Balas Dendam Iran untuk Kematian Qassem Soleimani Berujung Fatal

Selasa, 14 Januari 2020 15:00 WIB

Suasana lokasi pangkalan udara Ain al-Asad yang hancur akibat hantaman rudal Iran di provinsi Anbar, Irak, 13 Januari 2020. REUTERS/John Davison

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Qassem Soleimani, Kepala Pasukan khusus Quds Garda Revolusi Iran, pada 3 Januari 2020 lalu, berbuntut panjang. Iran benar-benar menjalankan ancamannya kepada Amerika Serikat.

Jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines pada Rabu, 8 Januari 2020, boleh dibilang dampak kemarahan Iran atas kematian Soleimani. Sejak Rabu dini hari, Iran menembakkan lebih dari selusin rudal ke setidaknya dua pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat di Irak.

Serangan rudal itu, meluapkan kemarahan Iran atas kematian Soleimani, seorang berpangkat jenderal yang dinilai berperan vital di tubuh militer Iran. Sayang, di tengah gempuran rudal-rudal mematikan itu, terdapat satu rudal yang meleset dan menghantam pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS 752 dengan total 176 penumpang dan awak pesawat.

Burung besi itu hendak menuju Ibu Kota Kiev, Ukraina dari Teheran, Iran, namun beberapa menit setelah lepas landas, pesawat itu jatuh di sebuah ladang yang tak jauh dari bandara international Imam Khomeini Teheran, Iran. Musibah ini membuat Iran bergulat dengan amarah publik, khususnya setelah Iran mengakui jatuhnya pesawat itu karena human error.

“Dalam beberapa hari yang menyedihkan ini, banyak kritik yang ditujukan kepada pejabat dan pihak berwenang. Beberapa pejabat bahkan dituduh berbohong dan menutup-nutupi namun tuduhan tersebut tidaklah benar,” Kata juru bicara Iran Ali Rabiei dalam pernyataan yang disiarkan di televisi lokal pada Senin, 13 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Iran awalnya didukung oleh masyarakat untuk membalas kematian Soleimani, namun sekarang negara itu menghadapi kemarahan warga persisnya ketika Angkatan Bersenjata Iran mengakui pesawat tersebut jatuh akibat serangan “tidak sengaja” yang diluncurkan oleh Iran.

Pada Sabtu, 11 Januari 2020 masyarakat melakukan aksi protes pertama kali atas kecerobohan Iran yang menewaskan 176 penumpang dan awak pesawat.

Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan ratusan orang turun ke jalan-jalan di Kota Teheran meratapi korban kecelakaan pesawat dan menuntut akuntabilitas. Para demonstran juga meluapkan kemarahan mereka terhadap para pejabat senior Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Demonstrasi juga pecah pada Minggu, 12 Januari 2020 dan berlanjut pada Senin, 13 Januari 2020. Dalam salah satu video yang diunggah ke media sosial pada Minggu malam, terdengar suara tembakan di sekitar Lapangan Azadi, Teheran. Rekaman juga memperlihatkan darah di tanah dan demonstran yang luka-luka dibawa petugas keamanan bersenjata. Terlihat pula polisi anti huru-hara memukul demonstran dengan tongkat dan orang-orang didekatnya berteriak ‘Jangan pukul mereka!’

“Mereka berbohong dengan berkata musuh kita adalah Amerika, musuh kita ada disini,” teriak sebuah kelompok dari luar Universitas Teheran. Rekaman video yang beredar di media sosial itu belum terverifikasi.

Pada Senin, 13 Januari 2020, Kepolisian Teheran menyangkal dugaan aparat kepolisian telah menembaki demonstran. Hossein Rahimi, Kepala polisi Teheran dalam sebuah pernyataan mengaskan pihaknya telah diberi perintah untuk tidak menembak.

Lapisan Tekanan

Ketegangan Iran – Amerika Serikat saat ini berakar pada keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2018 yang menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan itu ditandatangani antara Iran dengan negara kekuatan dunia pada 2015. Namun seiring dengan sikap Trump menarik diri kesepakatan itu, maka Amerika Serikat pun kembali memberlakukan saksi ekonomi pada Iran sebagai bagian dari kampanye ‘tekanan maksimum’ terhadap Teheran. Saksi ini telah sangat merugikan ekonomi Iran.

Iran berulang kali membantah sedang membuat senjata pemusnah massal seperti yang diduga Amerika Serikat. Iran pun mengatakan tidak akan bernegosiasi selama sanksi Amerika Serikat diberlakukan.

Pada November 2019, Iran menghadapi gelombang unjuk rasa menyusul keputusan pemerintah yang mengejutkan memberikan jatah bensin dan menaikkan harga barang-barang untuk mendanai warga miskin di negara itu.

Pada Desember 2019, Iran dan Amerika Serikat kembali bersitegang ketika jatuh sebuah roket di pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat di Irak. Roket itu menewaskan seorang kontraktor warga negara Amerika Serikat. Washington menyalahkan militan pro-Iran dan melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 25 militan. Tindakan Amerika Serikat itu dibalas oleh militan dengan megepung kedutaan besar Amerika Serikat di Baghdad selama dua hari. Presiden Trump kemudian memerintahkan serangan terhadap Soleimani yang berpangkat Jenderal.

Setelah serangan pembalasan atas kematian Soleimani berdampak kesalahan fatal dengan jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines PS752, Iran saat ini dihadapkan pada kemungkinan digugat oleh lima negara yang warganya menjadi korban tewas dalam jatuhnya pesawat itu.

aljazeera.com | Galuh Kurnia Ramadhani

Berita terkait

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 jam lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

12 jam lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

2 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

3 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

4 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

4 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

5 hari lalu

Kompensasi Apa yang Didapat Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Penerbangan Pesawat?

Penumpang memiliki hak mendapat kompensasi dari maskapai jika terjadi keterlambatan penerbangan pesawat.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

6 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya