Jalur Puncak Baru Normal Akhir Desember 2018, Ini Saran Polisi

Sabtu, 1 Desember 2018 16:18 WIB

Sepeda motor dari arah Bogor melintasi jalur Puncak-Cianjur yang sedang diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasca longsor dua pekan lalu, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Sidik Permana

TEMPO.CO, Bogor -Libur panjang Natal dan Tahun Baru di depan mata, perbaikan di titik jalan raya di jalur Puncak yang retak oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diperkirakan baru rampung pada akhir Desember 2018 mendatang.

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama mengatakan, selama perbaikan, jalur Puncak akan menerapkan sistem buka-tutup lalu lintas. “Kami belum bisa memastikan hingga kapan buka-tutup terus dilakukan,” kata Hasby, Jumat, 30 November 2018.
Baca : Jalur Puncak Retak, Polisi Sebut Masih Ada Truk dan Bus Kucing-kucingan

Masalahnya, proses buka-tutup itu mengakibatkan antrean kendaraan di beberapa titik. “Antrean disebabkan volume kendaraan dari Bogor ke Cianjur dan sebaliknya selalu meningkat,” kata Hasby lagi. Polisi memprediksi antrean kendaraan akan bertambah panjang pada akhir pekan dan hari libur.

Pada Rabu lalu, 28 November 2018, sekitar pukul 17.00, tanah di kawasan Riung Gunung, Puncak, mengalami pergerakan yang menimbulkan keretakan. Meski lebar retakan hanya 30 sentimeter, polisi menutup sebagian jalan itu guna menghindari retakan semakin melebar. Apalagi, lokasi retakan merupakan tempat yang pernah mengalami longsor pada Februari lalu.

Hingga kemarin, kendaraan kecil dan sepeda motor masih bisa melintasi jalur Puncak dengan sistem buka-tutup. Sedangkan bus dan truk bisa melintas sampai ke Gunung Mas. “Jadi, masyarakat yang mau ke Taman Safari dan Cimory (dengan bus) masih bisa,” ujar Hasby.

Hasby mengimbau agar pengendara yang menuju arah Cianjur atau sebaliknya menggunakan jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan dan tidak menambah antrean kendaraan. Menurut Hasby, kendaraan menuju Ciloto, Cibodas, Cipanas, hingga Cianjur bisa menggunakan jalur alternatif Cibubur, Cileungsi, Jonggol, dan Cariu.

Kendati jaraknya lebih panjang, sekitar 86 kilometer, jalur alternatif bisa ditempuh 30 menit lebih cepat ketimbang melintasi jalur Puncak.
Simak : Ada Reuni Akbar 212 di Monas, Arena CFD Besok Dipersempit

Meski bus dan truk sudah dilarang, menurut Hasby, masih saja ada sopir yang kucing-kucingan dengan petugas. Petugas kepolisian memang terus berjaga. Tapi, kata dia, ketika petugas lengah, ada saja truk atau bus yang nekat melintas. Polisi juga sudah merekomendasikan pembuatan portal sehingga bus dan truk besar tidak bisa lewat.

“Tapi, kami hanya bisa menunggu karena kewenangan jalur Puncak ini ada di Kementerian,” kata Hasby.

Menurut Hasby, Kementian PUPR sebenarnya merekomendasikan agar jumlah kendaraan yang melintas di jalur puncak dikurangi selama masa perbaikan.

Bila kendaraan besar masih melintasi jalur Puncak, menurut Hasby, perbaikan jalan di jalur yang retak bisa semakin lama.

Sebab, kendaraan yang melintas bakal menimbulkan getaran yang mempengaruhi stabilitas tanah. “Berdasarkan penelitian tim geologi Bandung dan Kementerian PUPR, kontur tanah di Puncak sangat lembut.”

Apalagi, kata dia, kawasan Puncak masih diguyur hujan dalam beberapa hari ke depan. “Karena itu kami melarang bus dan truk melintas,” demikian Hasby.

Sebelumnya, untuk memangkas kepadatan ada juga wacana penerapan sistem ganjil genap. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, ada rencana pemerintah daerah akan membangun kantong-kantong parkir, atau park and ride di jalur Puncak.

Hal itu terkait Bupati Bogor Nurhayanti yang mendukung wacana penerapan sistem ganjil genap kendaraan bermotor (roda empat atau lebih) yang menuju kawasan Puncak.
Baca juga :
Cerita Para Penjual Bendera Kalimat Tauhid Sambut Reuni Akbar 212

Menurut Syarifah pembangunan kantong parkir bertujuan agar wisatawan yang hendak bepergian ke arah Puncak dan Kota Bogor dapat menyimpan kendaraannya di kawasan tersebut.

Lalu ketika mereka bepergian diganti dengan bus wisata yang hanya menggunakan jalur khusus yang sudah disediakan pemerintah. “Jadi dalam jangka panjang kita akan membuat itu (park and ride). Tujuannya untuk mengurai kemacetan,” kata Syarifah di Bogor, 4 Oktober 2018.

Saat ini di titik lokasi, retakan jalan atau tanah dipagari dengan papan seng pada bahu jalan untuk keselamatan pengendara atau pengguna jalan yang melintas di jalur Puncak tersebut.

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | JD

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

1 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

6 hari lalu

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

8 hari lalu

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Ajudan Iriana Jokowi, Wakil Wali Kota Bogor, dan Bintang Jin dan Jun Siap Tanding di Pilkada Bogor

8 hari lalu

Pilkada 2024: Ajudan Iriana Jokowi, Wakil Wali Kota Bogor, dan Bintang Jin dan Jun Siap Tanding di Pilkada Bogor

Pilkada 2024 untuk Wali Kota Bogor akan diramaikan ajudan iriana Jokowi, Wakil Wali Kota, dan aktor Jin dan Jun Sahrul Gunawan.

Baca Selengkapnya

Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

8 hari lalu

Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

BRIN Yan Riyanto membantah jika institusinya menutup jalan Serpong-Parung. Dia menyebut BRIN hanya mengalihkan arus jalan.

Baca Selengkapnya

Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

9 hari lalu

Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

Pengusaha di Jalan Serpong-Parung di dekat kantor BRIN mengeluh. Pasalnya, omset mereka berturun drastis sejak dibuat jalan Lingkar Baru.

Baca Selengkapnya

Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

9 hari lalu

Blokade Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Bogor dan Tangsel Bersatu Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN

Ratusan warga Bogor dan Tangsel menggelar aksi menolak rencana penutupan jalan BRIN. Dianggap bisa mematikan rezeki warga.

Baca Selengkapnya

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

10 hari lalu

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Rekreasi Hemat, Kulineran Mantap di Bogor Bersama Traveloka

10 hari lalu

Rekreasi Hemat, Kulineran Mantap di Bogor Bersama Traveloka

Tersedia promo liburan hingga Rp 2 juta khusus liburan ke Jabodetabek

Baca Selengkapnya

Satgas Sebut IKN Siap Gelar Upacara HUT Ke-79 RI, Sejauh Mana Kesiapannya?

12 hari lalu

Satgas Sebut IKN Siap Gelar Upacara HUT Ke-79 RI, Sejauh Mana Kesiapannya?

Kementerian PUPR mempercepat pembangunan Bandara Naratetama di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya