Giant Tutup 6 Gerai Lagi, Sinyal Bisnis Retail Mulai Redup?

Editor

Rahma Tri

Kamis, 27 Juni 2019 15:27 WIB

Beberapa rak barang di Giant Ekspres, Cinere Mall, Depok, Jawa Barat ludes terjual setelah promo diskon tutup toko yang diterapkan manajemen sejak Minggu, 23 Juni 2019. Tempo/Fajar Pebriant

TEMPO.CO, Jakarta – Minggu ini, raksasa retail Giant mengejutkan publik dengan mengumumkan rencana penutupan enam gerainya di Jabodetabek. Rencana tutup toko itu diikuti dengan pesta diskon sampai 50 persen di enam Giant Ekstra dan Ekspress yang akan ditutup, sampai stok habis.

Baca juga: Tutup 6 Gerai, Giant: Kami Sedang Melakukan Transformasi Bisnis

Keenam gerai yang ditutup adalah Giant Ekspress Mall Cinere Mall, Giant Ekspress Mampang, Giant Ekspress Pondok Timur Tambun, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Ekstra Mitra 10 Cibubur, dan Giant Ekstra Wisma Asri. Hal ini telah menambah panjang daftar jumlah gerai Giant yang ditutup. Pada awal tahun, sudah 26 gerai milik Hero tersebut yang berhenti beroperasi. Malah, pada 2016 Hero Supermarket sudah lebih dulu memutuskan untuk menutup seluruh gerai retail Startmart.

Melalui surat elektronik kepada Tempo, Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo, menyampaikan bahwa penutupan gerai ini merupakan dampak dari persaingan bisnis retail yang meningkat. Perubahan pola perilaku belanja konsumen dituding sebagai musababnya.

Menyikapi kondisi tersebut, perusahaan pun memutuskan untk mentransformasi bisnisnya demi tetap bertahan. "Kami telah mengambil tindakan untuk mengatur kembali dan re-energize Giant untuk memastikan dapat memenuhi preferensi pelanggan yang terus berkembang," kata Hadrianus.

Advertising
Advertising

Baca juga: Sejumlah Gerai Tutup, Giant Ekspress Gelar Pesta Diskon

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, membenarkan bahwa pola belanja konsumen di seluruh dunia kini tengah berubah.

<!--more-->

Oleh sebab itu, industri retail pun harus berevolusi, mengikuti perubahan gaya hidup itu.

Menurut Tutum, dulu gerai retail besar seperti Giant dan supermarket dan hipermarket lain, banyak dipilih masyarakat karena persediaan barangnya lebih lengkap. Namun belakanga, justru minimarket-minimarket yang berlokasi di dekat pemukiman dinilai konsumen lebih memudahkan mereka berbelanja. “Persaingan kian berat setelah bisnis online atau e-commerce semakin marak,” kata dia kepada Tempo, Rabu 26 Juni 2019.

Tonton Video: Pengunjung Serbu Pesta Diskon Giant Jelang Penutupan Gerai

Menurut Tutum, laju daya beli masyarakat tidak sebanding dengan pertumbuhan outlet retail, baik konvensional maupun online. Dia pun menduga, penutupan gerai yang terjadi saat ini akibat merugi dan untuk menjaga kinerja perusahaan. "Yang tidak bisa bertahan dengan situasi ini pasti jadi korban," ujarnya.

Sejatinya, persaingan bisnis retail dengan pedagang online maupun sesama pemilik gerai konvensional ini tidak datang tiba-tiba. Sejumlah pebisnis retail nyatanya sudah mengantisipasi perubahan pola belanja ini dan melalui proses transfromasinya dengan relatif mulus, tanpa gonjang-ganjing penutupan banyak gerai.

Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid misalnya. Ia mengaku telah memprediksikan peralihan pola belanja ini sejak hampir sepuluh tahun silam. Sadar akan perubahan prospek bisnis retail, perusahaannya pun mulai berbenah agar tak meredup. "Kami mengembangkan konsep baru di retail Transmart yaitu 4 in 1," katanya.

Konsep itu, kata Satria, menyatukan sarana berbelanja dengan hiburan seperti area kuliner, wahana permainan, dan bioskop. Menurut dia, konsep ini bahkan dapat dikembangkan lagi menjadi 8 in 1, misalnya, dengan menambahkan hotel dan apartemen di dekat toko.

Adapun Hypermart, hipermarket yang dioperasikan PT Matahari Putra Prima Tbk, tengah mengevaluasi kondisi gerainya, terutama terkait dengan luas area. Head of Corporate Communication Matahari Putra Prima, Fernando Repi, mengatakan masyarakat sudah tak suka berbelanja di lokasi yang luas. Menurut dia Matahari tak segan mengurangi outlet besar jika tak produktif. "Sejak akhir 2018 kami memilih gerai yang lebih compact," kata dia.

Hypermart pun membangun gerai dengan konsep baru di beberapa kabupaten dan kota. Fernando menuturkan perusahaan ingin lebih dekat dengan pembeli dan menyiapkan strategi bersaing dengan e-commerce.

Analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, mengatakan bahwa sektor retail menghadapi puncak persaingan sejak dua tahun terakhir. Tantangan itu terutama datang dari e-commerce, seiring berkembangnya perusahaan rintisan.

