Mau Tahu Hasil Survei yang Kredibel? Ini Kiatnya Versi Persepi

Reporter

Fikri Arigi

Minggu, 17 Februari 2019 16:24 WIB

Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk. TEMPO/Rezki

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden 2019, lembaga-lembaga sigi mengeluarkan hasil survei mengenai elektabilitas dua pasangan calon presiden, Jokowi – Ma’ruf Amin dan Prabowo – Sandiaga Uno. Hasil sigi antar lembaga survei mengenai elektabilitas itu umumnya berbeda, namun tak terpaut jauh. Perbedaan angka elektabilitas kerap menuai kontroversi bahkan dicurigai ada kedekatan dengan salah satu kubu calon presiden.

Sigi lembaga survei Indomatrik, misalnya, menyatakan elektabilitas pasangan Joko Widodo - Ma’ruf Amin dengan Prabowo – Sandiaga hanya terpaut sekitar 4 persen. Hasil ini menuai kontroversi karena dalam hasil lembaga survei lainnya, rata-rata selisih angka elektabilitas Jokowi dan Prabowo sebesar 20 persen dengan keunggulan Jokowi.

Selain hasil yang berbeda, Direktur Eksekutif Indomatrik, Husin Yazid juga menjadi sorotan. Husin diketahui pernah menjadi Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).

Baca: Indomatrik Bantah Dibiayai BPN Prabowo - Sandi untuk Survei

Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) menyatakan lembaga itu pernah melakukan kesalahan fatal pada hitung cepat pemilihan presiden 2014. “Publik perlu tahu, fatal betul yang 2014 itu,” kata Anggota Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk kepada Tempo, Sabtu, 16 Februari 2019.

Hamdi menuturkan pada pilpres 2014, banyak lembaga survei anggota Persepi melakukan hitung cepat. Namun, ada dua lembaga yang hasilnya berbeda yakni Puskaptis dan Jaringan Suara Indonesia. Puskaptis dan JSI menyatakan pasangan Prabowo Subianto - Hatta Radjasa mendapatkan suara lebih banyak ketimbang Joko Widodo - Jusuf Kalla. Sedangkan mayoritas lembaga survei lainnya menyatakan Jokowi - Jusuf Kalla unggul.

Advertising
Advertising

Persepi kemudian berinisiatif mengaudit perbedaan hasil hitung cepat itu. “Supaya soalnya menjadi jelas.” Hamdi mengatakan saat itu Persepi meminta seluruh anggotanya mempertanggungjawabkan hasil hitung cepat di depan dewan etik. Dewan etik menguliti mulai dari metode sampling, hingga pengumpulan data. Hamdi mengatakan hampir semua lembaga survei datang. Hanya JSI dan Puskaptif yang emoh diaudit.

Hamdi Muluk berbagi kepada Tempo tentang cara untuk memahami hasil survei yang kredibel dan dapat dipercaya. Berikut lima cara memahami lembaga survei kredibel versi Persepi:

  1. Institusi kredibel

Lihat apakah institusi di belakangnya juga merupakan institusi yang kredibel. Hal ini dapat dijadikan patokan karena institusi besar yang kredibel, tidak akan merusak reputasi mereka dengan merilis hasil survei yang menyesatkan.

"Jelas sebuah lembaga yang besar tidak mungkin melakukan perbuatan tercela," ujar Hamdi kepada Tempo, Ahad, 17 Februari 2019. Perbuatan tercela itu seperti menyesatkan informasi, mengaburkan fakta, mengaburkan opini, menerima order-orderan politik murahan. “Itu taruhan dari sebuah lembaga besar yang kredibel.”

  1. Kompetensi peneliti

Institusi kredibel juga akan memperhatikan kompetensi para penelitinya. Setidaknya para peneliti akan diseleksi baik dari segi keilmuan, kompetensi, dan lulusan institusi mana. Hamdi percaya orang dengan almamater institusi besar tidak akan menyalahgunakan ilmunya. "Dokter dari Harvard misalnya, apa dia akan menyalahgunakan ilmunya? Ini juga jadi patokan bagi saya."

Baca: Lembaga Survei Indomatrik Bukan Anggota Persepi

  1. Tergabung dalam asosiasi

Seperti halnya dokter, advokat, atau jurnalis, lembaga survei, menurut Hamdi perlu tergabung dalam sebuah asosiasi. Tujuannya adalah agar ada fungsi kontrol dari asosiasi agar lembaga itu tetap kredibel di mata masyarakat. Selain itu juga ada fungsi kontrol diri sendiri dari kekeliruan.

Hamdi mengakui lembaga survei hingga saat ini belum diatur dalam undang-undang. Tetapi ia menekankan tetap perlu ada kesadaran di antara komunitas penyelenggara survei itu berhimpun. Untuk itu pula dibentuk dewan etik karena asosiasi yang berhak untuk mengaudit lembaga survei yang menjadi anggotanya. "Tetapi kalau tidak tergabung dalam persatuan, itu tidak ada kewajiban kami audit."

  1. Telusuri Reputasi

Masyarakat perlu kritis dan aktif menelusuri reputasi dan rekam jejak lembaga survei. Reputasi ini penting, untuk melihat apakah semua produk-produknya sesuai dengan kaidah akademik, sehingga layak dipercaya.

  1. Metodologi

Cek metode yang digunakan. Lembaga survei, ujar Hamdi, harus jujur terhadap metode yang digunakan. Berapa sampel yang diambil, bagaimana prosedur pengambilan sampel, dan berapa margin error yang bisa ditoleransi.

Simak: Husin Yazid Sebut Puskaptis dan Indomatrik Lembaga yang Berbeda

Hamdi mengimbau masyarakat agar tidak terkecoh dengan jumlah sampel besar. Ia mengatakan para ilmuwan sudah menetapkan 1.200 merupakan sampel yang sudah mumpuni dalam sebuah penelitian jajak pendapat. Lebih dari itu, kata dia, hanya akan berefek pada penurunan jumlah margin of error, itu pun tidak signifikan.

Metode pengambilan sampel adalah hal penting. Pengambilan sampel harus dilakukan secara random atau acak. Apabila pengambilannya bias, atau dalam konteks pemilu, sampel diambil dari basis pemilih paslon tertentu tentu hasilnya pun akan bias.

  1. Cek Hasil Lembaga Survei lain

Penting membandingkan hasil survei satu lembaga, dengan lembaga lainnya. Bila ada beberapa lembaga survei dengan kredibilitas baik telah menyatakan hasilnya dan tidak jauh berbeda. Kemudian muncul satu, dua lembaga dengan hasil yang sangat kontras, menjadi wajar bila lembaga 'nyeleneh' ini dikritisi.

"Kalau ada empat sampai enam lembaga yang sudah punya rekam jejak bagus mengatakan hasilnya begini, lalu tiba-tiba satu lembaga hasilnya nyeleneh, setelah kita telusuri rekam jejaknya, siapa orang di belakangnya, dan hasilnya tidak jelas, wajar dong dikritisi dengan keras," ujar Hamdi.

FIKRI ARIGI | M. ROSSENO AJI

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

2 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

3 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

11 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

11 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

12 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

12 hari lalu

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

13 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

15 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

15 hari lalu

Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

Menurut Pakar Politik Ujang Komarudin, hal terpenting dalam pilkada adalah elektabilitas para kandidat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya