Awan Bunga Kol dan Ancaman Puting Beliung di Masa Pancaroba

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Desember 2018 15:12 WIB

Gambar udara kerusakan akibat angin puting beliung di kawasan Batutulis, Bogor Selatan, Jawa Barat, Jumat 7 Desember 2018. Sementara itu, dari 848 rumah, 770 rumah rusak berat dan ringan di Kecamatan Bogor Selatan, 160 rumah di Kelurahan Batu Tulis, 300 rumah di Kelurahan Pamoyanan, 225 rumah di Kelurahan Cipaku, dan 85 rumah di Kelurahan Lawang Gintung. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga meninggal setelah mobil yang dikendarainya tertimpa pohon roboh akibat puting beliung yang memorakporandakan sebagian Kota Bogor, pada Kamis sore 6 Desember 2018.

Kepala Polsek Bogor Selatan, Komisaris Riyanto, mengatakan, sedikitnya ada empat kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Selatan yang terdampak bencana itu. Mereka mencakup wilayah Kelurahan Cipaku, Batutulis, Pamoyanan, dan Lawanggintung. "Beberapa pohon tumbang dan rumah warga ikut rusak,” kata Riyanto.

Baca juga: Telan Korban di Bogor, Potensi Puting Beliung Masih Ada Malam Ini

Rumah yang rusak tersebar di Kelurahan Cipaku, Batutulis, dan Pamoyanan. Sedang Kelurahan Lawanggintung didominasi pohon bertumbangan. Sebanyak empat mobil ikut menjadi korban karena rusak parah tertimpa pohon tumbang tersebut. Salah satunya mobil Toyota Avanza yang menewaskan pengemudinya.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra mencatat kecepatan angin yang melanda wilayah Batutulis, Lawanggintung dan sekitarnya di Kecamatan Bogor Selatan sekitar 30 knot (50 KM per jam) dalam satu hembusan.

Advertising
Advertising

"Sapuan angin biasanya mencapai 100 meter hingga 1 KM mengikuti arah angin," kata Hadi seperti dilansir Antara.

Menurut dia, angin kencang tersebut terjadi karena awan kumulonimbus (CB) terbentuk cukup matang di wilayah Bogor Selatan, pada Kamis sore. Hadi mengatakan dampak cuaca ektrem ini berpotensi kerap terjadi selama musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Februari 2019.

Humas BMKG, Hary Tirto Djatmiko mengatakan fenomena puting beliung, hujan lebat disertai kilat atau petir yang berdurasi singkat, merupakan fenomena alam yang sering terjadi saat masa transisi atau pancaroba.

“Indikasinya bisa kita lihat guna mengantisipasi hal buruk terjadi,” kata Hary melalui siaran pers pada Kamis 6 Desember 2018.

Hary mengatakan, indikasi terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang ditandai apabila sehari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

“Jika ini sudah terjadi, perlu diwaspadai, karena mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis),” katanya.

Hary mengatakan, awan Cumulus dapat dilihat dengan kasat mata yakni diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu–abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).

Hal tersebut diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)

“Kemudian, pepohonan disekitar tempat kita berdiri, ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat dan terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri,” lanjut Hary. Biasanya kondisi itu dibarengi dengan hujan deras secara tiba-tiba.

Hary menambahkan, tidak turunnya hujan selama tiga hari berturut turut pada musim pancaroba dan penghujan juga perlu diwaspadai. “Ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak,” katanya.

Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap kejadian tersebut, pasalnya angin putting beliung tidak bisa diprediksi secara spesifik dan hanya bisa diprediksi 0.5 – 1 jam sebelum kejadian.

“Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali (terjadi) di tempat yang sama,” kata Hary.

Angin puting beliung adalah dampak dari cuaca ekstrem yang merupakan salah satu fenomena dari perubahan iklim. Fenomena climate change lainnya adalah kenaikan permukaan air laut, perubahan curah hujan, dan kenaikan suku udara permukaan.

Perubahan iklim adalah perubahan unsur alami iklim yaitu suhu, kelembaban, hujan, tekanan, angin, dan sebagainya dalam waktu yang relatif panjang dan hal alami dari siklus kestabilan bumi.

Simak juga: Begini Kondisi Kota Bogor Setelah Dilanda Angin Puting Beliung

Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa sumber terbesar perubahan iklim akibat dari meningkatnya suhu permukaan bumi. Global warming ini terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Laporan IPCC tahun 2007 menyebutkan bahwa penyebab terbesar meningkatnya global warming adalah hasil kegiatan manusia yang membentuk gas rumah kaca. Gas-gas ini dihasilkan hampir semua sektor kegiatan yang menggunakan bahan bakar fosil, limbah organik, bahan pendingin di alat eletronik, peternakan dan lainnya. Puting beliung merupakan salah satu yang fenomena dari perubahan iklim.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

4 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

7 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

15 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

19 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

19 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

19 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya