Mengerem Laju Defisit Neraca Perdagangan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 16 Januari 2019 14:20 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kedua kanan) didampingi Menteri Perdagangan Enggar Lukito (kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri) dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan peninjauan gudang beras milik Perum Bulog di divre DKI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 10 Januari 2019. Selain mengecek ketersediaan beras, Jokowi juga menyaksikan kegiatan operasi pasar beras Bulog. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong ekspor nonmigas agar neraca perdagangan tidak lagi mengalami defisit yang terlalu lebar.

Baca juga: Neraca Perdagangan Defisit, Rizal Ramli Ingatkan Jokowi Soal Janji

"Yang perlu betul kita lakukan adalah mendorong ekspor nonmigas," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2019.

Selasa kemarin, Badan Pusat Statistik merilis data neraca perdagangan Indonesia selama Januari–Desember 2018 yang mengalami defisit sebesar US$ 8,57 miliar. Defisit kali ini tercatat yang terbesar jika dibandingkan dengan defisit pada 2014 yang sebesar US$ 2,20 miliar dan US$ 4,08 miliar. Bahkan terbesar sejak 1975 berdasarkan data BPS. Penyebab besarnya defisit neraca perdagangan adalah defisit migas sebesar US$ 12,4 miliar

Karena itu, Darmin mengingatkan perlunya upaya mendorong ekspor nonmigas. Pemerintah telah melakukannya terutama ke pasar nontradisional seperti Afrika yang sedang tumbuh meski hasilnya tidak terlihat dalam waktu cepat.

Menurut Darmin, kondisi ekspor nonmigas saat ini ikut terpengaruh kondisi global. "Masalahnya tidak cukup banyak barang yang bisa kita ekspor. Ekspor kita selama ini yang hasilnya bagus malah lambat, negatif pula, seperti CPO," ujarnya.

Selain itu, impor ikut tercatat tumbuh tinggi karena banyak bahan baku maupun modal yang dibutuhkan untuk pembangunan dan barang-barang lainnya yang tidak diproduksi di dalam negeri.

"Ekonomi kita itu tumbuh dengan baik. Tidak seperti tahun-tahun lalu. Sehingga mau tidak mau impornya tumbuh dengan cepat. Kalau ekonomi tidak jalan, impornya tidak akan begitu," kata Darmin.

Dia juga berharap kebijakan untuk mengurangi impor solar dengan kebijakan mandatori B20 bisa mulai memperlihatkan hasil. "Migas bukan sesuatu yang mudah, karena itu kebutuhan kita. Sementara pertumbuhan nonmigas tidak mampu mengimbangi," ujar Darmin.

Sedangkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan salah satu upaya untuk mengatasi defisit neraca perdagangan adalah menggalakkan perjanjian perdagangan dengan berbagai negara lain untuk melesatkan ekspor Indonesia. Dia berambisi menyelesaikan 13 perjanjian perdagangan baru tahun ini.

"Sebelumnya kita sudah delapan tahun tidak ada perjanjian perdagangan baru, yang saat ini hanya menghidupkan yang lama-lama," kata Mendag di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB.

Menurut dia, ada berbagai kerugian dengan minimnya langkah Indonesia dalam melakukan perjanjian perdagangan dengan negara lain. Ia mencontohkan Vietnam telah memiliki perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sehingga sejumlah komoditas dari Vietnam bisa mengungguli komoditas yang sama dari Indonesia.

Adapun Center of Reform on Economics (Core) dalam rilisnya menyarankan pemerintah agar kebijakan PPh 22 impor untuk barang konsumsi, program mandatori B20, maupun kebijakan TKDN, dipertajam dan diperkuat agar lebih terlihat efektivitasnya di tahun 2019.

Dalam jangka menengah panjang, untuk mengurangi defisit neraca perdagangan, Core menyarankan revitalisasi industri manufaktur. Revitalisasi industri manufaktur diharapkan mendongkrak daya saing produk-produk manufaktur dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekspor manufaktur.

Sedangkan langkah jangka pendek untuk menekan defisit neraca perdagangan, Core menyarankan pemerintah mendorong diversifikasi ke negara-negara tujuan ekspor non tradisional, sehingga ketergantungan terhadap pasar ekspor utama tidak terlalu besar.

ANTARA | DIAS PRASONGKO

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

20 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

9 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

15 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

16 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

50 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

23 Februari 2024

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Mesir surplus Rp 18,2 triliun.

Baca Selengkapnya

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

15 Februari 2024

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.

Baca Selengkapnya

Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

11 Februari 2024

Analis Ungkap Sentimen Penentu Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Pekan Depan

Analis mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Apa saja?

Baca Selengkapnya