22 Negara Soroti Penahanan Warga Uighur oleh Pemerintah Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 16 Juli 2019 12:54 WIB

Upacara pembukaan kamp pusat reedukasi Uighur di kota Korla provinsi Xinjiang, Cina. {RFA]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina mengritik keras Australia dan sejumlah negara terkait kritik mereka atas perlakuan Beijing terhadap warga Muslim Uighur di daerah otonom Xinjiang.

Baca juga: 37 Negara Bela Perlakuan Cina terhadap Uighur di Xinjiang

Australia merupakan satu dari 22 negara yang berkirim surat ke Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dan mengritik kebijakan Beijing di wilayah barat laut Cina ini.

Surat yang dikirimkan pekan lalu itu berisi permintaan agar,”Pemerintah Cina mengakhiri penahanan semena-mena dan tindak kekerasan terhadap Muslim di wilayah Xinjiang.’

Advertising
Advertising

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menegaskan sikap negeri Kangguru terhadap isu ini.

Baca juga: Mohammed bin Salman Bela Cina Soal Penahanan Uighur

“Keprihatinan-keprihatinan ini telah disampaikan kepada pemerintah Cina secara reguler termasuk secara langsung oleh saya saat kunjungan pada tahun lalu,” kata Payne kepada radio ABC seperti dikutip News pada Senin, 14 Juli 2019.

Payne mengatakan pemerintah Australia merasa khawatir dengan cara perlakuan pemerintah Cina terhadap warga Muslim Uighur yang ditahan di dalam kamp-kamp penahanan.

Payne bercerita kekhawatiran ini juga dirasakan 21 negara lain. Ini membuat sebanyak 22 negara berkirim surat kepada Presiden dari Dewan HAM PBB pada pekan lalu untuk menyuarakan isu krusial ini.

<!--more-->

“Saya pikir itu merefleksikan fokus dunia internasional yang meningkat terhadap perkembangan di Xinjiang,” kata Payne.

Baca juga: 22 Negara Minta Cina Hentikan Penahanan Uighur di Xinjiang

Pemerintah Cina mengritik balik sejumlah negara pengirim surat itu. “Negara-negara ini mengritik Cina dan mengabaikan kebenaran secara total,” kata Geng Shuang, juru bicara kementerian Luar Negeri Cina. “Mereka mempolitisasi isu ini menjadi isu HAM. Mereka telah mengintervensi secara kasar urusan internal Cina.”

Media Global Times menyuarakan kritik balik yang senada. Media asal Cina ini menuding 22 negara itu menyerang Beijing secara semena-mena terkait isu Xinjiang.

Pemerintah Cina berupaya menanggapi kritik dunia internasional dengan membuka kamp pengungsi ini dengan mengundang media Barat.

Pada bulan lalu, media tertentu diundang masuk ke kelas di kamp penahanan untuk melihat warga tersenyum, menyanyi dan menari. Pengelola kamp menunjukkan warga ikut kelas melukis, meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Mandarin serta bermain tenis di lapangan.

Namun, gambar satelit menunjukkan kamp-kamp itu awalnya adalah bangunan beton tanpa ada fasilitas olah raga. Perubahan ini terjadi berdekatan dengan kedatangan media.

Gambar satelit juga menunjukkan gambar di kamp-kamp itu awalnya menunjukkan bangunan beton berbentuk kotak dengan kawat berduri serta menara pengawas. Ini berubah sebelum kunjungan jurnalis.

Namun, Duta Besar Cina untuk Kazakhstan, Zhang Xiao, membantah ada cara pengelolaan yang salah oleh Beijing. Dia menyebut tudingan itu sebagai informasi keliru.

Baca juga: Analis Barat: Sikap Cina Terhadap Warga Uighur Semakin Radikal

“Situasinya di sana stabil dan normal. Tindakan yang dilakukan di Xinjiang untuk memerangi radikalisme dan ekstrimisme dan tidak ada kaitan dengan Kazakhstan,” kata Zhang.

Para peneliti dari East Turkistan National Awakening Movement menemukan ada 124 kamp konsentrasi yang didirikan pemerintah Cina untuk warga Uighur.

Sekitar satu juta orang warga ditahan di berbagai penjara di sana. Dan tiga juta orang lainnya dipaksa mengikuti program pendidikan ulang atau program reedukasi oleh pemerintah Cina.

Penghuni pusat pelatihan pendidikan vokasi kota Kashgar berdansa saat kunjungan wartawan dan pejabat di Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, Cina, Jumat, 4 Januari 2019. Kunjungan ini diorganisir oleh pemerintah Cina pasca kabar tindakan pelanggaran HAM terhadap etnis Muslim Uighur. REUTERS/Ben Blanchard

Situs Freebeacon melansir pendirian kamp-kamp ini merupakan bagian dari upaya Partai Komunis Cina untuk menghalau gerakan independen dan setiap oposisi terhadap peraturan Beijing, yang menggunakan indoktrinasi ideologi secara paksa.

Kelompok East Turkistan merupakan gerakan kemerdekaan dari warga Uighur di daerah Xinjiang, yang menyebut terjadi pendudukan di East Turkistan. Ini adalah nama yang mereka gunakan untuk merujuk ke daerah otonom Provinsi Xinjiang.

Berita terkait

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

2 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

13 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

22 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

23 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya