pusat ini akan disulap menjadi lebih modern.
Sejumlah fasilitas publik akan dibangun. Pengelola Monas menjanjikan para pengunjung bisa memanfaatkan ruang publik yang disebut plaza untuk upacara, parade, bahkan pementasan seni. Hiburan lainnya ialah atraksi kolam air pada malam hari yang memanfaatkan teknologi pencahayaan.
Upaya revitalisasi Monas tak sepenuhnya mendapat dukungan. Koalisi Pejalan Kaki misalnya, mengkritik keras proses pembangunan yang mengorbankan ratusan pohon.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, mengatakan Pemerintah DKI Jakarta tidak harus menebang pohon untuk menjalankan program pembangunan.
Menurut dia, ada cara lain yang bisa dilakukan tanpa menebang, yakni dengan memindahkan atau merelokasi pohon ke tempat lain. "Pemerintah DKI punya kemampuan untuk itu. Kalau pun tidak punya kemampuan, DKI punya kemampuan untuk membeli alat-alat yang bisa memindahkan pohon, kan anggaran pemerintahnya besar," kata Alfred.
<!--more-->
Alfred menyatakan bukan kali ini saja pohon-pohon di Jakarta harus mengalah demi proyek pembangunan. Pada proses pembangunan jalur transportasi Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta ada sekitar 2.000 pohon yang sengaja ditebang. Saat itu pemangku kebijakan berjanji bakal mengganti setiap pohon yang dirobohkan. "Kami masih menagih nih, ada dua ribu pohon ditebangi di jalur MRT. Mana gantinya?," sebut Alfred.
Berkaca dari itu, Koalisi Pejalan Kaki enggan percaya dengan janji manis Pengelola Monas yang bakal mengganti pohon-pohon yang ditebang. "Yang selalu jadi korban pembangunan adalah pohon. Dan jawaban pemerintah selalu klasik, nanti akan kami bangunkan kembali," kata Alfred.
Kepala Unit Pengelola Monas, Muhamad Isa Sarnuri, menyatakan Monas akan tetap menjadi kawasan hijau begitu proyek revitalisasi selesai. Ia menyebutkan ada sekitar 190 pohon yang ditebang selama revitalisasi berjalan hingga hari ini.
Menurut Sarnuri, revitalisasi Monas merupakan lanjutan dari proyek yang disayembarakan Pemprov DKI Jakarta pada 2018. "Nanti akan digantikan dengan kawasan hijau," sebut Sarnuri.
Sementara itu, Kepala Departemen Corporate Communication PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, menyatakan penebangan pohon di kawasan Monas juga dilakukan pada 2019. Saat itu, PT Moda Raya Terpadu (MRT) sedang membangun gardu listrik bawah tanah untuk fase dua pembangunan jalur Ratangga. Sebanyak 92 pohon harus dikorbankan agar alat berat bisa masuk ke kawasan tersebut.
"Pohon yang dipotong sudah diganti dengan 920 pohon," kata Pratomo, Jumat, 17 Januari 2020. Sementara pohon pengganti yang telah ditanam di sejumlah ruas jalan di ibu kota, yakni 800 tabebuya dan 120 cemara norfolk.
TAUFIQ SIDDIQ | YUSUF MANURUNG | IMAM HAMDI