Sri Lanka, Keluar dari Perang Saudara Kini Melawan Terorisme

Selasa, 14 Mei 2019 17:43 WIB

Orang-orang memegang lilin saat ikuti aksi doa bersama untuk para korban ledakan bom berantai Sri Lanka, di luar sebuah gereja di Kolkata, India, 23 April 2019. Serangan bom gereja itu menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 450 orang. REUTERS/Rupak De Chowdhuri

TEMPO.CO, Jakarta - Sri Lanka terperanjat ketika teroris melakukan aksi bom bunuh diri di 3 gereja Katolik dan 3 hotel mewah terjadi pada Minggu Paskah. Sedikitnya 250 orang tewas dan lebih dari 500 orang terluka.

Tidak ada tanda-tanda pemerintah dan aparat keamanan Sri Lanka berjaga untuk menghadang serangan teroris internasional. Padahal laporan intelijen India yang berisikan peringatan dini tentang ancaman terorisme dilayangkan kepada Sri Lanka pada 4 April 2019, sebelum terjadi serangan teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah, 21 April 2019.

Sri Lanka tidak menanggapi serius laporan intelijen India yang diperoleh dari tersangka ISIS yang ditangkap. Tersangka ini menyebut nama Zharan Hashim kepada polisi India. Dia mengaku melatih Hashim di Sri Lanka dan meradikalisasinya.

Baca juga: 5 Fakta Menarik tentang Sri Lanka

Media propaganda ISIS kemudian menayangkan foto para milisi termasuk Zahran yang melakukan teror bom bunuh diri di Sri Lanka.

Advertising
Advertising

Sri Lanka terhenyak mengetahui peristiwa ini. Apalagi para pelaku bom bunuh diri bersaudara kandung dan mengecap pendidikan di Inggris dan Australia. Ayah kedua kakak beradik ini disebut pengusaha rempah-rempah yang dekat dengan elit penguasa.

ISIS merilis foto 8 pelaku teror bom di 3 gereja dan 3 hotel di Sri Lanka pada Minggu Paskah, 21 April 2019 yang menewaskan 359 orang dan melukai sekitar 500 orang.

Radikalisme yang sangat kuat terekam saat polisi menggrebek rumah mewah keluarga kedua pelaku bom bunuh diri, istri dan tiga anak pelaku meledakkan diri.

Di tengah perburuan para pelaku, aparat menemukan kamp pelatihan teroris seluas 10 hektar di wilayah timor kota Kattankudy. Kamp ini di pinggir kota tempat tinggal Hashim.

Sri Lanka melakukan sejumlah cara untuk memburu para pelaku teror termasuk mengusir sekitar 200 ulama asing dan mengubah kebijakan visa masuk. Ini disebut untuk mencegah orang asing masuk dan melakukan radikalisasi kepada warga Sri Lanka.

Sri Lanka kemudian memblokir dan menutup akses media sosial untuk sementara waktu seperti Facebook, Whatsapp, Youtube, dan Instagram dengan maksud mencegah penggunaan media sosial untuk kepentingan teroris. Belakangan Twitter juga diblokir.

Baca juga: Rusuh Massa Anti-Muslim, Sri Lanka Berlakukan Jam Malam

Dampak teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah, membuat meningkatnya rasa curiga dan saling bermusuhan antara warga Sri Lanka yang Muslim dan kelompok anti-Muslim.

Sri Lanka yang mayoritas beragama Budha selama puluhan tahun hidup dalam konflik kekerasan akibat perang saudara.Trauma panjang ini membekas pada penduduk Sri Lanka yang dikagetkan dengan teror bom bunuh diri di 3 gereja dan 3 hotel mewah.

Umat Muslim Sri Lanka menjadi sasaran amarah massa anti-Muslim. Mereka sampai memilih menyingkir dari rumahnya demi menyelamatkan diri.

Kerusuhan massal paling brutal setelah teror 21 April lalu pun pecah di distrik Puttalam di kota Chilawa pada hari Senin, 13 Mei 2019, ketika massa anti-muslim menyerang umat Muslim.

Massa yang marah ini merusak toko-toko milik umat Muslim, dan merusak masjid di provinsi Barat Laut. Satu orang tewas dan sejumlah orang terluka.

Baca: Masjid Abbraar Porak-poranda, Usai Diserang Anti Muslim Sri Lanka

Kerusuhan massal ini dipicu tulisan seorang pria Muslim pemilik toko menulis di halaman Facebook: Don't laugh more, 1 day u will cry."

Massa yang trauma dengan teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah menganggap kalimat itu sebagai ancaman. Seketika mereka merusak toko pria yang menulis kalimat di Facebook itu dan melakukan aksi vandalisme di dekat masjid.

Ada dugaan munculnya kerusuhan massa ini sebagai upaya menghambat proses pengungkapan kasus teror bom bunuh diri pada 21 April lalu.

Saat pengungkapan kasus teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah masih samar tentang pelaku utama dan motifnya, Sri Lanka kini dihadapkan pada kenyataan menguatnya sikap saling curiga dan saling benci antar warga masyarakat.

Sri Lanka pun dihadapkan pada kenyataan baru bahwa kelompok teroris internasional telah bercokol di sana sudah lama dan tidak terdeteksi selama ini.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

9 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

11 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

12 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

12 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

16 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Hijrah Mantan Teroris

23 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?

Baca Selengkapnya

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

25 hari lalu

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dikabarkan memerintahkan jajarannya untuk mengubah penyebutan Kelompok Separatis Teroris kembali menjadi OPM

Baca Selengkapnya