Namun Robertus menilai perusahaan retail mampu mengatasinya dengan efisiensi, salah satunya melalui penutupan gerai. Strategi tersebut dia nilai tak akan langsung menurunkan omzet dan pendapatan perusahaan. "Jika gerai diganti di lokasi lain yang lebih menjanjikan, perusahaan dapat memperoleh untung lebih besar," katanya.

Geger penutupan gerai raksasa supermarket ini tak pelak mengundang perhatian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Ia optimistis, tidak akan banyak lagi gerai retail yang tutup sekaligus, menyusul kasus Giant.

Baca: Usai Tutup 26 Gerai dan PHK Pegawai, Ini Fokus Hero Supermarket

Darmin melihat masih ada beberapa merek perusahaan retail yang kinerjanya bertumbuh. Menurut dia, saat ini model bisnis yang berkembang adalah toko yang tidak hanya mengandalkan keuntungan dari penjualan barang, atau biasa disebut convenience store, bukan sekadar toko.

Dengan optimisme senada, pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Febrio Kacaribu menilai penutupan beberapa gerai Giant ini bukan karena penurunan daya beli masyarakat,

<!--more-->

melainkan efek dari pola pergeseran transaksi: dari konvensional ke online. "Memang terjadi pergeseran pola transaksi. Yang belanja ini produk consumer goods dan itu memang sangat nyaman dilakukan melalui telpon seluler dan dilakukan melalui komputer," kata Febrio saat ditemui di Universitas Indonesia, Depok, 24 Juni 2019.

Baca: Giant Tebar Diskon Tutup Toko, Stok Barang Ludes

Menurut Febrio, daya beli masyarakat saat ini justru meningkat sampai lima persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Setiap tahun daya beli kita naik, kita lebih banyak sebesar lima persen secara riil," ujarnya.

Febrio mengungkapkan, dalam beberapa tahun belakangan terakhir ini dia melihat justru secara perlahan-lahan itu daya beli meningkat. "Kecepatannya meningkat, tahun ini misalnya untuk konsumsi itu kita bisa melihat di sekitar 5,02-5,05 persen pertumbuhannya," kata dia.

Lebih jauh Febrio membantah jika penutupan beberapa retail dihubungkan dengan penurunan daya beli. "Karena peningkatan persentase itu juga menunjukkan permintaan mulai naik," tuturnya.

Tonton Video: Giant Tutup Enam Gerai, Ini Sebabnya Menurut Aprindo

Berkaca dari penutupan enam gerai Giant, jika tak ingin bisnisnya meredup, Febrio menyarankan pebisnis retail untuk mulai berbenah dan berevolusi mengikuti perubahan pola belanja konsumen. Sudah saatnya pebisnis retail memikirkan efisiensi tempat untuk menawarkan produknya sehingga dapat menekan cost perusahaan. Menurut dia, jika perubahan pola belanja itu diikuti dengan inovasi yang mampu memuaskan konsumen, maka bisnis retail akan terus bersinar, bukan meredup.

HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR | DIAS PRASONGKO | EKO WAHYUDI | FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

1 hari lalu

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

Kemenkop UKM mengklarifikasi isu larangan warung Madura beroperasi 24 jam. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran 2024, ACE Solo Paragon Mall Gelar Promo Diskon hingga 70 Persen

23 hari lalu

Menjelang Lebaran 2024, ACE Solo Paragon Mall Gelar Promo Diskon hingga 70 Persen

Sejumlah promo yang ditawarkan ACE menjelang libur Lebaran 2024 itu di antaranya adalah diskon belanja hingga 70 persen dan promo Beli 1 Gratis 1.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

24 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Blak-blakan soal Permasalahan Predatory Pricing di E-Commerce

25 hari lalu

Bos Tokopedia Blak-blakan soal Permasalahan Predatory Pricing di E-Commerce

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto buka suara soal permasalahan predatory pricing atau jual rugi di e-commerce.

Baca Selengkapnya

Bos Bulog Pastikan Stok Beras Aman Menjelang Lebaran: Seluruh Retail Diisi, Pasar Tradisional, Gudang..

26 hari lalu

Bos Bulog Pastikan Stok Beras Aman Menjelang Lebaran: Seluruh Retail Diisi, Pasar Tradisional, Gudang..

Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan pasokan dan stok beras di berbagai daerah akan terjaga menjelang hari Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

28 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran 2024, Sejumlah Mal Gelar Midnight Sale: Diskon hingga 80 Persen

28 hari lalu

Menjelang Lebaran 2024, Sejumlah Mal Gelar Midnight Sale: Diskon hingga 80 Persen

Sejumlah mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta dan sekitarnya menggelar midnight sale menjelang Hari Raya Lebaran atau Idul Ffitri 1445 Hijriah.

Baca Selengkapnya

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

38 hari lalu

Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

THR dan Gaji ke-13 ASN 2024 Dibayar Full, Ekonom: Bisa Dorong Daya Beli tapi Sekejap

41 hari lalu

THR dan Gaji ke-13 ASN 2024 Dibayar Full, Ekonom: Bisa Dorong Daya Beli tapi Sekejap

Ekonom Indef Esther Sri Astuti menilai gaji ke-13 ASN akan meningkatkan daya beli masyarakat di tengah inflasi pangan tapi sifatnya hanya sementara.

Baca Selengkapnya