Bolivia Masih Memanas Setelah Ditinggal Evo Morales

Selasa, 12 November 2019 17:07 WIB

Presiden Bolivia, Evo Morales, mengumumkan pengunduran diri. Sumber: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Evo Morales pada Minggu, 10 November 2019, akhirnya menyerah dan melepaskan jabatan sebagai orang nomor satu di Bolivia. Kegaduhan politik yang terjadi di negara itu sejak beberapa pekan terakhir membuat kawasan Amerika Latin menjadi sorotan, setelah gejolak politik dan keamanan saat yang hampir sama juga terjadi di Venezuela dan Chile.

Namun mundurnya Morales dari jabatan Presiden Chile tidak serta merta memuaskan hati seluruh pihak dan masyarakat Bolivia. Pada Minggu malam atau beberapa jam setelah Morales menyatakan mundur, kerumunan massa terlihat memenuhi Ibu Kota, kawasan bisnis diserang dan beberapa gedung di bakar.

Sekolah-sekolah dan sejumlah toko ditutup paksa, transportasi umum dicegat, jalan-jalan utama diblokade dan para pendukung sejumlah partai politik bentrok.

“Saya takut dengan apa yang akan terjadi. Semuanya kacau, tetangga bahkan saling baku hantam,” kata Patricia Paredes, 35 tahun, warga Bolivia.

Advertising
Advertising

Dalam laporan Organisasi Negara Amerika atau OAS, Minggu, 10 November 2019, kemenangan Morales dalam pemilu Oktober 2019 seharusnya dibatalkan karena terjadi penyimpangan. OAS juga menyuarakan agar pemungutan suara baru seharusnya diadakan.

Pengumuman OAS itu ibarat menyiram bensin ke dalam api. Buntut dari pengumuman OAS itu Menteri, Gubernur dan anggota legislator, mengundurkan diri massal. Militer Bolivia lalu ikut menyerukan Morales agar mundur demi kebaikan negara.

Morales sudah 13 tahun berkuasa di Bolivia.

Sejumlah warga melakukan selebrasi setelah Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan mengundurkan diri di La Paz, Bolivia, 10 November 2019. Gejolak politik di Bolivia meletup ketika kubu oposisi menuding Morales mencurangi pemilu 20 Oktober 2019. REUTERS/Andrea Martinez

Morales pada Senin, 11 November 2019, berulang kali menyebut kalau dia adalah korban konspirasi oleh musuh-musuhnya, termasuk rivalnya dalam pemilu presiden Oktober 2019, Carlos Mesa dan Luiz Fernando Camacho. Morales melalui unggahan di Twitter menyebut, dunia dan para patriotis Bolivia bahkan menolak kudeta terhadapnya.

“Kepada seluruh masyarakat, tolong damailah. Sesama warga Bolivia kita tidak boleh saling menyerang. Saya menyerukan seruan darurat agar segala perbedaan yang muncul diselesaikan dengan dialog dan konsultasi,” kata Morales, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 12 November 2019.

Tampuk pemerintahan Bolivia saat ini dipegang oleh Wakil Presiden hingga presiden yang baru terpilih. Pada Senin malam, 11 November 2019, Morales berlindung ke Mesiko setelah sekelompok orang menyerang rumahnya.

Bolivia di bawah pemerintahan Morales pernah menjadi salah negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di kawasan Amerika Latin dan angka kemiskinan di negara itu turun. Namun keinginannya untuk mengunci kekuasaan dan menjadi Presiden Bolivia untuk keempat kalinya, telah membuatnya kehilangan banyak sekutu, termasuk dari kalangan pribumi Bolivia.

Kini setelah ditinggal Morales, Bolivia menyongsong babak baru. Bentrok antar pendukung Morales dan anti-pemerintah diharapkan segera berakhir, seperti yang juga diharapkan Morales.

Berita terkait

Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

5 hari lalu

Disambut Patung Pria Kurus Hidung Panjang, Megawati Singgung Politik Seni

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung politik seni saat meninjau pameran bertajuk Melik Nggendong Lali karya Butet Kartaredjasa.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

13 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

32 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

38 hari lalu

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

Anies Baswedan tengah berfokus pada urusan internal dan silaturahim hari raya Idulfitri 2024.

Baca Selengkapnya

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

40 hari lalu

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

JPMorgan ingatkan Amerika Serikat sedang menghadapi kuburan risiko buntut dari ketegangan geopolitik dunia dan polarisasi politik dalam negeri

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

42 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

45 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

53 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Politik Indonesia

56 hari lalu

Dagang Sapi Politik Indonesia

Politik Indonesia tak kunjung lepas dari "politik dagang sapi"-istilah bagi-bagi kekuasaan di kalangan elite partai melalui kursi kabinet.

Baca Selengkapnya

Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

56 hari lalu

Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

Instagram akan membatasi konten politik dari konten yang tidak diikuti pengguna secara default.

Baca Selengkapnya