Sandiaga Jual Saham, Bagaimana Prospek Saratoga ke Depan?

Kamis, 6 Desember 2018 14:59 WIB

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, bermain gitar dan menyanyikan sebuah lagu dalam acara Ngobrol Pintar (Ngopi) di Hutan Kota Sangga Buana, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, 7 November 2018. Dalam acara tersebut, Sandiaga Uno menunjukkan kebolehannya bermain gitar. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Sandiaga Uno menjual lagi saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ternyata tak terlalu direspons oleh pasar. Hal tersebut terlihat dari frekuensi perdagangan saham tersebut sepanjang hari ini hanya 15 kali. Angka itu terbilang minim bila dibandingkan dengan pergerakan saham yang terbilang aktif bisa mencapai ribuan kali per hari.

Baca: Sandiaga Sudah 9 Kali Jual Saham Rp 500 Miliar untuk Kampanye

Pergerakan saham SRTG hari ini juga terpantau anjlok hingga 2,37 persen ke level Rp 3.710 per lembarnya. Secara year to date, menurut data RTI, sejak awal 2018 kinerja saham SRTG tercatat menuai hasil positif atau naik sebesar 3,63 persen.

Namun satu semester belakangan, kinerja saham SRTG tercatat anjlok sebanyak 4,87 persen. Sepekan belakangan saham ini terkesan tidur.

SRTG tercatat merugi hingga Rp 964,34 miliar per kuartal ketiga tahun ini. Bila dibandingkan pada kuartal yang sama tahun lalu, perusahaan memperoleh laba Rp 3,31 triliun.

Advertising
Advertising

Adapun kerugian perusahaan di antaranya berasal dari investasi pada efek ekuitas senilai Rp 1,15 triliun. Padahal, di tahun sebelumnya, ada keuntungan hingga Rp 3,15 triliun.

Dari kaca mata aset Saratoga, tercatat per 30 September 2018 mencapai Rp 25,7 triliun. Sementara liabilitas mencapai Rp4,52 triliun dengan ekuitas Rp20,87 triliun.

Analis CSA Research, Reza Priyambada mengatakan pertumbuhan laba perusahaan cenderung tak konstan. Laba perusahaan dari investasi juga cenderung menurun secara umum, terutama pada kuartal I, II dan III. “Karena itu fundamental perusahaan cenderung biasa-biasa saja,” ujarnya, Kamis, 6 Desember 2018.

Reza juga menilai, kinerja saham SRTG juga tak terlalu terpengaruh terhadap rencana pencalonan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden nomor urut 02. Dia mengatakan efek penjualan saham yang dilakukan Sandiaga sebelumnya juga tak banyak memberikan efek pada pergerakan saham SRTG.

<!--more-->

"Efek kepada saham minimal, terutama di tengah berita (kondisi fundamental) internal," kata Reza. Ia juga menilai SRTG yang tidak terlalu likuid itu hanya akan bergerak jika ada momentum besar saja.

Sementara itu, analis saham dari Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, mengatakan fundamental saham SRTG masih kurang baik. Sehingga PT Saratoga harus meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan pendapatan.

Saham Saratoga di BEI, menurut Nafan, juga bukan yang ramai dicari oleh investor. "Kenaikan SRTG ketika dia (Sandiaga) menang Pilpres hanya sementara," ujar dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 5 Desember 2018.

Sebelumnya, Sandiaga mengaku telah menjual lagi sebagian saham miliknya di Saratoga. Hal tersebut dilakukan untuk membiayai kampanye. "Saya harus all out," ucap dia.

Dalam waktu dua bulan Sandiaga tercatat sudah sembilan kali menjual saham Saratoga. Sepanjang waktu itu nilai saham yang dijual mencapai lebih dari setengah triliun rupiah atau tepatnya Rp 502,95 miliar. Jumlah saham milik Sandiaga di SRTG saat ini berkurang dari sebelumnya 702,71 juta saham, menjadi 672,62 juta saham.

Penjualan saham ini, kata Sandiaga, karena hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan sumbangan dari peruhahaan-perusahaan besar untuk biaya kampanye. Namun, dirinya memastikan kampanye Prabowo Sandi akan terus berjalan.

Terkait berapa banyak biaya kampanye yang dibutuhkan per bulannya, Sandiaga enggan untuk menjawab secara detil berapa banyak yang diperlukan. Namun, semua kebutuhan pembiayaan kampanye tersebut telah dihitung oleh tim bendahara yang ada. "Satu bulan kedepan akan berdiskusi bersama tim bendahara, dan bendahara akan menyampaikan kebutuhan dana kampanye, dan itu yang akan saya penuhi," ujar Sandiaga.

Baca: Sandiaga Akui Jual Saham karena Tak Ada Perusahaan Menyumbang

Sandiaga bersama Prabowo maju dalam Pemilihan Presiden pada 2019, yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), akan bersaing pada Pilpres 2019 dengan Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

DIAS PRASONGKO | CHITRA PARAMAESTI

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

5 hari lalu

DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

6 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

6 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

6 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

8 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

9 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya