Rujuk, Sekoci yang Menyelamatkan Sriwijaya Air

Rabu, 2 Oktober 2019 18:03 WIB

Dari kiri, Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Tazar Marta Kurnianawan, Direktur Utama PT Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo, dan Pelaksana tugas Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson I. Jauwena menyepakati kelanjutan kerja sama manajemen atau KSM antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air setelah kedua entitas itu mengalami perselisihan. Kesepakatan ulang ini dilakukan di kantor pusat Garuda Indonesia, Cengkareng, pada Selasa, 1 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Jefferson Irwin Jauwena hanya manggut-manggut ketika dua koleganya, Tazar Marta Kurniawan dan Juliandra Nurtjahjo bersahut-sahutan menjelaskan pulihnya hubungan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air yang sebelumnya retak. Pelaksana tugas Direktur Utama Sriwijaya Air itu irit bicara dalam konferensi pers mendadak yang digelar di kantor pusat Garuda Indonesia, Cengkareng, Selasa siang, 1 Oktober 2019.

Juliandra, yang duduk di antara Jefferson dan Tazar, tampak paling vokal. Direktur Utama Citilink Indonesia ini menjadi pemimpin jalannya jumpa wartawan. Sedangkan Tazar, Direktur Garuda Maintenance Facility alias GMF, menimpali beberapa kali penjelasan Julindra.

Keduanya mengulang-alang alasan seragam soal pencaplokan ulang Sriwijaya oleh Garuda Indonesia Group: “Kami ingin menyelamatkan ekosistem penerbangan.”

Konferensi pers siang itu berjalan satu arah dengan waktu sangat ringkas, hanya 15 menit. Jefferson menutup acara itu dengan ucapan terima kasih, tanpa memberi celah bagi wartawan untuk mengajukan pertanyaan.

Jefferson, Tazar, dan Juliandra melangkah cepat meninggalkan ruang Auditorium di kantor Garuda Indonesia sesaat setelah konferensi pers kelar. Dikerubungi dua puluhan wartawan, ketiganya saat itu kompak bungkam.

Advertising
Advertising

Rujuknya hubungan Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia merupakan akhir dari pertikaian dua entitas penerbangan. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Avirianto menggambarkan, dalam kondisi dilepas Garuda Indonesia, Sriwijaya Air terhuyung-huyung menjalankan armadanya.

Sebelumnya, kondisi keuangan Sriwijaya Air sejak akhir tahun 2018 hingga pertengahan 2019 membaik setelah ada kerja sama manajemen dengan Garuda Indonesia. Keterpurukan Sriwijaya Air terutama terlihat saat perusahaan melaporkan bahwa beban utangnya ke maskapai BUMN membengkak hingga tiga kali lipat lebih banyak dari aset. Setelah digandeng Garuda, perlahan-lahan nilai utang itu surut. Meski belakangan, keuangan Sriwiaya Air kembali melorot.

Hari ke hari, pasokan suku cadang pesawat milik keluarga Chandra Lie itu menipis. “HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment atau proses identifikasi dan pengendalian risiko) mereka merah,” kata Avirianto.

Setelah putus kerja sama dengan GMF sebagai penyedia layanan perawatan, perbaikan dan pemeriksaan menyeluruh atau MRO, Sriwijaya Air memang tak lagi punya bengkel pesawat. Direktur Teknik Sriwjaya Air Ramdani Ardali Adang mengatakan maskapai penerbangan terpaksa melakukan perawatan secara mandiri dengan jumlah teknisi terbatas.

Walhasil, kata Ramdani, dengan komposisi yang ada, tiga teknisi yang memiliki kualifikasi andal bisa mengerjakan enam pesawat sekaligus. Komposisi itu tidak ideal.

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

22 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

23 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

1 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

1 hari lalu

Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

1 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

2 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

3 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya