Ambisi Trump Tekan Imigran Bangkitkan Amerika untuk Kulit Putih

Selasa, 9 Juli 2019 15:14 WIB

Pusat penahanan anak imigran di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Grassrootsdempolitics

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump berkukuh untuk menggolkan perintah eksekutif yang memasukkan pertanyaan tentang status kewarganegaraan dalam sensus 2020 yang diduga menarget imigran dengan tujuan membangkitkan kebanggaan sempit Amerika milik kulit putih.

Ketua parlemen AS, Nancy Pelosi pada hari Senin, 8 Juli 2019 mengkritik keras Trump yang terus mendorong agar pertanyaan tentang status kewarganegaraan dimasukkan dalam formulir sensus 2020.

Baca juga: Donald Trump Ingin Rombak Sistem Imigrasi Amerika Serikat

"Ini bagian dari upaya membuat Amerika Putih lagi," kata Pelosi dalam pernyataan pers tentang keamanan dalam pemilu di San Francisco, seperti dikutip dari CNN.

Pelosi menuding Republik berusaha menekan suara dan distrik-distrik pekerja kasar, sehingga hanya orang-orang mereka yang memberikan suara, bukan populasi dalam keseluruhan.

Advertising
Advertising

"Itu sebabnya kami memperjuangkan sensus," ujarnya.

Jenazah imigran Oscar Alberto Martinez Ramirez dan putrinya Valeria terlihat di sungai Rio Bravo di Matamoros, di negara bagian Tamaulipas, Meksiko, Senin, 24 Juni 2019. Warga negara El Salvador ini tewas tenggelam ketika menyeberang Sungai Rio Grande, menuju perbatasan Amerika Serikat. REUTERS

Trump yang sejak awal menjadi presiden, telah membuat kebijakan yang anti-imigran. Dan menjelang akhir pemerintahannya, Trump berusaha mendorong agar programnya itu terpenuhi.

Baca juga: Unjuk Rasa Besar Pro Imigran Melanda Amerika

Trump tidak tunduk pada putusan Pengadilan Mahkamah pada Juni lalu yang telah blokir penambahan pertanyaan dalam formulir sensus 2020.

"Apa yang mereka ingin lakukan adalah memberikan efek dingin sehingga populasi tertentu tidak akan memberikan jawaban yang ada di formulir itu," ujar Pelosi.

NPR, 7 Juli 2019 melaporkan, Kementerian Kehakiman meminta hakim federal untuk menyetujui perubahan tim pengacara yang akan bertarung untuk memasukkan daftar pertanyaan yang diinginkan Trump dalam formulir sensus 2020.

Namun, Kementerian Kehakiman tidak menjelaskan alasan pergantian tim pengacara itu.

Trump disebut masih mempertimbangkan sejumlah cara untuk memasukkan pertanyaan yang akan menjawab: apakah orang ini warga Amerika Serikat di formulir sensus 2020.

Sementara formulir sensus dijadwalkan akan dicetak segera, setelah finalisasi formulir sensus sudah terlewati pada 30 Juni lalu.

"Kita tentu melangkah maju, karena kita harus, karena pentingnya jawaban dari pertanyaan ini," tweet Trump pada 3 Juli lalu.

Seorang imigran wanita bersama kedua anaknya melarikan diri dari gas air mata yang dilemparkan oleh petugas patroli perbatasan Amerika Serikat (AS) di tembok perbatasan antara Meksiko dan AS di Tijuana, Meksiko, 25 November 2018. Para imigran nekat menerobos perbatasan antara Meksiko dan AS. REUTERS/Hannah McKay

Baca juga: Penjara Imigran di Perbatasan Amerika Serikat Kelebihan Kapasitas

Sejumlah kelompok yang memperjuangkan hak-hak Sipil mengatakan, pertanyaan dalam formulir sensus 2020 itu akan menakut-nakuti imigra legal maupun imigran tak berdokumen.

Dan sensus sendiri diadakan untuk menetapkan batas-batas pemungutan suara serta pendanaan bantuan sosial dan program pemerintah lainnya.

Akankah ambisi presiden Trump menemukan jalan untuk memasukkan pertanyaan dalam formulir sensus 2020 yang bakal membuat takut para imigran?

Trump menyerahkannya kepada Jaksa Agung Bill Barr. Dan Barr merespons dengan optimistis.

"Lusa atau hari berikutnya anda akan melihat pendekatan apa yang kami ambil," kata Barr kepada wartawan di Carolina Selatan.

Pendataan imigran melalui pertanyaan yang ditaruh dalam formulir sensus 2020 merupakan strategi Trump berikutnya untuk meminggirkan bahkan mengeluarkan imigran dari Amerika Serikat.

Boleh jadi ini tiket bagi Trump dalam memenangkan pemilihan presiden 2020, di mana dia telah memastikan diri maju sebagai inkumben di tengah masyarakat AS yang disoroti karena semakin tak toleran terhadap imigran.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

6 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

8 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

27 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya