Beijing Tunjukkan Sinyal Marah atas Demonstrasi di Hong Kong

Selasa, 23 Juli 2019 13:51 WIB

Pengunjuk rasa berhasil memasuki ruang keamanan gedung Parlemen Hong Kong saat melakukan aksi penolakan rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi di Hong Kong, 1 Juli 2019. Demonstrasi terjadi pada peringatan 22 tahun penyerahan dari Inggris ke Tiongkok. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Beijing akhirnya berbicara keras menanggapi demonstrasi pro demokrasi di Hong Kong karena tumpah darah di ruang publik dan aksi vandalisme pada simbol negara.

Selama sekitar 4 bulan berunjuk rasa, Cina merespons secara lunak dengan meminta pemerintah otoritas Hong Kong menyelesaikannya.

Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah menyatakan pembahasan Rancangan Undang-undang ekstradisi ke Cina dihentikan. Tapi Lam tidak eksplisit menyebutkan RUU itu batal dan dicabut untuk tidak lagi dibahas.

Demonstrasi penentang RUU Ekstradisi di Cina ternyata berlanjut dengan menuntut pemerintah Hong Kong yang menjadi perpanjangan tangan Cina mundur.

Pada hari Minggu malam lalu, 21 Juli 2019, demonstrasi pendukung demokrasi kembali turun ke jalan. Aksi mereka berujung kekerasan dan pertumpahan darah ketika sekelompok pria berpakaian t-shirt putih dan celana panjang hitam dan mengenakan masker.

Advertising
Advertising

Simbol negara Cina di gedung penghubung Cina di Hong Kong dilempari telur dan paintballs oleh demonstran di Minggu malam, 21 Juli 2019. [SOUTH CHINA MORNING POST]

Para demonstran penentang Cina yang melakukan vandalisme di gedung penghubung pemerintah Cina di Hong Kong dihadang oleh kelompok pria yang diduga anggota triad yang menguasai kawasan Yuen Long.

Beijing gerah dengan perilaku vandalisme para demonstran pro demokrasi dan aksi kekerasan yang terjadi yang dipandang sebagai mengganggu keamanan dan kedaulatan Cina.

Sejumlah pejabat top Beijing di Hong Kong pun angkat bicara yang diawali dengan pernyataan mengecam aksi kekerasan itu yang dianggap telah menyinggung perasaan seluruh rakyat Cina.

Direktur kantor penghubung Cina di Hong Kong, Wang Zhimin mengeluarkan pernyataan pribadi yang menurut laporan South China Morning Post, 23 Juli 2019, jarang diucapkan.

"Perusuh yang melempari telur ke gedung kantor penghubung di Distrik Barat dan paintballs akan dihukum oleh otoritas lokal," kata Zhimin.

"Mereka menghancurkan fasilitas keamanan kami, dan menulis kata-kata untuk menghina negara dan integritas nasional. Kantor penghubung dan berbagai sektor di Hong Kong mengeluarkan kecaman terkuat terhadap aksi seperti ini."

Menurutnya, sejumlah pengunjuk rasa menantang dasar dari penegakan hkum Hong Kong dan otoritas dan konstitusi dan Hukum Dasar, sama halnya dengan otoritas pemerintah pusat, kedaulatan, keamanan nasional, harga diri dan simbol.

Para perusuh menantang garis dasar dari satu negara, dua sistem.

Pengunjuk rasa membawa poster dalam demonstrasi menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, Ahad, 16 Juni 2019. Pendemo kembali turun ke jalan sehari setelah pemimpin kota itu, Carrie Lam menunda pembahasan RUU Ekstradisi menyusul demonstrasi yang dilakukan sekitar 1 juta orang.. REUTERS/Tyrone Siu

Seorang anggota parlemen Cina, Leung Che-cheung, mengatakan kantor penghubung itu merujuk pada kedaulatan Cina terhadap Hong Kong.

"Kami pertama-tama memiliki satu negara, sebelum kami memiliki dua sistem. Saat mereka merusak simbol negara, mereka mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan satu negara, dua sistem dan hanya ingin Hong Kong merdeka," kata Leung dari Aliansi Demokrasi untuk Perbaikan dan Progres Hong Kong.

Adapun pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam mengatakan, pengunjuk rasa yang merusak simbol negara di luar gedung kantor penghubung akan diinvestigasi sesuai hukum yang berlaku.

"Kekerasan bukan solusi untuk bermacam masalah. Kekerasan hanya akan menjadi benih akan lebih banyak kekerasan," kata Lam.

Menurut laporan CNN, otoritas Cina dan Hong Kong memang tidak berencana mengerahkan tentara ke Hong Kong untuk menyelesaikan kerusuhan ini.

Namun, tidak ada jaminan tentang sikap Cina itu. Lagipula sulit memprediksi perkembangan reaksi Beijing. Alasannya, ketiadaan transparansi mengenai cara Cina mengatasi Hong Kong selama ini.

Aksi demonstrasi di Hong Kong tidak ada kepastian akan berujung dengan baik. Kota Hong Kong yang dulu dikenal dengan stabilitas dan kedamaian saat ini berada di tepi jurang kekacauan.

Berita terkait

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

2 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

8 hari lalu

Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

Sejak dibuka kembali untuk wisatawan asing, Makau kedatangan 28,2 wisatawan internasional pada 2023.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

9 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

12 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

13 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

14 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

19 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

19 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya