Komisi Tinggi HAM PBB Soroti Penangkapan CEO Rappler

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 19 Februari 2019 14:36 WIB

Maria Ressa, CEO platform berita online Rappler, menandatangani lembar berita acara penangkapan di Biro Investigasi Nasional di Manila, Filipina, 13 Februari 2019. [REUTERS / Eloisa Lopez]

TEMPO.CO, Manila – Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa – Bangsa menyampaikan kekhawatiran terkait penangkapan Chief Executive Officer Rappler, Maria Ressa.

Baca:

Lembaga tinggi internasional yang membela HAM ini meminta adanya kajian menyeluruh dan independen atas tuduhan otoritas Filipina terhadap Ressa, yang juga seorang jurnalis senior ini, dan media lainnya di negara itu.

“Kami sangat prihatin dengan penangkapan terkait tuduhan pencemaran nama baik oleh Maria Ressa, CEO media berita independen Rappler di Filipina. Ini nampak memiliki pola intimidasi terhadap media, yang telah gigih menjaga independensinya dan hak-hak nya untuk melakukan investigasi mendalam dan mengkritik otoritas,” kata Rupert Colville, juru bicara Kantor Komisi Tinggi HAM PBB, seperti dilansir Manila Buletin pada Senin, 18 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Baca:

Colville, dalam pernyataan tertulis tertanggal beberapa hari lalu, menyoroti pembebasan Ressa oleh otoritas Filipina. Ini karena tuduhan pelanggaran hukum itu masih berlaku dan kasusnya masih diproses.

Komisi Tinggi HAM PBB juga membela hak Ressa dan media Rappler terhadap upaya pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaan pemerintahan dan yudisial termasuk undang-undang pencemaran nama baik untuk menekan media.

Baca:

“Maria Ressa telah menjadi pengritik Preisden Duterte dan kebijakan pemerintah yang kritis. Pemerintah sebelumnya juga mencoba mencabut izin penerbitan Rappler sehingga tidak bisa beroperasi. Jurnalis Rappler juga mendapat intimidasi fisik,” kata Colville dalam pernyataannya.

Lembaga internasional ini juga menyoroti upaya intimidasi terhadap media karena berdampak serius terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan secara umum. Lembaga ini menegaskan jurnalis memiliki hak-hak untuk melakukan tugas profesional secara aman dan tanpa rasa takut adanya pembalasan seperti diatur undang-undang internasional.

Seperti dilansir Aljazeera, otoritas hukum Filipina sempat menangkap Ressa pada pekan lalu di kantornya. Dia sempat mendekam semalam di ruang tahanan Biro Investigasi Nasional. Dia dibebaskan setelah membayar uang jaminan sebanyak Rp27 juta.

Baca:

Ressa menghadapi kasus pencemaran nama baik dunia online terkait berita yang pernah dilansir media Rappler pada 2012. Berita itu menyatakan pengusaha Wilfredo Keng merupakan pemilik sebuah mobil SUV, yang digunakan ketua pengadilan Renato Corona. Pengusaha itu membantah pemberitaan Rappler dan kasusnya belum kelar sampai saat ini.

Filipina lalu memberlakukan Cybercrime Prevention Act atau UU ITE pada September 2012. Padahal, Rappler memperbarui artikel terkait berita tadi pada Februari 2014 atau sebelum UU berlaku.

Penangkapan Ressa dan tekanan terhadap media di Filipina menimbulkan kecaman dari berbagai kalangan termasuk Eropa. Menanggapi ini, Inquirer melansir, pemerintah Filipina akan mengirim 'karavan kebebasan pers' untuk mengunjungi Belgia dan Swiss untuk bicara soal kasus Rappler dari sisi pemerintah Filipina. Brussel, yang merupakan ibu kota Belgia, merupakan ibu kota dari Uni Eropa.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

23 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

11 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

25 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

25 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

26 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya