IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Dunia, RI Bergantung pada Investasi

Rabu, 23 Januari 2019 13:03 WIB

IMF www.egypttoday.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tetap optimistis meski Dana Moneter Internasional atau IMF belakangan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dari 3,7 persen menjadi 3,5 persen. Keyakinan ini di antaranya disebutkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Baca: Sri Mulyani Sebut Saran IMF Kurangi Utang Tak Relevan dengan RI

Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dapat mencapai target 5,3-5,4 persen. “Guncangan mungkin masih akan terjadi walaupun tidak seberat 2018. Tapi kami tetap berfokus bagaimana menjaga faktor-faktor pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di tengah lingkungan yang berubah cepat,” katanya, Selasa, 22 Januari 2019.

Untuk mencapai target itu, kata Sri Mulyani, dibutukan motor utama berupa investasi. “Selain investasi, konsumsi akan kami jaga dengan inflasi yang tetap rendah. Sedangkan investasi akan kami dorong hingga bertumbuh 7 persen.”

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, menjelaskan, antisipasi merespons perlambatan ekonomi global dengan menggenjot investasi sebetulnya sudah dilakukan sejak tahun lalu. “Kami akan mendorong investasi, terutama untuk memperkuat industri dari hulu ke hilir melalui paket kebijakan yang telah dikeluarkan,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Langkah yang ditempuh pemerintah, kata Iskandar, antara lain adalah mengoptimalkan sistem perizinan online single submission (OSS), memberi insentif pajak untuk industri pionir, dan relaksasi daftar negatif investasi (DNI). Untuk menarik investor, pemerintah juga meneruskan proyek infrastruktur yang bisa mengurangi biaya logistik. Iskandar menuturkan, mesin pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan banyak bertumpu pada investasi.

Dalam pertemuan World Economic Forum 2019 di Davos, Swiss, Senin waktu setempat, Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, dari 3,7 persen menjadi 3,5 persen. Economic Counsellor dan Direktur Riset IMF, Gita Gopinath, mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi global disebabkan oleh dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina serta kebuntuan kesepakatan Brexit.

“Kami melihat risiko pelemahan akan meningkat,” ujar Gopinath. Melambatnya pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan terjadi di negara berkembang akibat lesunya perdagangan antara Cina dan sejumlah negara Asia.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan tengah mewaspadai potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat fluktuasi harga komoditas. “Kami akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk mendorong ekspor dan mengurangi impor untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan (CAD) serta mendorong surplus neraca modal,” ucapnya.

Mantan menteri keuangan Chatib Basri mengingatkan pemerintah akan adanya kemungkinan kontraksi harga komoditas pada tahun ini akibat pelemahan permintaan dunia. “Ada kecenderungan harga kelapa sawit, batu bara, dan karet memburuk, sehingga pemerintah perlu agak berhati-hati,” katanya.

Menurut lulusan Universitas Indonesia ini, kondisi itu bisa berdampak negatif pada aktivitas ekspor dan penerimaan negara. “Ini juga dapat membuat pendapatan masyarakat yang bergantung pada sektor perkebunan tertekan, daya beli bisa melemah, sehingga butuh antisipasi kebijakan pemerintah.”

Sementara itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan pemerintah perlu mengoptimalkan belanja negara untuk mendorong konsumsi rumah tangga. “Belanja sosial, seperti program keluarga harapan, belanja persiapan pemilu, dana desa, dan subsidi pada tahun politik memiliki dampak berganda pada pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Baca: Devisa yang Masuk Selama Pertemuan IMF - Bank Dunia Rp 396 Miliar

Menurut Bhima, masih ada peluang mendorong konsumsi di tengah perlambatan ekonomi global seperti yang diproyeksikan IMF. Hal ini tercermin dari tingkat belanja pemerintah yang hingga kuartal III 2018 tumbuh 6,28 persen atau lebih tinggi dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh di kisaran 5,01 persen.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

5 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

5 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

6 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

11 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

13 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

15 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

15 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya