Rotasi Pejabat DKI, Ini Beda Anies Baswedan dan Ahok

Jumat, 1 Maret 2019 16:01 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu dengan Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, 20 April 2017. Humas Pemprov DKI

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Senin, 25 Februari 2019 melakukan rotasi pejabat DKI sebanyak 1.125 orang di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mulai dari eselon IV hingga II.

Hari itu juga Anies melantik 15 pejabat eselon II atau pimpinan tinggi pratama. Sedangkan jumlah pejabat eselon III dan IV yang dilantik masing-masing berjumlah 274 dan 836 orang.
Baca : KASN Sebut Tak Ada Kejanggalan dalam Rotasi Pejabat DKI

Perombakan pejabat itu juga mengakibatkan 16 jabatan eselon II kosong sehingga dijabat oleh pelaksana tugas.

Contohnya jabatan kepala Badan Pengelola Aset Daerah; kepala Dinas Sumber Daya Air; kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan; kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan; kepala Dinas Lingkungan Hidup; serta direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo.

Anies menerangkan para pejabat yang tidak mencapai target program kerja dan serapan anggaran telah diberi surat peringatan.

Bahkan, para pejabat itu juga telah dibuatkan berita acara pemeriksaan seputar kinerjanya sebelum didemosi. “Jadi bukan sesuatu yang mereka tidak tahu,” kata Anies.

Namun Anies menampik rotasi yang ia lakukan itu sebagai yang terbesar dalam sejarah. Sebab, di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, pernah terjadi pelantikan pejabat hingga 6 ribu lebih.
<!--more-->

"Ini barangkali salah satu yang terbanyak di dalam sejarah Pemprov, dulu ada yang lebih besar lagi. Tapi ini salah satu yang terbesar," ujar Anies usai pelantikan.

Sama seperti Anies, saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta juga merotasi ribuan pejabat dari eselon IV hingga II.

Simak : Anies Bakal Copot Pejabat yang Terlibat Praktik Jual Beli Jabatan

Anies sendiri berjanji akan terus mengawasi dengan ketat kinerja para pejabat yang baru dilantik itu. Ia pun berencana mengevaluasi kinerja para pejabat itu setiap enam bulan.

Adapun jabatan eselon II yang kosong, menurut Anies, sementara diisi oleh pelaksana tugas. Pemerintah DKI akan menggelar seleksi terbuka atau lelang jabatan dalam waktu dekat untuk mengisi jabatan tersebut.

Melalui lelang terbuka itu, Anies berharap mendapatkan pejabat yang memiliki kompetensi. Dia juga akan mewajibkan semua pegawai negeri yang telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi terbuka pejabat eselon II itu.

Menurut Anies, banyak aparatur sipil negara yang memenuhi syarat untuk mengikuti lelang jabatan tapi sungkan mendaftar karena atasannya juga ikut seleksi. “Sekarang nggak ada sungkan-sungkanan. Semua harus daftar," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyematkan tanda jabatan baru untuk pejabat eselon III - I di lapangan Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 25 Februari 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir menjelaskan lelang jabatan setingkat eselon II dan I akan dimulai setelah pemerintah DKI berkoordinasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara.

Lelang jabatan eselon II, kata dia, hanya bisa diikuti oleh pegawai negeri DKI. Adapun lelang terbuka jabatan eselon I atau deputi gubernur bisa diikuti oleh pegawai negeri dari luar DKI (nasional).
<!--more-->

Dua jabatan eselon I yang akan dilelang adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwsata dan Kebudayaan serta Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman.

Baca : Anies Baswedan Rotasi Pejabat DKI, Ada 18 Jabatan Dilelang

Meski ada 16 jabatan eselon II yang kosong, Chaidir optimistis kinerja satuan kerja perangkat dinas tidak akan terganggu. “Karena pejabat di layer keduanya telah diisi,” ujar dia.

Salah seorang pejabat yang mengalami demosi adalah Isnawa Adji yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup. Senin lalu, Isnawa dilantik menjadi Wakil Wali Kota Jakarta Selatan.

Isnawa menjelaskan, pada tahun lalu, Dinas Lingkungan Hidup tak mencapai target serapan anggaran yang ditetapkan Anies. Dari target serapan anggaran 89,09 persen, Dinas hanya menyerap 81,20 persen.

Isnawa beralasan tak bisa mencapai target serapan anggaran itu karena terhambat sejumlah hal. Dia mencontohkan, plafon biaya pemeliharaan satu kendaraan dianggarkan Rp 2 juta. Ternyata biaya pemeliharaan kendaraan itu hanya Rp 700 ribu. “Ya, otomatis tidak semua terserap anggarannya,” ujarnya.

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok juga merotasi ribuan pejabat dari eselon IV hingga II. Ahok melantik enam ribu pejabat tersebut pada 2 Januari 2015.

Saking banyaknya pejabat yang ia lantik, acara akhirnya berlangsung di Lapangan Monas, Jakarta Pusat karena kapasitas halaman Balai Kota tak mencukupi.

Baca juga : Lantik 1.125 Pejabat Baru DKI, Anies: Jadilah Pemimpin

Satu tahun kemudian atau tepatnya pada 8 Januari 2016, Ahok kembali merotasi ribuan pejabat yang jumlahnya mencapai 1.036. Alasan rotasi itu, kata Ahok, untuk memberi kesempatan kepada PNS berusia muda menduduki jabatan sebagai Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
<!--more-->

Advertising
Advertising

Dalam pelantikan itu Ahok mengatakan telah lelah terus menerus melantik pejabat. Ia berharap perombakan kali ini bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi dan gratifikasi.

"Saya ingin semua kerja amanah, siddiq, tabligh, dan fathanah," katanya di atas podium.

Ahok mengancam akan merombak bawahannya kembali, jika tak memenuhi permintaannya untuk melaporkan gratifikasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Ahok, instruksi tersebut masuk ke dalam penilaian kejujuran, dan berlaku untuk semua PNS Pemprov DKI. "Kan saya sudah tahu siapa yang terima, jadi tinggal kejujuran mereka saja," ucapnya.

Kini tiga tahun setelah kebijakan rotasi itu diberlakukan, Anies kembali melakukan rotasi terhadap ribuan pejabat. Menurut Anies, rotasi ini sebagai bentuk penyegaran di instansinya dan memberi kesempatan kepada Kepala SKPD merasakan posisi lain di Pemprov DKI.

Simak juga : Rotasi Pejabat DKI, Anies Janjikan Evaluasi Tiap 6 Bulan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai ada kejanggalan dalam perombakan jabatan oleh Gubernur Anies, Senin lalu. Khususnya dalam perombakan jabatan lurah dan camat. Menurut dia, lurah dan camat yang didemosi sebagian telah bekerja dengan baik.

"Kalau ada camat jadi sekretaris camat atau lurah jadi sekretaris lurah, ini aneh buat saya," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu soal rotasi pejabat DKI.

JULNIS FIRMANSYAH | LANI DIANA | GHOIDA RAHMA l MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

6 jam lalu

Kans Gabung di Kabinet Prabowo-Gibran: Anies Tak Mau Berandai-andai, Ganjar Sebut Lebih Baik di Luar

Anies tidak mau berandai-andai. Sedangkan Ganjar menyebutnya lebih baik di luar kabinet Prabowo-Gibran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

8 jam lalu

Minta Parpol Pendukung Anies dan Ganjar Tak Gabung KIM, Pengamat: Hormati Suara Rakyat yang Tak Pilih Prabowo-Gibran

Ray Rangkuti menyinggung partai non-koalisi KIM yang hendak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu dianggap tidak menghormati rakyat

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

16 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

18 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

18 jam lalu

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

19 jam lalu

Anies Baswedan Soal Putusan MK: Perjuangan Tidak Sia-sia

Anies Baswedan menyatakan langkah barisannya melakukan gugatan dugaan kecurangan Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK) bukanlah hal sia-sia.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

2 hari lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

2 hari lalu

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

Anies Baswedan menanggapi singkat wacana dirinya akan maju kembali sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya