Sepekan Anies Baswedan Copot 2 Dirut BUMD, Semata Penyegaran?
Reporter
Gangsar Parikesit
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 3 November 2018 20:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merombak pucuk pejabat di PT Transprotasi Jakarta disingkat Transjakarta dan PT Bank DKI dalam sepekan terakhir. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono diganti Agung Wicaksono pada awal pekan. Serah terima di kantor Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Senin, 29 Oktober 2018.
Kemudian pada 31 Oktober 2018, giliran Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi diganti dengan Wahyu Widodo oleh Anies Baswedan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Sirkuler.
Ketua Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota Direksi BUMD Irham Dilmy mengatakan Direktur Utama Transjakarta harus bisa merangkul operator angkutan kota. Orang nomor satu di perusahaan pengelola bus Transjakarta tersebut juga harus luwes karena perlu bersinergi dengan operator angkot kawakan, seperti Mayasari Bakti dan Metro Mini.
Baca: Pesan Khusus Anies untuk Dirut Transjakarta yang Baru: Integrasi
Menurut dia, banyak operator angkot yang mengeluhkan kebijakan Budi Kaliwono. Operator angkot menilai manajemen sombong dan memaksakan model kerja sama yang tak menguntungkan. Padahal Mayasari Bakti dan Metro Mini ada lebih dulu dalam bisnis transportasi dibanding Transjakarta. Manajemen pun, kata Irham, dinilai mengecewakan operator angkot.
“Pak Gubernur mencari orang yang muda, proaktif, dan luwes,” tutur Irham kepada Koran Tempo, Senin, 29 Oktober 2018.
Budi Kaliwono, Dirut Transjakarta pilihan gubernur sebelumnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sejak 6 Januari 2016.
Budi Kaliwono mengungkap alasan yang diterimanya untuk pencopotan per Senin 29 Oktober 2018 adalah untuk penyegaran BUMD. Dia sendiri tampil santai dalam acara serah terima jabatan di Balai Kota DKI. “Saya sudah melakukan yang terbaik untuk Transjakarta,” kata Budi.
Budi Kaliwono adalah Wakil Presiden Direktur PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk, perusahaan yang dulu terkenal dengan angkutan Cipaganti, sebelum ‘dibajak’ Ahok menjadi Dirut Transjakarta. Saat itu, awal 2016, Budi menggantikan Antonius Kosasih.
Adapun Agung Wicaksono beroleh pesan khusus dari Gubernur Anies Baswedan saat serah terima. “Satu kata yang paling mengemuka pada waktu saya dipanggil menghadap beliau (Anies) adalah integrasi,” ujar Agung usai melakukan serah terima jabatan, Senin 29 Oktober 2018.
Agung berjanji akan betul-betul mempelajari dan akan menjabarkan bagaimana konsep integrasi Transjakarta yang akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Ia menjelaskan tim sudah bergerak cepat dengan mengidentifikasi integrasi kendaraan di Jakarta.
Agung mengatakan akan membagi integrasi Transjakarta menjadi tiga hal, yakni integrasi di internal Transjakarta, kedua integrasi dengan operator, dan ketiga integrasi antar moda yang berbasis jalan dan berbasis rel. “Berbasis rel berarti ada namanya MRT dan LRT nantinya,” kata Agung.
Lalu Gubernur Anies Baswedan mengganti Direktur Utama PT Bank DKI Kresno Sediarsi dengan Wahyu Widodo.
Baca: Setelah Transjakarta, Anies Baswedan Juga Copot Dirut Bank DKI
“Resktukturisasi pengurus ini pada prinsipnya adalah penyegaran untuk meningkatkan kinerja Bank DKI dalam melayani masyarakat," ujar Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) Provinsi DKI Jakarta Yurianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 31 Oktober 2018.
Yurianto mengatakan selama Kresno menjabat, Bank DKI terbilang sukses dalam meletakkan perbaikan kinerja keuangan. Seperti misalnya pertumbuhan penyaluran kredit Bank DKI sebesar Rp 30,82 triliun pada kuartal III tahun 2018 atau mengalami peningkatan sebesar 20,4 persen dibandingkan posisi September tahun 2017.
Rasio LDR atau loan to deposit ratio per september 2018 sebesar 82,66 persen, mengalami peningkatan yang signifikan dari periode yang sama tahun 2017 yang hanya sebesar 61,86 persen.
Sebelumnya, Anies Baswedan juga mencopot Direktur Utama PT Jakarta Transportasi (Transjakarta) Budi Kaliwono. Ia mengganti Budi dengan Agung Wicaksono yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT Mass Rapid Transportation (MRT).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra Mohamad Taufik menganggap pencopotan Dirut Transjakarta telat. Sebab, ia menilai terjadi penurunan kualitas beberapa tahun ini terhadap moda transportasi tersebut.
"Tiba-tiba karyawannya demo, banyak kecelakaan. Ini kan masalah manajemen," ujar Taufik di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Oktober 2018.
Sejak mendapat kabar bus Transjakarta banyak yang mengalami kecelakaan, Taufik mengaku sudah meminta kepada Gubernur Anies Baswedan segera mengganti pucuk pimpinan di perusahaan milik daerah itu.
Simak juga :
Penyelam Angkat Dua Ban dan Lihat Badan Lion Air JT 610 Ukuran Besar
Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan juga memilih Achmad Izzul Waro sebagai Direktur Pelayanan dan Pengembangan Transjakarta. Sebelumnya, dia anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan pernah tergabung dalam Dewan Pakar Bidang Transportasi Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam pemilihan kepala daerah 2017.
Izzul Waro menuturkan dia mengikuti seluruh proses seleksi. “Pemegang sahamlah yang menilai,” ujarnya.
Irham mengklaim panitia seleksi telah menghasilkan pejabat BUMD sesuai dengan kualifikasi. Kandidat yang terpilih memiliki kompetensi dan visi dalam memimpin perusahaan daerah.
Pekerjaan Rumah Direksi Baru Transjakarta
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengungkapkan dua pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi oleh direksi baru PT Transportasi Jakarta, yakni Direktur Utama Agung Wicaksono serta Direktur Pelayanan dan Pengembangan Achmad Izzul Waro.
Menurut dia, tugas itu antara lain menekan tingkat kecelakaan yang tinggi dan meningkatkan kenyamanan penumpang bus Transjakarta.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan berharap Agung Wicaksono dan Achmad Izzul Waro memahami kondisi operator. “Supaya bisa berkoordinasi dengan baik bersama Organda dalam pola kemitraan,” tuturnya kepada Tempo, Senin, 29 Oktober 2018. Berikut sejumlah pekerjaan rumah yang menunggu direksi baru:
# Tingginya tingkat kecelakaan bus Transjakarta
Sejak awal Januari hingga September 2018, sebanyak 44 kecelakaan melibatkan bus Transjakarta. Kecelakaan itu mengakibatkan 59 korban dengan 6 di antaranya meninggal dunia.
# Standar pelayanan minimal (SPM) yang belum mencapai 100 persen.
Tahun lalu, pencapaian SPM oleh Transjakarta hanya 90 persen.
Sumber: Pelbagai sumber
GANGSAR PARIKESIT | JULNIS FIRMANSYAH