Lion Air Jatuh, KNKT Gandeng Boeing Lanjutkan Investigasi

Kamis, 29 November 2018 16:44 WIB

Keluarga korban melakukan doa bersama dan tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa, 6 November 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melanjutkan investigasi pasca-merilis laporan awal (preliminary reports) tentang jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang pada akhir bulan lalu. Tim investigasi KNKT akan berangkat ke Amerika Serikat pemeriksaan bersama National Transportation Safety Board (NTSB) dan Boeing.

Baca: Lion Air Diminta Jalankan 2 Rekomendasi KNKT, Kemenhub Akan Awasi

Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan akan ada pembahasan terhadap masalah teknis dan operasi hingga 18 Desember mendatang. "Kami akan evaluasi," kata Nurcahyo di kantor KNKT, Rabu, 28 November 2018.

Pembahasan lanjutan juga akan diikuti Biro Investigasi Keselamatan Transportasi (TSIB) Singapura dan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) yang memberikan bantuan selama proses investigasi awal. Laporan awal investigasi KNKT yang dirilis kemarin mengungkapkan setidaknya enam masalah teknis pada indikator kecepatan (airspeed) dan ketinggian (altitude) di kendali kiri pesawat. Masalah serupa ditemukan pada empat penerbangan PK-LQP sebelum musibah terjadi.

Data log pesawat mencatat adanya upaya perbaikan, termasuk penggantian sensor angle of attack (AoA) pesawat jenis Boeing 737 Max 8 tersebut di Denpasar. Namun masalah tetap timbul pada penerbangan Denpasar-Jakarta, sehari sebelum kejadian.

Advertising
Advertising

Pilot mengalami masalah dengan indikator kecepatan terbang dan juga mengalami penurunan hidung otomatis (nose down). Selain itu, digital flight data recorder (DFDR) mencatat setang kemudi pilot yang terus bergetar (stick shaker) sesaat sebelum lepas landas dan berlangsung selama penerbangan.

Masalah ini kembali muncul dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang. Pilot asal India, Bhayve Suneja, kebingungan dengan masalah yang sama karena data AoA yang salah. "Seperti pada penerbangan sebelumnya, pesawat mengalami penurunan hidung otomatis," ujar Nurcahyo.

Data DFDR yang ditemukan empat hari setelah pesawat jatuh mencatat adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat. Kapten Bhayve kemudian berusaha mengangkat moncong pesawat dengan menarik kendali di sayap utama (flap).

<!--more-->

Namun hal ini otomatis dibalas dengan gerakan menukik dari perangkat sayap di ekor (trim). "Hal ini berlanjut selama penerbangan. Hingga pada pukul 06.32 WIB, DFDR berhenti merekam data," kata Haryo Satmiko, Wakil Ketua KNKT.

Meski begitu Nurcahyo menjelaskan, data yang dikeluarkan bukan kesimpulan akhir untuk menunjukkan pihak bersalah dalam kecelakaan tersebut, melainkan sebagai rekomendasi perbaikan aspek keselamatan bagi sejumlah pihak, seperti Lion Air, Boeing, dan regulator.

Rekomendasi kepada Lion, misalnya, meminta adanya perbaikan implementasi manual dokumen penerbangan. Nurcahyo menyebutkan, dalam penerbangan dari Jakarta ke Pangkalpinang terdapat perbedaan data manifes, kru pramugari sebanyak lima orang, tapi dalam pesawat terdapat enam orang.

Boeing lewat keterangan tertulis menyatakan siap membantu KNKT dalam investigasi ini. Mereka menegaskan bahwa aspek keselamatan adalah hal terpenting. "Bagi pelanggan dan penumpang, kami jamin bahwa Pesawat 737 MAX sama amannya dengan pesawat lain yang pernah mengudara sebelumnya," tulis Boeing Company di situs resmi mereka.

Sementara itu, Asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia alias INACA menyebut perusahaan pabrikan pesawat The Boeing Company mesti ikut bertanggung jawab dalam perkara kecelakaan penerbangan Lion Air JT-610 pada 29 Oktober 2018. "Kami lihat ini ada masalah apa dengan pesawatnya, pabrikannya lebih tahu bahwa pesawat ini betul bagus atau bagaimana," ujar Sekjen INCA Tengku Burhanuddin di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis, 29 November 2018.

Burhanuddin mengibaratkan pabrik pesawat layaknya pabrik telepon genggam yang mengeluarkan ribuan ponsel. Dari ribuan ponsel itu, ujar dia, pasti lah ada satu permasalahan yang bisa terjadi. Ihwal persoalan itu, ia yakin pihak pabrikan lebih tahu. "Saya tidak mengetahui secara menyeluruh tapi pasti ada masalah dengan pesawat, itu mesti kita lihat dan kita cek," tuturnya.

Baca: KNKT: Pilot Telah Berupaya Keras Seimbangkan Ketinggian Lion Air

Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait, mengatakan seluruh rekomendasi KNKT itu selama ini telah dijalankan oleh perusahaan. "Apa pun itu kami sudah dan akan melakukan tindak lanjut, salah satunya budaya keselamatan, itu sebenarnya sudah kita lakukan terus-menerus," kata Edward di Lion Air Tower, kemarin.

CHITRA PARAMAESTI | CAESAR AKBAR

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

Grup Lion Air batalkan 27 penerbangan dari dan ke Manado imbas Bandara Sam Ratulangi masih ditutup karena erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

7 hari lalu

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

Apakah MK akan membenarkan adanya politisasi bantuan sosial (bansos) dalam putusan sidang sengketa Pilpres 2024?

Baca Selengkapnya

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

7 hari lalu

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

Pembatalan penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang yang meletus sejak 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

9 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

9 hari lalu

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.

Baca Selengkapnya

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

10 hari lalu

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

Setiap maskapai memiliki aturan berbeda tentang batas maksimum bagasi yang dapat dibawa oleh setiap penumpang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Beruntun di KM 58 Tol Cikampek, Pakar Transportasi Soroti Travel Gelap

12 hari lalu

Kecelakaan Beruntun di KM 58 Tol Cikampek, Pakar Transportasi Soroti Travel Gelap

KNKT telah mengungkapkan, mobil Gran Max penyebab kecelakaan beruntun di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 adalah travel gelap.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

14 hari lalu

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

KNKT memiliki investigator dan sekretariat untuk membantu proses investigasi kecelakaan di Indonesia, termasuk di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

KNKT Soroti 3 Isu Keselamatan di Insiden Kecelakaan Tol KM 58 Cikampek

15 hari lalu

KNKT Soroti 3 Isu Keselamatan di Insiden Kecelakaan Tol KM 58 Cikampek

KNKT menyimpulkan setidaknya ada tiga isu keselamatan yang dilanggar dalam kecelakaan di Tol KM 58 Cikampek hingga menyebabkan 12 orang meninggal.

Baca Selengkapnya