Tak Hanya Duka, Kerusuhan 22 Mei Sisakan Jelaga dan Kerugian
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 25 Mei 2019 16:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kerusuhan pasti meninggalkan duka, jelaga dan kerugian. Termasuk ketika terjadi kerusuhan 22 Mei yang terangkai dengan demonstrasi menolak hasil pemilu di depan Kantor Bawaslu, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca juga:
Setelah Kerusuhan 22 Mei, Pasar Tanah Abang Normal Kembali Hari Ini
Korban tidak hanya berjatuhan di antara aparat dan massa perusuh atau warga lainnya. Ismail atau akrab dipanggil Mail, 68 tahun, seorang pemilik warung kopi dan mi instan, juga turut menjadi korban.
Ditemui di lokasi warungnya yang sudah hangus, Sabtu 25 Mei 2019, Mail mengisahkan kembali kisahnya. Perusakan dan pembakaran atas warungnya dilakukan massa menggunakan ikat kepala dari kain pada Rabu malam, 22 Mei 2019. "Tahu-tahu kerusuhannya udah sampai di depan," ujar Mail.
Ia menuturkan, massa awalnya mengincar kantor Polisi Sub Sektor Sarinah yang bersebelahan dengan warungnya. Massa yang mengamuk, menghujani kantor polisi itu dengan batu dan bom molotov. Termasuk ada beberapa sepeda motor ikut menjadi korban.
Mail tak kuasa mencegah massa mulai membakar warung yang ia bangun sejak puluhan tahun silam. Ia juga menjadi saksi mata saat sebuah warung kecil yang ditinggal pemiliknya mudik dijarah. Mail menuturkan warung itu digembok dan dirantai, tapi massa mencongkelnya. Mereka, kata Mail, mengambil rokok, minuman, dan benda-benda lain.
Baca juga:
Korban Tewas Kerusuhan Bertambah Jadi 20 Orang, Anies: Hoax
Buat Mail sendiri hanya baju di badan yang tersisa. "Massa ada yang menghalau massa lain biar ga ngancurin warung saya. 'Kasihan', katanya. Sehabis itu saya dikasih duit Rp 100 ribu buat diganti," ujar ayah dari tiga anak itu.
Ada juga Abdul Rajab (62), pemilik warung kelontong di lokasi sama mengalami nahas yang sama pula. Lemari etalase pecah, kulkas pecah, dan isinya dijarah habis. Rokok, minuman dingin, semua dagangan diambil. Ada uang tunai juga. "Saya lari, takut. Banyak sekali massa," kata Andri, pegawai Rajab.
Baca juga:
Brimob Brutal Usai Kerusuhan 22 Mei? Ini Kronologis dari Lokasi
Terpisah, Polda Metro Jaya juga sedang menginventarisir pos polisi yang dibakar atau dirusak sepanjang kerusuhan 22 Mei 2019. Setidaknya ada empat titik yang dilaporkan diamuk perusuh. Selain Pos di Sarinah, tiga lainnya disebutkan tersebar di depan Bawaslu, Slipi Jaya, dan Tugu Tani.
<!--more-->
"Proses perbaikan, apakah dari Polda atau Pemda nanti kami sampaikan," kata Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Komisaris M Nasir ketika ditemui di Jalan M.H. Thamrin, Jumat 24 Mei 2019.
Baca:
Cerita Pemilik Warung Korban Penjarahan Nangis Bertemu Jokowi
Selain pos, massa juga membakar dua bus polisi dan menghancurkan empat bus lainnya di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Massa perusuh juga merusak baliho bergambar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Jalan Letjen S. Parman, tepatnya depan Plaza Slipi Jaya.
Semua itu belum termasuk pembakaran di Asrama Brimob Petamburan pada Rabu dinihari atau gelombang pertama kerusuhan terjadi. Sebanyak sebelas kendaraan dibakar di lokasi ini, terdiri dari sembilan mobil dan dua bus.
Kerusuhan juga menyebabkan vandalisme di beberapa lokasi. Di antaranya sejumlah pagar besi pembatas jalan dicabuti dan sebagian ikut dibakar dijadikan barikade massa perusuh dalam bentrok melawan aparat. Hingga berita ini Dinas Bina Marga DKI belum merespons ihwal kerugian sarana dan prasarana umum akibat kerusuhan.
Yang sudah lebih dulu terukur justru dari pusat grosir Tanah Abang, satu di antara kawasan pusat belanja di Jakarta yang terdampak kerusuhan. Kegiatan ekonomi di Pasar Tanah Abang sempat terhenti sepanjang dua hari 22 dan 23 Mei gara-gara kerusuhan itu. Kerugiannya ditaksir ratusan miliar.
"Angka itu didasarkan pada perputaran uang di sana yang setiap hari sekitar Rp 200 miliar," kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Jaya, Arief Nasrudin, Rabu 22 Mei.
Baca:
Kerusuhan 22 Mei, Pelapak Tanah Abang Sebut Trauma Mei 1998
Manager General Affair di pusat belanja Metro Tanah Abang, Arif Budi, menegaskan besarnya kerugian akibat kerusuhan 22 Mei itu. Hitungan dia bahkan bisa lebih besar lagi daripada perkiraan Arief.
“Wah bukan banyak lagi," katanya, "Bayangkan, di Metro saja karena kami grosir, satu toko kalau buka bisa dapat pemasukan Rp 100 juta hingga Rp 200 juta dalam sehari. Ada 4.000 toko di sini. Nah apa lagi satu Pasar Tanah Abang?”