Julian Assange: Pejuang Kebebasan Pers atau Musuh Negara?

Selasa, 16 April 2019 15:00 WIB

Julian Assange muncul di layar melalui tautan video selama konferensi pers di Frontline Club di London, 5 Februari 2016. [REUTERS / Neil Hall]

TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan dramatis pendiri WikiLeaks Julian Assange mengejutkan dunia. Dengan tampilan brewok putih, Assange dibawa oleh beberapa polisi Inggris dari kedutaan Ekuador sehari setelah suakanya dicabut.

"Kita harus melawan! Kalian bisa melawan!" teriak seorang pria yang melawan satu negara adidaya.

Selama petualangannya, Julian Assange menjadi selebritas, ahli teknologi, sosok yang hampir tanpa kewarganegaraan, sampai tingkah kontroversial.

Baca: Pengacara Takut Julian Assange Disiksa Jika Diekstradisi ke AS

Menurut laporan New York Times, yang dikutip 16 April 2019, WikiLeaks berkolaborasi erat dengan media utama dunia, termasuk The New York Times, dalam rilis catatan rahasia tentang perang yang digagas Amerika di Afganistan dan Irak dan seperempat juta kabel rahasia Departemen Luar Negeri AS.

Advertising
Advertising

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, ditangkap di London, 11 April 2019.[Sky News]

Kisah Assange adalah kisah yang luar biasa. Dia mulai sebagai peretas yang tidak dikenal dan anonim, dan menjadi salah satu orang yang paling banyak dibicarakan di dunia sekaligus dicela, dianggap penting, dicari, dipenjara, diasingkan dan dijauhi.

Jadi, apakah Assange benar-benar seorang jurnalis? Ini adalah jawaban yang rumit untuk tahun 2019 karena teknologi baru memungkinkan jutaan orang untuk melakukan tindakan jurnalisme individual. Ini mungkin tidak menjadikan mereka "jurnalis" dalam pengertian konvensional, tetapi hal itu menimbulkan pertanyaan apakah tindakan jurnalistik ini layak mendapat perlindungan yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki karier tradisional dalam jurnalisme.

Dikutip dari CNN, jurnalis senior Inggris dan mantan pemimpin redaksi The Guardian, Alan Rusbridger mengatakan Assange sebagian adalah seorang jurnalis. Dia telah
melakukan pemilihan, pengeditan, verifikasi, dan kontekstualisasi bahan berita, seperti yang dilakukan wartawan mana pun. Tetapi Assange juga seorang penerbit,
seorang aktivis politik, seorang hacker, seorang anarkis informasi, seorang pemain. Tetapi dia juga merilis data dokumen yang luas, tanpa diedit dan tidak dikreditkan,
dan tidak peduli pada konsekuensi-nya.

Baca: Pendiri WikiLeaks Julian Assange, Orang Paling Diburu AS

Perdebatan ini telah berlangsung selama satu dekade: Apakah Julian Assange peretas jahat bekerja sama dengan negara-negara yang secara rutin menekan pers bebas? Atau apakah dia simbol dari kebebasan berbicara dan hak publik?

Perdebatan kembali pada sekarang bahwa Assange telah ditangkap di Inggris dan didakwa di AS, namun bukan didakwa di bawah Undang-Undang Spionase untuk menerbitkan materi rahasia, yang dikhawatirkan advokat kebebasan pers, tetapi di bawah UU Penyalahgunaan IT atau Computer Fraud and Abuse Act.

Pada Kamis pagi, tak lama setelah Assange ditahan, jaksa AS menuduh bahwa Assange terlibat dalam konspirasi dengan Chelsea Manning, mantan analis intelijen di Angkatan Darat AS, untuk membantu Manning dalam memecahkan kata sandi "pada sistem komputer rahasia Departemen Pertahanan AS. Saat itu, Manning sudah mulai mengunduh informasi dari server dan Assange diduga membujuk Manning untuk melanjutkan pengunduhan.

Salah satu pengacara Assange, Barry Pollack, mengatakan tuduhan itu hanya mendorong sumber untuk memberinya informasi dan mengambil upaya untuk melindungi identitas dari sumber itu. Wartawan di seluruh dunia harus sangat terganggu oleh tuduhan kriminal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berita terkait

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

27 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Inggris Tunda Ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat

33 hari lalu

Pengadilan Inggris Tunda Ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat

Ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat ditunda karena Assange tidak berhak mengandalkan hak kebebasan berpendapat dalam Amandemen Amerika

Baca Selengkapnya

Laporkan Narasumber Tempo ke Polisi, KKJ Sebut Menteri Bahlil Mengancam Kemerdekaan Pers

38 hari lalu

Laporkan Narasumber Tempo ke Polisi, KKJ Sebut Menteri Bahlil Mengancam Kemerdekaan Pers

KKJ mengatakan pelaporan itu menunjukkan Menteri Bahlil sebagai pejabat publik yang antikritik.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

39 hari lalu

Dua Kali Polisi Terbitkan SP3 Kasus Teror Bom pada Jurnalis Victor Mambor di Jayapura Papua

Selain SP3 pada 1 Maret 2024, polisi disebut menerbitkan SP3 kasus teror bom terhadap Victor Mambor secara diam-diam pada 12 Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Bahlil Laporkan Narasumber Tempo ke Polisi, LBH Pers: Berbahaya bagi Kebebasan Pers

39 hari lalu

Bahlil Laporkan Narasumber Tempo ke Polisi, LBH Pers: Berbahaya bagi Kebebasan Pers

Langkah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melaporkan narasumber Tempo dinilai bisa menjadi preseden yang tidak baik untuk pers di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sejarah 3 Maret 101 Tahun Silam Majalah TIME Diterbitkan

56 hari lalu

Sejarah 3 Maret 101 Tahun Silam Majalah TIME Diterbitkan

Majalah TIME didirikan jurnalis muda Henry R. Luce dan Briton Hadden. Mereka membuat majalah buat pembaca yang sibuk dengan cara sistematis, ringkas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

22 Februari 2024

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

Julian Assange, Bos WikiLeaks, Tidak Akan Dimaafkan AS, Ini Alasannya

22 Februari 2024

Julian Assange, Bos WikiLeaks, Tidak Akan Dimaafkan AS, Ini Alasannya

Jaksa AS berupaya mengadili Assange, 52 tahun, atas tuduhan bocornya dokumen rahasia militer dan kabel diplomatik AS yang disimpan oleh WikiLeaks.

Baca Selengkapnya

Koalisi Advokasi Pers Sebut 3 Pasang Capres-Cawapres Belum Punya Rekam Jejak Serius terhadap Kebebasan Pers

12 Februari 2024

Koalisi Advokasi Pers Sebut 3 Pasang Capres-Cawapres Belum Punya Rekam Jejak Serius terhadap Kebebasan Pers

Koalisi Advokasi Pers dan Pemilu sebut 3 pasang capres-cawapres belum punya rekam jejak serius terhadap kebebasan pers.

Baca Selengkapnya

Timnas Anies-Muhaimin Siapkan 8 Program untuk Kemerdekaan Pers

18 Januari 2024

Timnas Anies-Muhaimin Siapkan 8 Program untuk Kemerdekaan Pers

Timnas Anies-Muhaimin menyiapkan 8 program untuk kemerdekaan pers. Apa saja program itu?

Baca Selengkapnya