Begini Cara Myanmar Hadapi Arakan Army dan Rohingya di Rakhine

Selasa, 8 Januari 2019 14:37 WIB

Pasukan Arakan Army di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mizzima

TEMPO.CO, Jakarta - Serangkaian serangan kelompok bersenjata Arakan Army terhadap pasukan keamanan Myanmar sudah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir. Dan terbesar terjadi pada Jumat subuh, 4 Januari 2018 ketika sekitar 350 milisi Arakan Army menyerang 4 pos polisi di negara bagian Rakhine dan menewaskan 13 polisi dan melukai 9 orang.

Serangan terbaru Arakan Army terjadi bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Myanmar dari penjajahan Inggri tahun 1948.

Baca: Tuntut Merdeka, Pemberontak Arakan Army Bunuh 13 Polisi Myanmar

Menurut Arakan Army, serangan itu dilakukan karena 4 pos polisi itu telah digunakan sebagai markas pasukan artileri Myanmar yang dilengkapi dengan senjata berat.

"Angkatan bersenjata melibatkan polisi dalam perang dua pekan lalu," kata juru bicara Arakan Army, Khien Thukha melalui telepon kepada AFP.

Serangan ini membuat sekitar 4.500 orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat aman. Mereka menyelamatkan diri ke biara-biara Budha dan mendirikan kamp-kamp sementara. Mereka membawa bayi dan anak mereka saat melarikan diri.

Advertising
Advertising

Dua pekan lalu, militer Myanmar secara sepihak mengumumkan gencatan senjata sementara dan bersumpah tidak akan bertempur selama 4 bulan untuk melawan pasukan bersenjata kelompok pemberontak di negara bagian Kachin dan Shan.

Gencatan senjata tidak diberlakukan untuk Rakhine.

Kalim Ullah, bersama istrinya Taiyeba Begum dan anak-anaknya berpose dekat kamap pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh, 14 November 2018. Rencana repatriasi atau pemulangan para pengungsi etnis minoritas Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, pada November ini, ditentang sejumlah pihak. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Baca: Myanmar Tuding Arakan Army Berlindung di Perbatasan Bangladesh

Arakan Army menuding militer Myanmar memanfaatkan gencatan senjata untuk fokus menggalang kekuatan di Rakhine.

Rakhine menjadi negara bagian Myanmar yang paling bergolak di Myanmar. Hampir sejuta etnis minoritas Muslim Rohingya terusir dari Rakhine setelah terjadi serangan militer Myanmar pada Agustus 2017. Akibatnya, ratusan ribu Rohingya melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.

Bangladesh membuka perbatasannya dan mendirikan kamp-kamp untuk tempat tinggal sementara bagi ratusan ribu Rohingya.

Para pengungsi Rohingya ini hidup dalam penderitaan panjang. Hingga saat ini Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai warganya, sehingga etnis Rohingya menolak pemulangan kembali atau repratriasi. Mereka ketakutan akan kehilangan nyawa karena tidak ada jaminan perlindungan dari pemerintah Myanmar dengan status tidak memiliki kewarganegaraan.

Baca: Pemerintahan Aung San Suu Kyi Minta Militer Serang Arakan Army

Masalah pelik Rohingya belum terpecahkan, Rakhine menjadi lahan pertempuran antara pemberontakan Arakan Army dan militer Myanmar.

"Tindakan tegas akan diambil pasukan keamanan untuk menghadapi pemberontak Arakan Army karena mereka membuat situati tidak stabil dan rumit," ujar pernyataan militer Myanmar atau Tatmadaw.

Juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay, menyerukan agar penduduk Rakhine tidak mendukung para pemberontak.

"Pertimbangkan secara dalami masa depan Rakhine. Berpikir hati-hati mengenai masa depan yang anda ingin lhat sebelum memberikan mereka dukungan," kata Zaw Htay.

Pemimpin gerakan demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi menyatakan akan memprioritaskan proses perdamaian di negara-negara bagian termasuk Rakhine yang bergolak sejak memenangkan pemilu tahun 2015.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya