Serangan ke Fasilitas Minyak Arab Saudi, Iran Jadi Kambing Hitam?

Selasa, 17 September 2019 14:19 WIB

Gambar yang diambil dari video di media sosial, yang menunjukkan kebakaran di pabrik minyak Aramco di Abqaiq, Arab Saudi.[REUTERS/Arabnews]

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara ke dua fasilitas minyak terbesar milik raksasa minyak dunia, Saudi Aramco pada Sabtu subuh membuat Arab Saudi dan masyarakat internasional terperanjat, kaget.

Siapa sangka langit Arab Saudi yang sangat ketat dijaga bisa dibobol, bahkan ke tempat yang termasuk paling ketat penjagaannya karena di situ cadangan minyak negara itu disimpan, di Abqaiq dan Khurais.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang juga bos Pentagon mengatakan, serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa jam setelah serangan, milisi Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Milisi yang berbasis di Yaman ini mengatakan serangan itu dilakukan dengan drone tempur. Lebih dari 10 drone digunakan untuk menghancurkan fasilitas minyak Arab Saudi itu.

Bahkan Houthi akan melanjutkan serangan ke fasilitas minyak Saudi lainnya sehingga meminta perusahaan asing dan warga asing di lokasi agar segera keluar.

Advertising
Advertising

Hanya beberapa jam kemudian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menuding Iran di balik serangan itu.

Presiden AS Donald Trump mengutip hasil investigasi awal Arab Saudi yang menyebut senjata yang dipakai untuk menyerang fasilitas minyak sekutunya itu berasal dari Iran.

Dari foto satelit, senjata itu bukan diluncurkan dari Yaman, basisnya milisi Houthi, tapi dari arah yang diduga Iran atau Irak.

AS dan sekutunya sama-sama menuding Iran. Meski bukti kuat belum dihasilkan.

Iran merespons tudingan itu sebagai kebohongan maksimal, seperti dilaporkan Russia Today.

Utusan khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths secara tegas mengatakan ke Dewan Keamanan PBB bahwa sama sekali belum jelas siapa di balik serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi.

Namun, serangan itu telah meningkatkan peluang konflik kawasan.

"Belum jelas benar siapa di balik serangan ini, namun fakta bahwa Ansar Allah telah mengklaim bertanggung jawab sudah cukup buruk," kata Martin Griffiths, menyebut nama resmi milisi Houthi.

Laporan terbaru intelijen AS yang dikutip Al Arabiya dari NBC News, 17 September 2019 menyebutkan serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi berasal dari Iran.

"Serangan ini memiliki level yang canggih yang belum pernah kami lihat sebelumnya," ujar seorang sumber di Kongres kepada NBC News.

"Anda tidak akan melihat Demokrat menarik balik ide bahwa Iran di belakangnya."

Temuan ini memperkuat temuan Koalisi Arab yang mengatakan, semua indikasi baik itu senjata maupun asal serangan berasal dari Iran.

Juru bicara Koalisi Arab, Turki al-Maliki mengatakan, pihaknya sekarang membuktikan dari mana lokasi penyerangan dilakukan. Temuan awal mengindikasikan arah datangnya serangan dari Barat atau Barat Laut. Itu artinya, bukan dari Yaman yang berada di selatan.

Al-Maliki menjanjikan jika semua laporan sudah lengkap, hasil investigasi akan dipublikasikan ke media.

Apakah jenis senjatanya drone militer seperti klaim milisi Houthi atau senjata lain?

Hanya Houthi yang menyebut drone militer digunakan untuk menyerang 2 fasilitas minyak Saudi Aramco.

Namun, pejabat senior AS kepada Reuters mengungkapkan, bahwa benda itu bukan drone, tapi sejenis rudal penjelajah.

Pendapat berbeda disampaikan seorang jurnalis peraih penghargaan internasional, Finian Cunningham kepada Russia Today, 16 September 2019, bahwa sebenarnya AS menuding Iran hanya untuk alasan sederhan: Washington gagal secara spektakuler untuk melindungi sekutunya Arab Saudi.

Pemerintahan Trump perlu mengkambinghitamkan Iran karena dengan mengakui Houthi sebagai pelaku serangan yang begitu berani di jantung kerajaan minyak dunia itu, maka itu artinya akan menjadi pengakuan tentang kekurangan AS.

Arab Saudi sudah menghabiskan miliarn dollar AS beberapa tahun terakhir untuk membeli sistem pertahanan rudal Patriot produksi AS dam teknologi radar yang dianggap canggih dari Pentagon.

Jika pemberontak Yaman dapat meluncurkan drone tempur sejauh 1000 kilometer ke wilayah Arab Saudi dan merobohkan lokasi produksi pasak di industri mninyak kerajaan, maka akan menjadi masalah yang sangat memalukan bagi AS sebagai pelindung Arab Saudi.

Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dollar dalam beberapa tahun terakhir untuk membeli sistem pertahanan rudal US Patriot.

Peristiwa serangan Sabtu subuh ke dua fasilitas minyak Arab Saudi telah mempermalukan AS sebagai pelindung sekutu terdekat di Timur Tengah.

Mengabaikan kemampuan milisi Houthi juga keliru. Jika mengikuti perkembangan 4 tahun terakhir kemampuan Houthi menarget sejumlah lokasi vital Arab Saudi lewat serangan udara terus ditingkatkan. Dan sejak awal pertempuran di Yaman, milisi Houthi sudah menggunakan drone.

Berita terkait

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

1 hari lalu

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

Kolam megah ini disebut akan memberikan sensasi mengambang di atas air tenang yang membentang hingga ke cakrawala di Neom, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

1 hari lalu

Begini Cara Umat Islam Indonesia Berangkat Haji Zaman Dulu

Bagaimana perjalanan umat muslim Nusantara dahulu berangkat ke Mekah untuk menjalankan ibadah haji?

Baca Selengkapnya

Kemenag Perpendek Masa Tugas Sebagian Petugas Haji, Apa Alasannya?

2 hari lalu

Kemenag Perpendek Masa Tugas Sebagian Petugas Haji, Apa Alasannya?

Arab Saudi kirim 70 petugas ke Bandara Soekarno-Hatta untuk membantu memeriksa administrasi keberangkatan jemaah calon haji.

Baca Selengkapnya

554 Kloter Jemaah Calon Haji Siap Berangkat ke Tanah Suci Mulai 12 Mei, Kemenag Siapkan Ini

2 hari lalu

554 Kloter Jemaah Calon Haji Siap Berangkat ke Tanah Suci Mulai 12 Mei, Kemenag Siapkan Ini

Proses pemberangkatan Jemaah calon haji ke Arab Saudi akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Luncurkan Kartu Pintar "Nusuk" untuk Jamaah Haji

2 hari lalu

Arab Saudi Luncurkan Kartu Pintar "Nusuk" untuk Jamaah Haji

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi meluncurkan kartu pintar "Nusuk" yang wajib dibawa oleh jamaah haji

Baca Selengkapnya

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

3 hari lalu

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

Iran sekali lagi memperingatkan Israel agar tidak mengancam eksistensinya atau mereka akan mengubah doktrin nuklir yang telah diumumkannya.

Baca Selengkapnya

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

4 hari lalu

Menag Yaqut Ingatkan Jemaah Haji Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi: Bisa Capai 50 Derajat

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengimbau jemaah haji menjaga kesehatan untuk mengantisipasi cuaca panas di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Catat Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

5 hari lalu

Catat Ini Penempatan Hotel Jemaah Haji Indonesia di Makkah dan Madinah

Penempatan akomodasi jemaah haji Indonesia di Madinah berada pada wilayah Markaziyah Syimaliyah, Markaziyah Gharbiyah, dan Markaziyah Janubiyah.

Baca Selengkapnya

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

5 hari lalu

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota haji, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

5 hari lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya