Plus Minus Kebijakan KPU Bocorkan Pertanyaan Debat Capres

Reporter

Tempo.co

Minggu, 6 Januari 2019 17:09 WIB

Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersama Direktur Perencanaan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ario Bimo (kiri), dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso (kanan) bertumpu tangan seusai melakukan rapat persiapan debat pasangan calon presiden dan wakil presiden di Gedung KPU, Jakarta, Jumat 28 Desember 2018. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Advertising
Advertising

Sementara itu, Ketua Kode Inisiatif Veri Junaidi berpendapat ada sisi positif dan negatif dari daftar pertanyaan yang diberikan ke pasangan calon sebelum debat capres dilaksanakan. Menurut dia, salah satu poin positifnya yakni kisi-kisi itu akan membantu pasangan calon fokus dalam isu yang diperdebatkan.

Simak juga: KPU Coret ICW dan Bambang Widjojanto dari Panelis Debat Pilpres

"Jadi dalam proses debat nanti kedua pasangan calon tak akan keluar dari isu yang kemudian disampaikan," ujar Veri di kantor Kode Inisiatif, Jakarta, Ahad, 6 Januari 2019.

Menurut Veri, poin positif lain, daftar pertanyaan ini akan membantu setiap pasangan calon agar bisa lebih merumuskan jawaban. Sehingga, kata dia, jawaban dari pertanyaan itu akan lebih jelas dan komprehensif.

Veri menilai daftar pertanyaan akan membantu setiap pasangan calon membentuk konsep jawaban yang tak hanya berbentuk deskripsi. Hal ini, kata dia, akan membuat tiap calon juga bisa memberikan analisis yang lebih dalam dari tiap pertanyaan.

Di sisi lain, kata Veri, daftar pertanyaan yang diserahkan ke pasangan calon juga berdampak negatif. Salah satunya, kata dia, debat ini seolah-olah bisa menjadi diskusi normatif. "Negatifnya adalah debat ini jadi seperti sudah diatur. Dalam arti nanti ditanya A dan dijawab B, itu kan seolah-olah diskusi biasa," kata dia.

Menurut Veri, daftar pertanyaan ini akan membuat pasangan calon menyediakan jawaban tempelan. Dia menilai jawaban tempelan ini membuat deskripsi dari pasangan calon dalam debat tak berkembang. "Ini dikhawatirkan pasangan calon malah terlalu terpaku pada jawaban templat yang sudah disiapkan," katanya.

Baca juga: Ma'ruf Amin Mulai Berlatih Debat Cawapres dengan Tim Pakar

Meski demikian, menurut Veri dengan pertanyaan yang diserahkan sebelum debat akan membuat acara itu lebih seru dari pilpres lalu. Sebab, kata dia, setiap pasangan calon tak hanya menyiapkan jawaban untuk diri sendiri, namun juga menyiapkan antisipasi dari jawaban lawan. "Tapi yang lebih penting bagaimana kemudian visi misi, program, dan rencana mereka bisa dilihat perbedaan secara konsep dan komitmen," kata dia.

Senada, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, pun melihat ada untung rugi dengan memberikan pertanyaan debat capres.

Salah satu keuntungannya, Titi menuturkan para calon bisa menyiapkan jawaban yang lebih dalam dan fokus. Selain itu, masyarakat juga bisa dengan mudah menagih janji para calon ketika mereka terpilih.

Jeleknya, kata Titi, jawaban para calon kurang otentik. Artinya, mereka seperti sudah menyiapkan templat. "Apalagi pemimpin itu harus siap bekerja dalam berbagai medan dengan situasi yang tidak terduga, dengan kondisi di bawah tekanan. Nah harapan-harapan itu akan sulit tercapai kalau memang si calon sudah melalui prakondisi penguasaan atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah disampaikan terlebih dahulu," kata dia.

Kedua kubu pun bersikap atas kebijakan KPU...

Berita terkait

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

36 menit lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

2 jam lalu

Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan Diubah Menjadi KRIS, Ketahui 12 Kriteria Layanannya

Jokowi ubah sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi KRIS. Beriku 12 kriteria layanan KRIS dan 4 layanan ini yang tidak berlaku untuk KRIS.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

3 jam lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

3 jam lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

3 jam lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

4 jam lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

4 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

4 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya