Untung-Rugi DKI Jual Saham Bir Delta Djakarta

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 9 Maret 2019 11:25 WIB

Ilustrasi Pabrik Bir. REUTERS/Thomas Mukoya

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal berkukuh untuk melepaskan saham milik DKI di perusahaan bir PT Delta Djakarta. Ia memastikan DKI tak akan rugi meski jual saham bir itu.

Anies pun menyamakan kebijakannya ini dengan kebijakannya menutup Hotel Alexis. "Alexis ditutup tidak terasa tuh di Jakarta," kata Anies, Jumat, 8 Maret 2019.

Baca: Polemik Anies Jual Saham Bir, M Taufik: DKI Minim Komunikasi

Menurut Anies, keuntungan atau dividen dari PT Delta Djakarta rata-rata Rp 38 miliar per tahun. Sementara pajak dari Hotel Alexis ditaksir Rp 36 miliar per tahun. Itu artinya, pendapatan daerah dari perusahaan bir dan Hotel Alexis hampir sama.

Setelah Hotel Alexis tak lagi beroperasi, kata Anies, penghasilan daerah tak 'gonjang-ganjing' akibat tak lagi menerima pajak dari tempat hiburan itu. Lagipula, menurut dia, pemda bukan perusahaan swasta yang mencari keuntungan dari saham.

Advertising
Advertising

Anies menyatakan tak ingin duit pemda mengendap untuk aktivitas non pembangunan. "Jakarta lebih butuh air bersih," kata dia.

Baca: DKI Mau Jual Saham Bir, Anies Baswedan: Jakarta Butuh Air Bersih

Jumlah saham milik DKI di Delta sebanyak 26,25 persen. Jumlah tersebut merupakan jumlah setelah DKI melakukan peleburan saham milik Badan Pengelola Investasi Penanaman Modal DKI Jakarta sebesar 2,91 persen.

Langkah peleburan tersebut adalah bagian dari langkah awal penjualan saham PT Delta. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Riyadi mengatakan proses pelepasan saham DKI di Delta Djakarta masih terus berjalan."Diubah namanya dari BP IPM menjadi Pemda DKI supaya bisa dijual. Karena BP IPM-nya sudah enggak ada (dibubarkan)," kata dia.

Dari jumlah saham yang dimiliki tersebut, setiap tahun DKI bisa mendapat keuntungan atau dividen sebesar Rp 38 miliar. Pada 2014, DKI sempat menerima keuntungan sebesar Rp 50,4 miliar.

Aksi dukungan kepada Gubernur Anies Baswedan untuk menjual saham bir PT Delta Jakarta yang dimiliki Pemprov DKI di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2019. Demo ini digelar oleh Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas Islam dan masyarakat Betawi. TEMPO/Melgi Anggia

Rencana Anies untuk menjual saham itu tampaknya belum direstui DPRD DKI. Surat yang dikirim Anies pada Mei 2018 terkait rencana pelepasan saham itu belum direspons hingga kini.

Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi membenarkan telah menerima surat itu. Namun ia menyebut Anies kurang komunikasi ke anggota dewan sehingga rencana penjualan saham itu belum dibahas.

Prasetio sendiri menolak rencana itu. Menurut dia, perusahaan bir itu tidak merugikan Pemprov DKI Jakarta dan justru memberikan dividen bagi keuangan daerah. "Salahnya Delta tuh apa sih? Saya tetap berprinsip, enggak ada yang merugikan untuk pemerintah daerah, apalagi yang dikatakan setahun dapat Rp 50 miliar," kata dia.

Baca: Alasan PA 212 Demo DPRD dan Bela Anies Jual Saham Perusahaan Bir

Seperti Prasetio, Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus menyayangkan sikap Anies yang cenderung lebih senang berbicara di media massa dibandingkan ke dewan. Padahal menurut dia, seharusnya Gubernur dan DPRD bisa berkolaborasi dalam setiap kebijakan yang diambil. "Ngobrolnya maunya sama Gerindra dan PKS doang sih. Ajak ngobrol yang lain dong, jalankan mekanisme dengan baik," ujarnya.

Bestari menjelaskan pelepasan saham oleh pemerintah selama ini telah diatur dalam Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Ia pun memastikan DPRD DKI tak akan mengganjal niatan Anies melepas saham PT Delta selama proses yang dijalankan sesuai dengan aturan tersebut. "Kami hanya tidak mau nantinya disalahkan karena maladministrasi. Silakan penuhi syaratnya," ujarnya.

Sementara itu, rencana Anies menjual saham bir didukung penuh oleh partai pengusungnya, Gerindra. "Sejak awal, Gerindra mendukung saham tersebut agar dijual. Tidak perlu argumen lagi karena lebih banyak mudaratnya," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik.

Menurut Taufik, tanpa saham itu Pemprov DKI juga tetap memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang besar. "Jadi, sejak awal Gerindra sudah mendukung. Bagaimana tak mendukung, kami yang usung. Itu kan janji kampanye. Jadi, tak perlu berargumen lagi," ujarnya.

Adapun DKI telah memiliki saham itu sejak 1970 saat era Gubernur Ali Sadikin. Selain DKI, kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh San Miguel Private Limited dari Filipina sebesar 73,75 persen.

Saat ini, Delta Djakarta memproduksi dan mendistribusikan beberapa merek bir terkenal seperti Anker Beer, Anker Stout, Kuda Putih, Carlsberg Beer dan San Miguel Beer. Produk-produk tersebut mayoritas dijual di pasar lokal, yaitu sekitar 99 persen.

Jika DKI jadi jual saham bir, maka pemda bakal mendapat Rp 1,2 triliun. Anies menyebut jumlah yang sama baru bisa diterima DKI sekitar 40 tahun lagi. Ia pun menegaskan bakal menggunakan uang tersebut untuk pembangunan DKI, misalnya pembuatan pipa air bersih. "Ya itu lah, nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kami gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat," kata Anies.

LANI WIJAYA | JULNIS FIRMANSYAH | INGE KLARA

Berita terkait

Anies Singgung Rencananya Jual Saham Bir Ditolak Pimpinan DPRD DKI

6 Januari 2024

Anies Singgung Rencananya Jual Saham Bir Ditolak Pimpinan DPRD DKI

Capres nomor urut satu Anies Baswedan mengungkit batalnya rencana Pemprov DKI Jakarta yang ingin menjual saham bir di PT Delta Djakarta

Baca Selengkapnya

Tolak Pemprov DKI Jual Saham Bir, PDIP: Bukan Masalah Haram tidak Haram

31 Oktober 2023

Tolak Pemprov DKI Jual Saham Bir, PDIP: Bukan Masalah Haram tidak Haram

Plt Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyebut keuntungan dari saham bir membantu Pemprov DKI saat Covid-19

Baca Selengkapnya

Bir Dikencingi Karyawan Jadi Viral, Pabrik di Cina Lakukan Penyelidikan

22 Oktober 2023

Bir Dikencingi Karyawan Jadi Viral, Pabrik di Cina Lakukan Penyelidikan

Seorang karyawan di perusahaan bir Cina mengencingi bahan baku. Videonya viral dan dihujat warganet.

Baca Selengkapnya

Air Sungai di Jepang Berubah Jadi Semerah Darah, Penduduk Okinawa Kaget

29 Juni 2023

Air Sungai di Jepang Berubah Jadi Semerah Darah, Penduduk Okinawa Kaget

Sungai di Jepang berubah warna karena kebocoran pabrik bir.

Baca Selengkapnya

Wagub DKI Sebut Nasib Penjualan Saham Bir PT Delta Diserahkan ke Penjabat Gubernur

9 Agustus 2022

Wagub DKI Sebut Nasib Penjualan Saham Bir PT Delta Diserahkan ke Penjabat Gubernur

Penjualan saham bir PT Delta Djakarta adalah bagian dari janji kampanye Anies Baswdan dan Sandiaga Uno saat Pilgub DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Tak Pasang Logo Iklan Bir di Formula E, Heineken Gunakan Tagline

31 Mei 2022

Tak Pasang Logo Iklan Bir di Formula E, Heineken Gunakan Tagline

Perusahaan bir Heineken sudah bekerja sama dengan ajang kejuaraan otomotif Formula E sejak 2019.

Baca Selengkapnya

Formula E Jakarta Disponsori Perusahaan Bir, Panitia Tegaskan Tidak Jual Bir

27 Mei 2022

Formula E Jakarta Disponsori Perusahaan Bir, Panitia Tegaskan Tidak Jual Bir

Panitia Jakarta E-Prix dan FEO telah sepakat tidak akan ada logo perusahaan bir Heineken di area sirkuit Formula E Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ahmad Sahroni: Perusahaan Bir juga Jadi Sponsor Formula E di Diriyah Arab Saudi

27 Mei 2022

Ahmad Sahroni: Perusahaan Bir juga Jadi Sponsor Formula E di Diriyah Arab Saudi

Ahmad Sahroni mengatalan perusahaan bir Heineken juga menjadi sponsor Formula E di Diriyah Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Ahmad Sahroni Angkat Bicara Soal Iklan Bir di Formula E

26 Mei 2022

Ahmad Sahroni Angkat Bicara Soal Iklan Bir di Formula E

Ahmad Sahroni berjanji akan segera mengumumkan mitra atau sponsor Formula E Jakarta dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Mobil Rusia Avtovaz Berproduksi Lagi, Saham Renault Dijual 1 Rubel

25 Mei 2022

Pabrik Mobil Rusia Avtovaz Berproduksi Lagi, Saham Renault Dijual 1 Rubel

Raksasa mobil Prancis, Renault, menjual saham mayoritasnya di Avtovaz kepada sebuah lembaga sains Rusia. Didirikan 1956 hasil kolaborasi dengan Fiat.

Baca Selengkapnya