Ronde 2 di Jawa Barat: Jokowi yang Menyerang VS Prabowo Bertahan
Reporter
Tempo.co
Editor
Syailendra Persada
Senin, 11 Maret 2019 08:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - SUDAH dua kali Calon Presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi secara terbuka mengeluhkan soal elektabilitas dia dan pasangannya, Ma’ruf Amin, yang turun di Jawa Barat. “Enggak ada hujan, enggak ada angin. Tahu-tahu anjlok delapan persen. Kami cek ke bawah, ke bawah, ke bawah. Cek lagi ke rumah, ke rumah, ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah hoaks sudah masuk,” kata Jokowi, Sabtu, 2 Maret 2019.
Baca: Jokowi dan Sandiaga di Bandung, Pengamat: Jawa Barat Strategis
Makanya, Jokowi meminta kepada para relawan pemenangan untuk sama-sama menangkal hoaks yang beredar di masyarakat. “Ini sudah tinggal 36 hari lagi, di banyak daerah elektabilitas kita turun karena kabar fitnah, hoaks, dan kabar bohong," katanya dalam acara Festival Satu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 10 Maret 2019.
Meski turun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim suara dia dan Ma’ruf masih lebih tinggi dari Prabowo di Jawa Barat. Namun, Jokowi tetap minta pendukungnya bergerak cepat dalam merespon serangan hoaks ini. Menurut dia, peredaran hoaks kini tidak lagi lewat media sosial melainkan sudah dari pintu ke pintu.
Bukan tanpa alasan Jokowi menyinggung hoaks yang menyebar dari pintu ke pintu ini. Medio Februari 2019, Kepolisian Resor Karawang menangkap tiga orang perempuan yang diduga berkampanye hitam terkait Jokowi. Mereka datang dari rumah ke rumah untuk menyebarkan kabar bahwa jika Jokowi menang maka tak akan ada lagi azan.
Simak: Lagi-lagi Jokowi Minta Relawan Lawan Kabar Hoaks
Penyebaran hoaks di Jawa Barat semacam ini membuat kubu Jokowi geram. Bukan tanpa alasan, dalam Pemilihan Presiden 2014, Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di tanah pasundan. Pasangan ini mendapatkan 40,22 persen, unggul di empat kabupaten/kota, yaitu Kota Cirebon serta Kabupaten Cirebon, Indramayu, dan Subang. Sementara itu, lawan Jokowi ketika itu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menang di 22 kabupaten/kota dan mengantongi lebih dari 50 persen suara.
Baca terusannya: Kenapa Jokowi ngotot menang di Jawa Barat?
<!--more-->
Sebagai inkumben, kubu Jokowi tentu terpantik untuk menang di tanah pasundan. Direktur TKN, Maman Imanulhaq, mengatakan mereka akan menggempur kembali Tanah Pasundan itu. "Kami akan gempur Jawa Barat selama sepekan," ujar Maman saat ditemui Tempo di bilangan Menteng, Jakarta, pada Sabtu, 2 Maret 2019. Maman mengatakan, hal tersebut diputuskan usai timnya menggelar rapat evaluasi terkait kondisi terkini di Jawa Barat, Jumat malam sebelumnya.
Baca: 5 Survei SMRC: Jokowi Unggul - Pendukung Prabowo tak Percaya KPU
Mengejar suara di Jawa Barat, Maman mengatakan, saat ini kubunya mulai memasang strategi pemetaan wilayah guna mengetahui suara yang masih bisa dipertebal dan daerah yang dinilai akan stagnan. "Jadi, ada daerah-daerah yang mana 'ya udah deh cuma segitu', tapi ada juga yang kami nilai bisa dipertebal," ujar Maman.
Daerah yang dianggap berpotensi mempertebal suara Jokowi yakni Dapil VIII dan IX. Dapil VIII meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Dapil Jabar IX meliputi tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
"Kami juga menyisir daerah Sumedang, Bekasi, dan Karawang yang kini mengalami kenaikan signifikan. Bogor juga masih bisa kami rebut," ujar Maman.
Kubu Jokowi menargetkan 60 persen suara di provinsi dengan pemilih lebih dari 33,2 juta suara itu. Dalam safari kebangsaan politik PDIP ke Jawa Barat beberapa waktu lalu, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengklaim pasangan calon usungannya itu sudah unggul 4,1 persen dari Prabowo Subianto.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengatakan, saat ini ada sekitar 4 jutaan warga Jabar yang dulu tidak memilih Jokowi, kini sudah balik kanan mendukung. Dengan keunggulan Jokowi - Ma'ruf di Jawa Barat, Ridwan Kamil yakin langkah Jokowi semakin mulus menuju kursi RI 1 kembali.
"Logika sederhananya, dulu Pak Jokowi kalah minus 20 persen di Jawa Barat, tapi bisa menjadi presiden. Per hari ini, beberapa survei menunjukkan elektabilitasnya sudah lebih," ujar Ridwan Kamil lewat keterangan tertulis tim media Jokowi-Ma'ruf, Jumat, 22 Februari 2019.
Survei Indikator Politik Indonesia sejak akhir Desember hingga 5 Januari lalu terhadap 1.600 responden di Jawa Barat menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf hanya berselisih dua persen dengan lawannya.
Simak juga: Klaim Survei Ungguli Prabowo, Jokowi Yakin Menang di Jawa Barat
Dalam survei pesanan tim Jokowi yang tak disiarkan ke publik itu, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 46 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf 44 persen. Anggota DPR dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Sodik Mudjahid, mengklaim hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga justru menunjukkan elektabilitas pasangan itu unggul jauh, mencapai 70 persen.
Sigi Indikator menunjukkan Jokowi unggul di kawasan perdesaan, sedangkan Prabowo menang di perkotaan. Menurut Maman, saat ini jagoannya masih kalah di sejumlah daerah, seperti Sukabumi, Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, Tasikmalaya, serta Bekasi. Sebagian besar wilayah itu, kata Maman, merupakan basis Partai Keadilan Sejahtera, yang mengusung Prabowo-Sandiaga.
Simak kelanjutannya: Bagaimana strategi kubu Prabowo?
<!--more-->
Sementara kubu Jokowi menerapkan perang besar-besaran di Jawa Barat, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mencoba menjaga suara di Jawa Barat sambil merebut kantong Jokowi di Pilpres 2014.
Simak: Menjelang Pencoblosan, Begini Strategi Kubu Jokowi dan Prabowo
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan tim pemenangan di daerah akan mengetuk pintu rumah penduduk untuk mensosialisasikan program Prabowo - Sandiaga. “Kami menyampaikan pesan-pesan positif bahwa Prabowo - Sandi akan menaikkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan memastikan harga-harga kebutuhan pokok terjangkau,” kata dia.
Salah satu strategi yang mereka lakukan adalah dengan langsung menurunkan Sandiaga ke daerah-daerah di Jawa Barat. Bahkan Prabowo dalam beberapa hari ini pun turun gunung untuk secara langsung menyapa pendukungnya di Garut.
Andre optimistis elektabilitas pasangan tersebut sudah mengungguli pasangan Jokowi - Ma'ruf sebesar 2 persen. "Elektabilitas Prabowo-Sandi sudah 48 persen, Jokowi-Ma'ruf 46 persen," kata Andre, Jumat lalu. Angka itu, ucap dia, didapat dari sigi yang dilakukan pada akhir Februari lalu di seluruh Indonesia dengan 2.000 responden.