Respons Negatif Usulan KLB Tokoh Senior Partai Demokrat

Reporter

Egi Adyatama

Editor

Amirullah

Senin, 17 Juni 2019 14:18 WIB

Politisi senior Partai Demokrat (PD) Max Sopacua (kedua kanan) didampingi politisi-politisi senior PD lainnya yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) memberikan keterangan pers di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 13 Juni 2019. GMPPD memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak keluar dari koalisi partai pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Polemik merundung Partai Demokrat. Setelah target perolehan suara tak tercapai di Pemilihan Umum 2019, kini muncul dorongan agar partai menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang diinisiasi beberapa tokoh senior partai.

Baca: Andi Arief: Max Sopacua Ingin Sandiaga Jadi Ketua Umum Demokrat

Mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), beberapa politikus yang terlibat adalah Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yani. Mereka berdalih KLB perlu dilakukan karena adanya kekecewaan terhadap perolehan suara partai di Pemilihan Umum 2019 sebesar 7,7 persen.

"Kami menetapkan momentum puncak GMPPD dengan menyiapkan, mendorong, dan melaksanakan suksesnya Kongres Luar Biasa selambatnya pada 9 September 2019," kata Max di Cikini, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2019.

Namun, niatan para senior ini dinilai memiliki motif lain. Salah satunya kecurigaan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief, yang menilai usulan KLB ini merupakan upaya Max dan kawan-kawannya untuk mengganti Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak tanggung-tanggung, Arief menuding Max mencoba menaikkan dua nama di luar kepengurusan Demokrat untuk kursi ketua umum, yakni Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo.

"Kami sudah tahu kalau Mubarok, Max Sopacua akan mendatangkan kursi Ketum Demokrat kepada Sandi Uno, Gatot Nurmantyo dll," kata Andi lewat akun Twitternya, @AndiArief_, Ahad, 16 Juni 2019. Saat dihubungi, Andi mempersilakan Tempo untuk mengutip langsung cuitannya.

Baca: Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Larang Kader Bicara KLB

Sandiaga merupakan calon wakil presiden dari Prabowo Subianto, capres yang didukung Demokrat pada Pilpres 2019. Sedangkan Gatot merupakan mantan Panglima TNI yang juga telah menyatakan dukungan pada pasangan Prabowo - Sandiaga.

Andi menuding GMPPD adalah makelar untuk tujuan tersebut. Itu pun dinilai Andi dilakukan di saat yang sangat salah, karena Partai Demokrat masih berduka atas meninggalnya Ani Yudhoyono. "Menjadi makelar memang kerap menguntungkan, tapi Sandi Uno atau Gatot Nurmantyo bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi," cuit Andi Arief.

SBY sendiri terlihat berhati-hati menyikapi dorongan KLB. Kepala Divisi Hukum dan Advokasi DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan SBY berpesan agar semua kader menjaga keutuhan dan martabat partai.

"Pesan beliau, tetap menjaga martabat partai dari serangan pihak mana pun," kata Ferdinand di Jakarta, Sabtu, 15 Juni 2019. Ferdinand juga mengatakan bahwa SBY selalu berpesan untuk menjaga Indonesia jangan sampai konflik karena persatuan bangsa jauh lebih penting daripada kekuasaan.

Namun, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat , Amir Syamsuddin, mengeluarkan instruksi yang lebih tegas. Dia melarang seluruh kader untuk membicarakan lebih jauh terkait wacana KLB yang digaungkan GMPPD. Amir menegaskan tak segan untuk memanggil siapa saja untuk diperiksa jika dianggap melanggar aturan partai.

"Bila ada perilaku kader yang tidak sesuai dengan AD/ART, kode etik, dan pakta integritas partai, maka kader lain dapat membuat laporan ke Dewan Kehormatan agar kader terlapor diperiksa dan diberi sanksi sesuai dengan peraturan internal partai yang berlaku," kata Amir dalam keterangan tertulis yang Tempo terima, Ahad, 16 Juni 2019.

Baca: DPP Partai Demokrat Anggap Penurunan Suara Bukan Alasan Gelar KLB

Di sisi lain, dorongan penyelenggaraan KLB dianggap tak punya alasan kuat. Wakil Ketua Umum Demokrat Sjarifuddin Hasan mengatakan penurunan suara di Pemilu bukanlah alasan yang bisa membuat dilakukannya KLB.

Suara penolakan KLB pun disuarakan sejumlah pengurus Demokrat di daerah, diantaranya Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Riau, NTB, dan Jakarta. "KLB yang dilaksanakan di luar aturan pada hakikatnya makar atau pemberontakan pada pemimpin yang sah," kata Ketua DPD Partai Demokrat NTB Mahally Fikri di Mataram, Ahad, 16 Juni 2019.

EGI ADYATAMA | AHMAD FAIZ

Advertising
Advertising

Berita terkait

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

1 hari lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Reaksi KIM Soal Peluang Parpol Lain Gabung Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menyatakan Prabowo selalu berpesan satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

2 hari lalu

Prabowo Berpeluang Tambah Anggota Koalisi Pemerintah, Demokrat: Kami Dukung

Partai Demokrat akan mengikuti keputusan presiden terpilih Prabowo Subianto jika ingin menambah partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Baca Selengkapnya

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

2 hari lalu

Soal Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Demokrat Utamakan AHY

Herzaky mengatakan Partai Demokrat akan mengutamakan AHY untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

2 hari lalu

Prabowo Bakal Bentuk Kementerian Baru, Demokrat: Itu Kebutuhan, Bukan Bagi-bagi Kue

Partai Demokrat menegaskan langkah Prabowo yang akan menempatkan orang berdasarkan kebutuhan itu bukan sebagai bentuk politik bagi-bagi kue.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ingatkan Ini soal Niat Prabowo Rangkul Partai di Luar KIM

2 hari lalu

Demokrat Ingatkan Ini soal Niat Prabowo Rangkul Partai di Luar KIM

Partai Demokrat menyerahkan segala keputusan soal Koalisi Indonesia Maju (KIM) kepada calon presiden terpilih RI Prabowo, tapi...

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

AHY Ajak Rekonsiliasi usai Putusan MK: Rakyat Harus Diutamakan

3 hari lalu

AHY Ajak Rekonsiliasi usai Putusan MK: Rakyat Harus Diutamakan

Jika masih ada pihak yang belum puas dan legowo dengan keputusan MK, AHY mengimbau untuk tidak mengorbankan kepentingan rakyat yang lebih besar.

Baca Selengkapnya

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program Pemerintahan Prabowo-Gibran

AHY menyatakan siap menyukseskan seluruh kebijakan dan program Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya

Bersyukur Atas Putusan MK, AHY Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Bersyukur Atas Putusan MK, AHY Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran

Menurut AHY, keputusan MK telah memberikan kepastian hukum yang sangat kuat bagi pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih

Baca Selengkapnya